Iran Minta OPCW Atasi Kesulitan Korban Senjata Kimia
Deputi menteri luar negeri Iran untuk urusan internasional dan hukum, meminta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengatasi kesulitan para korban luka kimia di Iran dalam memperoleh obat-obatan dan peralatan medis.
Hal itu disampaikan Mohsen Baharvand dalam pertemuan dengan Dirjen OPCW, Fernando Arias di Den Haag, Belanda, Selasa (20/3/2021) seperti dikutip laman Farsnews.
Baharvand mengatakan Iran adalah korban terbesar senjata kimia dalam sejarah kontemporer.
"Pengalaman pahit penggunaan senjata kimia oleh rezim Saddam terhadap militer Iran dan juga warga sipil Iran dan bahkan warga Irak sendiri sudah berlalu lebih dari tiga dekade, tetapi para korban luka kimia tidak dibiarkan untuk melupakan kenangan tragis itu, karena mereka tidak punya akses penuh ke obat-obatan dan peralatan medis akibat sanksi sepihak Amerika Serikat," ungkapnya.
"Iran mengutuk penggunaan senjata kimia di mana pun di dunia dan dalam kondisi apapun. Kami mematuhi dan menghormati tujuan Konvensi Senjata Kimia," tegas Baharvand.
Menurutnya, dunia yang bebas dari senjata kimia tidak mungkin terwujud tanpa penghancuran total persediaan senjata kimia.
Baharvand mengungkapkan harapan bahwa AS – sebagai satu-satunya negara yang secara resmi memiliki senjata kimia – akan memenuhi komitmennya dan memusnahkan senjata kimianya secepat mungkin di bawah pengawasan penuh OPCW.
Dia juga meminta OPCW untuk menjaga profesionalitasnya dan memperingatkan bahwa beberapa negara ingin memanfaatkan organisasi ini untuk kepentingan politik. (RM)