Lawatan Zarif ke Turki; Melanjutkan Perluasan Hubungan Strategis Tehran-Ankara
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif melakukan perjalanan ke Turki bersama delegasi untuk bertemu dengan para pejabat Turki guna membicarakan hubungan bilateral dan urusan internasional.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu 14/06/2020) bahwa semua aspek hubungan bilateral akan dibahas selama kunjungan, begitu juga masalah regional dan internasional.
Setelah Turki, menteri luar negeri Iran juga akan melakukan perjalanan ke Moskow untuk berdiskusi dengan menteri luar negeri Rusia tentang perkembangan terbaru di kawasan, serta pengembangan hubungan Tehran-Moskow.
Hubungan antara Tehran dan Ankara telah memasuki fase baru dalam beberapa tahun terakhir. Dalam kasus ini, diplomasi multilateral dua negara dalam pertemuan Astana dan Sochi untuk menyelesaikan krisis Suriah, langkah-langkah bersama untuk membangun gencatan senjata dan menciptakan zona de-eskalasi ketegangan di Suriah dan kerja sama dalam perang melawan terorisme adalah salah satu topik paling penting dari kerja sama dalam hubungan Iran dan Turki. Tingkat kerja sama ini telah membawa hubungan kedua negara ke ranah keterlibatan multilateral untuk memperkuat konvergensi keamanan regional.
Dari sudut pandang ini, perspektif hubungan di bidang hubungan politik dan keamanan lebih tergantung daripada perubahan pada dinamika kebijakan luar negeri kedua negara terhadap perkembangan di kawasan, terutama Suriah dan Irak utara.
Vali Golmohammadi, pakar urusan Turki mengatakan bahwa Ankara telah mengupayakan kebijakan "mengurangi hingga titik nol" masalah dengan tetangga-tetangganya selama beberapa tahun terakhir dalam hubungannya dengan negara-negara di kawasan, yang telah memperbaiki situasi regional negara itu di Asia Barat.
Kunjungan Zarif ke Turki menegaskan pandangan ini dan bisa berarti memperkuat konvergensi dalam hubungan luar negeri antara Iran dan Turki.
Iran selalu menekankan menjaga stabilitas dan integritas wilayah di Suriah, dan terus melakukannya hingga hari ini. Dengan komponen-komponen ini, pentingnya negosiasi Zarif di Ankara dan kelanjutan perjalanan ini di Moskow, harus dinilai dalam konteks mengejar perjanjian strategis dalam pertemuan trilateral Iran, Turki dan Rusia.
Hassan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran, dan Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, tahun lalu, di sela-sela putaran kelima KTT Trilateral Iran-Rusia-Turki, kerja sama trilateral dalam bentuk proses Astana dipandang sebagai langkah menuju stabilitas dan keamanan di Suriah dan kawasan.
Pola kerjasama trilateral Iran-Turki dengan Rusia dalam memastikan keamanan regional dapat berkontribusi pada pengembangan dan stabilitas kawasan melalui kerja sama tripartit dan ekonomi multilateral dengan negara-negara tetangganya.
Sekarang, dalam konteks hubungan ekonomi, ada peluang baru untuk hubungan kedua negara.
Mahmoud Vaezi, Ketua Komisi Kerjasama Ekonomi Iran-Turki, baru-baru ini mengumumkan dimulainya kembali hubungan setelah pengumuman pembukaan kembali perbatasan Bazargan dan Habur oleh Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan setelah kondisi sulit yang disebabkan oleh Corona. Mendag Turki mengkonfirmasikan peningkatan pertukaran perdagangan antara kedua belah pihak.
Mengingat tujuan dan posisi yang diungkapkan oleh para pejabat kedua negara, pembicaraan Zarif dengan para pejabat Turki selama kunjungan, di samping tujuan-tujuan politik dan strategis, juga layak secara ekonomi, mengingat kepentingan bersama dan kebutuhan untuk melawan sanksi AS.