Parlemen Iran: Kami Menolak Retorika Memecah Belah Erdogan
-
Parlemen Iran
Anggota parlemen Republik Islam Iran seraya menekankan bahwa mereka mengharapkan niat baik bertetangga dan upaya persatuan dunia Islam serta menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dari presiden Turki, menyatakan, penggunaan retorika yang memecah belah sangat mencengangkan dan tidak dapat diterima.
Presiden Erdogan pada upacara perayaan kemenangan perang Karabakh di Baku, Azerbaijan, hari Kamis (10/12/2020) mengutip sebuah bait puisi tentang Sungai Aras yang bermakna merongrong kedaulatan Republik Islam Iran.
Anggota parlemen Iran Ahad (13/12/2020) di statemennya seraya mengecam statemen memecah belah presiden Turki mengingatkan, seluruh Muslim satu umat dan pemerintah Republik Islam Iran berkewajiban menetapkan kebijakan universalnya berdasarkan koalisi dan persatuan bangsa Muslim serta berusaha merealisasikan persatuan politik, ekonomi dan budaya dunia Islam.

Anggota parlemen Iran di statemennya menekankan kedaulatan wilayah, laut dan udara Iran serta nilai-nilai Revolusi Islam.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam pembicaraan telepon dengan mitranya dari Iran Mohammad Javad Zarif pada Sabtu (12/12/2020) malam, menggarisbawahi hubungan yang erat dan bersahabat antara Tehran dan Ankara.
Cavusoglu mengatakan bahwa Turki mengadopsi kebijakan yang ramah dengan para tetangganya.
Menlu Turki meyakinkan mitranya bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan menghormati penuh kedaulatan nasional dan integritas teritorial Iran serta tidak menyadari bahwa puisi yang dibacanya sangat sensitif.
“Presiden Erdogan menganggap puisi itu hanya berhubungan dengan Lachin dan Nagorno-Karabakh. Oleh karena itu ia membacanya pada upacara di Baku,” sambungnya.
Sebelumnya Deplu Iran seraya memanggil dubes Turki di Tehran dan menyampaikan protes keras Republik Islam atas statemen Erdogan, meminta jawaban segera pemerintah Ankara terkait kasus ini. (MF)