Pertemuan Luar Biasa Forum Dunia Kebangkitan Islam
Konferensi Dewan Tinggi Forum Dunia Kebangkitan Islam ke-13 digelar di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Rabu, 16 September 2020 melalui konferensi video di pusat kantor berita Tasnim.
Pertemuan luar biasa tersebut diselenggarakan setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain secara resmi mengumumkan hubungan diplomatik dengan rezim Zionis Israel.
Sekretaris Jenderal Forum Dunia Kebangkitan Islam Ali Akbar Velayati dan para cendekiawan dari sekitar 50 negara Muslim berpartisipasi dalam konferensi video tersebut.
Menurut Velayati, pertemuan luar biasa Forum Dunia Kebangkitan Islam merupakan reaksi atas tindakan yang salah dan merugikan oleh UEA dan Bahrain yang menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Zionis.
Dia mengatakan, Forum Dunia Kebangkitan Islam merasa terpanggil untuk mengambil tindakan atas langkah UEA dan Bahrain dengan mengadakan sesi pertemuan luar biasa atas permintaan banyak individu dan pakar yang peduli.
Velayati menekankan bahwa Palestina (Masjid al-Aqsa) adalah Kiblat Pertama Umat Islam dan masalah utama dan penting dunia Islam.
Sekjen Forum Dunia Kebangkitan Islam menuturkan, prakarsa Kesepakatan Abad (The Deal of the Century) merupakan pelengkap langkah-langkah normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, dan hal ini telah menghapus topeng kemunafikan dari wajah arogan para kompromis.
Velayati menjelaskan, implementasi rencana Amerika Serikat yang disebut dengan "Timur Tengah Raya", serangan langsung ke Irak dan Afghanistan, perang dan kejahatan terhadap warga Lebanon dan Jalur Gaza yang tidak berdaya, pengalihan Kebangkitan Islam, pembentukan kelompok-kelompok teroris Takfiri, dan pembunuhan ratusan ribu orang tak berdosa di kawasan serta pembunuhan terhadap Letnatn Jenderal Qasem Soleimani adalah bagian dari rencana tersebut.
Dia menegaskan, sistem dominasi jahat di kawasan Asia Barat telah melawan nilai-nilai dan cita-cita Islam murni.
Sekjen Forum Dunia Kebangkitan Islam menambahkan, setelah mengalahkan Arab dalam perang enam hari, telah terjadi belasan negosiasi dan pertemuan antara negara-negara Arab dan rezim Zionis dengan AS, dan dalam semua negosiasi itu, tidak ada pencapaian bagi Palestina, ditambah lagi hal itu menyebabkan Israel semakin berani.
"Normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dan rezim Zionis, rencana bersama AS dan Israel adalah untuk menghancurkan perjuangan Palestina guna mendominasi kekayaan dan sumber daya penting negara-negara Arab," ujarnya.
Velayati lebih lanjut menyinggung situasi kritis dan konspirasi terbuka dan terselubung dari musuh, seperti penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Majalah Satir Prancis, Charlie Hebdo.
Di bagian lain pernyataanya, Velayati menekankan pentingnya peran berpengaruh para cendekiawan, ulama dan pemikir yang tak tergantikan dalam membimbing dan mencerahkan opini publik tentang Islam dan umat manusia. (RA)