Apr 15, 2020 13:48 Asia/Jakarta
  • Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa
    Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa

"Membahayakan kesehatan manusia untuk tujuan politik tidak hanya ilegal, tetapi juga brutal."

Lebih dari 550 dokter dan spesialis dari Organisasi Sistem Medis Republik Islam Iran menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB pada hari Selasa (14/04/2020), memprotes kelanjutan kebijakan sanksi AS terhadap rakyat Iran.

Dalam surat ini, para dokter dan spesialis yang menjadi anggota Organisasi Sistem Medis Iran menulis kepada "Antonio Guterres", Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, "Kerugian manusia dan ekonomi yang disebabkan oleh penyebaran penyakit Corona di Iran sebanding dengan tingkat sanksi tertinggi, sehingga membahayakan kesehatan masyarakat untuk tujuan politik tidak hanya ilegal, tetapi juga brutal."

Antonio Guterres, Sekjen PBB

Konflik Iran dengan virus Corona lebih hebat daripada di banyak negara lain, karena ekonomi Iran berjuang di kedua sisi; sanksi AS di satu sisi, dan kerusakan yang disebabkan oleh wabah virus Corona di sisi lain.

Sekalipun Iran berada dalam situasi yang sulit dan ada sanksi AS, Iran telah membuat kemajuan yang signifikan dalam melawan Coronavirus dengan mengandalkan sumber daya manusia dan ilmiah serta bantuan dari beberapa negara.

Kianoush Jahanpour, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran, pada hari Selasa mengatakan bahwa 74.877 orang di negara itu terinfeksi virus corona. Menurutnya, sejauh ini, 48.129 pasien ini telah pulih dan telah dipulangkan dari rumah sakit, namun 4.683 orang telah meninggal sejak wabah ini menyebar di Iran.

Kebungkaman dan kepasifan dalam menghadapi unilateralisme Amerika Serikat adalah langkah yang merugian semua negara di dunia.

Ketika Coronavirus menyebar ke seluruh dunia, setiap langkah yang melemahkan pertempuran global dan mencegah kemajuan dalam mengendalikannya akan mempercepat penyebaran virus.

Bersikeras melanjutkan sanksi AS, yang telah menciptakan masalah bagi Iran dalam mengakses obat-obatan dan peralatan medis yang diperlukan untuk merawat pasien dan mencegah penyebarannya adalah masalah yang perlu ditindaklanjuti secara internasional.

Dalam sebuah pernyataan, Komisi PBB untuk Pembangunan Perdamaian mendeskripsikan penyebaran "Covid-19" sebagai krisis kemanusiaan dan mencatat bahwa virus tersebut merupakan ancaman signifikan terhadap keberhasilan yang sulit dicapai dalam mengkonsolidasikan perdamaian di seluruh dunia.

Berbagai pernyataan, tweet, dan kritik serta ekspresi jijik terhadap sanksi zalim Amerika Serikat terhadap Iran menggarisbawahi kekhawatiran global ini.

Apa yang ditekankan dalam surat dari dokter Iran kepada Sekretaris Jenderal PBB adalah pengingat akan perlunya memenuhi tanggung jawab global dan menyerukan PBB untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam menghadapi sanksi yang merugikan jutaan warga Iran.

Para pejabat AS mengklaim bahwa bantuan kemanusiaan dan medis dibebaskan dari sanksi, sementara Human Rights Watch mengatakan undang-undang AS mempengaruhi akses Iran ke peralatan penting seperti ventilator, pemindaian CT dan disinfektan.

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Olivier Vandecasteele, direktur Organisasi Bantuan Khusus Internasional untuk Iran, yang kantor utamanya berada di London dan Washington mengatakan, salah satu masalah dengan bantuan internasional adalah transparansi masalah hukum terkait dengan sanksi untuk memastikan bahwa pasokan medis dan obat-obatan masuk ke Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Sebagaimana Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menulis di Twitter, "Penyakit Covid-19 adalah kesempatan bagi Amerika Serikat untuk berhenti dari kecanduan sanksi, ketimbang nama Amerika Serikat akan tetap buruk di benak rakyat Iran."

Tags