Lawatan Menlu Rusia ke Tehran, Keinginan Bersama Memperluas Hubungan Strategis
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Tehran pada hari Selasa (13/04/2021) untuk membahas masalah-masalah penting.
Menteri Luar Negeri Iran dan Rusia juga menandatangani kesepakatan tentang pembentukan dan kerangka aktivitas pusat budaya antara Republik Islam Iran dan Rusia.
Kunjungan Menlu Rusia ke Tehran sangat penting dalam berbagai bidang.
Duta Besar Iran untuk Rusia, Kazem Jalali tentang urgensi lawatan ini mencatat bahwa "pesan yang sangat baik telah dipertukarkan di tingkat para pemimpin kedua negara". Ia meyakini, kunjungan Lavrov pada saat Pemimpin Besar Revolusi Islam menulis surat penting kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan tanggapan yang diberikan Putin terhadap surat Rahbar, di mana surat-surat ini berisi poin-poin kerja sama yang sangat baik, bisa menjadi semacam awal penerapan keinginan Rahbar dan Putin.
Baca juga: Rouhani Tekankan Perluasan Hubungan Ekonomi Iran dan Rusia
Hubungan Iran-Rusia dianggap sebagai hubungan strategis karena kapasitasnya yang signifikan dalam dimensi ekonomi dan geo-strategis. Kedua negara juga memainkan peran yang efektif dalam memastikan keamanan dan memperkuat konvergensi pertahanan dalam menghadapi ancaman bersama. Selain itu, berbagai potensi yang ada di Laut Kaspia, kawasan Eurasia dan koridor Internasional Utara-Selatan, telah menggandakan pentingnya hubungan Iran-Rusia.
Dengan mencermati berbagai variabel ini, dalam perspektif hubungan Iran-Rusia, ada tiga isu sentral dan strategis.
Masalah pertama, terbentuknya landasan hubungan jangka panjang dalam bentuk blok politik-ekonomi dan keamanan yang kuat. Tingkat hubungan yang sama ini juga telah terjalin dengan Cina.
Masalah kedua adalah penguatan kebijakan multilateralisme.
Ancaman dan tantangan bersama dari Iran dan Rusia di arena regional dan internasional telah menggandakan kebutuhan akan konvergensi untuk menyelesaikan masalah dan menghadapi kebijakan sepihak Washington.
"Iran dan Rusia berada di bawah sanksi terberat AS karena mereka tidak ingin menyerah pada kebijakan imperialis Washington," kata Vladimir Yevseyev, direktur eksekutif Eurasian Convergence Institute.
Analis senior Rusia ini percaya bahwa bagi Tehran dan Moskow, ini berarti takdir dan kepentingan bersama di arena internasional, serta peluang terbesar untuk menandatangani perjanjian yang menjamin persatuan kedua negara.
Masalah ketiga, sifat strategis hubungan Iran-Rusia pada isu-isu regional yang penting, seperti perang melawan terorisme, membantu menyelesaikan krisis dan konflik regional, termasuk di Suriah, Yaman dan Afghanistan.
Selain topik yang disebutkan, urgensi kunjungan Lavrov ke Tehran harus segera dianalisis dan dievaluasi dalam topik JCPOA.
Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) adalah perjanjian multilateral yang disetujui oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Nasib JCPOA kini menjadi soal gengsi internasional. Pelanggaran perjanjian ini oleh Amerika Serikat telah menyebabkan kerusakan politik yang parah di tingkat internasional terhadap kredibilitas penandatangan JCPOA lainnya, yaitu Rusia, Cina dan tiga negara Eropa yang menjadi anggota JCPOA.
Baca juga: Soal Insiden di Natanz, Iran akan Menuntut Balas Israel
Menjelang kunjungannya ke Tehran, Lavrov mengatakan, "Rusia telah sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada alternatif yang masuk akal untuk Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA)."
Dalam keadaan seperti itu, kunjungan Menlu Rusia ke Tehran harus dipertimbangkan untuk mengevaluasi pertemuan dengan tujuan penting dan strategis, mengingat serangkaian masalah di tingkat bilateral dan multilateral dan dalam konteks perkembangan terkini di kawasan, serta keadaan khusus yang diciptakan oleh wabah global virus Corona yang mematikan.