Warga Iran Demonstrasi Dukung Palestina (2)
(last modified Thu, 20 May 2021 11:58:26 GMT )
May 20, 2021 18:58 Asia/Jakarta
  • Unjuk rasa mendukung Palestina di Bundaran Imam Husein as, Tehran, Rabu (19/5/2021) sore.
    Unjuk rasa mendukung Palestina di Bundaran Imam Husein as, Tehran, Rabu (19/5/2021) sore.

Ribuan warga Tehran, ibu kota Republik Islam Iran menggelar unjuk rasa mendukung rakyat Palestina di Bundaran Imam Husein as, Rabu (19/5/2021) sore.

Dalam aksinya, para demonstran membawa plakat dan poster serta bendera Palestina. Mereka mengecam keras serangan militer rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza dan kejahatan perang rezim penjajah al-Quds ini di Palestina.

Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami menyampaikan orasi di tengah massa yang berkumpul di Bundaran Imam Husein as di kota Tehran.  

"Saya sampaikan salam dan memohon rahmat Ilahi kepada para syuhada Pertahanan Suci, syuhada perlawanan Palestina dan secara khusus tokoh utama perlawanan Syahid Qassem Soleimani, serta semua orang-orang tertindas, tetapi tetap tangguh dan berani, Palestina," ujarnya.

Dia menambahkan, di Iran dari Bundaran Imam Husein, dari jantung Iran, saya sampaikan kepada kalian rakyat Palestina bahwa hati kami ada bersama kalian dan hari ini kita semua adalah Palestina. Kami mengangkat tangan kami untuk kemenangan kalian.

"Kami bersama kalian ketika rudal-rudal Qassem menghantam jantung rezim Zionis, dan ini adalah janji yang abadi," kata Salami.

Rezim Zionis, lanjutnya, menganggap dirinya telah aman dari ancaman dan menjadi kebal, sebagai hasilnya Palestina sudah tidak dianggap lagi dan mengira dapat menjadikan Palestina sebagai basis rezim Zionis.

Mereka melakukan campur tangan di negara-negara selama dua tahun dan menciptakan masalah bagi industri nuklir kita. Mereka berpikir sistem keamanan nasional rezim Zionis tidak akan bobol, tetapi tiba-tiba situasi berubah, kapal-kapal mereka diserang, peristiwa ini terjadi tiga bulan lalu," jelasnya.

Komandan IRGC Iran menambahkan, setelah terjadi sabotase di (reaktor nuklir) Natanz, pabrik rudal mereka hancur dan kilang minyak Haifa meledak, dan kompleks pertahanan terbesar yang disebut Rafael terbakar, dan keamanan rezim Zionis mengalami kegagalan tanpa akhir.

"Ribuan roket diluncurkan ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam 60 tahun. Lebih dari dua pertiga kota-kota Israel diserang oleh roket Palestina dari Gaza dan tidak ada tempat yang aman bagi orang-orang Zionis. Semua sistem pertahanan anti-rudal Israel gagal mencegat ribuan roket Palestina," pungkasnya.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan bahwa jumlah warga Gaza yang gugur syahid dalam serangan Israel telah mencapai 227 orang.

"Dalam 10 hari terakhir sejak dimulainya serangan rezim Zionis, 227 warga Gaza telah gugur, termasuk 64 anak-anak, 38 wanita dan 17 orang lanjut usia," kata juru bicara Kemenkes Palestina di Gaza, Dokter Ashraf al-Qidra, Rabu (19/5/2021) malam.

"Selama periode itu, 1.630 warga Palestina terluka, termasuk 470 anak-anak dan 310 wanita," tambahnya seperti dilaporkan kantor berita Ma'an Palestina.

Dia menyatakan keprihatinan yang serius atas nasib 50.000 warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal mereka.

"Kondisi kesehatan dan kehidupan di 52 pusat penunjang, tidak layak dan hal ini dapat memicu dimulainya gelombang ketiga Corona di Gaza serta penyebaran penyakit infeksi dan kulit, yang akan menyulitkan tenaga kesehatan," jelas Dokter al-Qidra.

Dia meminta bantuan segera senilai 46 juta dolar untuk membantu sektor medis Gaza, dan menurutnya, bantuan tersebut diperlukan sekarang untuk menyediakan obat-obatan dan peralatan medis di Jalur Gaza.

Sementara itu, pejabat senior Kemenkes Palestina di Gaza, Yousef Abu al-Rish mengatakan rezim Zionis telah menghancurkan satu-satunya laboratorium untuk pengujian Covid-19 di wilayah tersebut.

"Serangan Israel di kementerian kesehatan dan klinik Remal Gaza menyebabkan beberapa staf yang bekerja di laboratorium tes Covid-19, terluka," tambahnya.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Selasa (18/5/2021) menyatakan lebih dari 52.000 orang mengungsi akibat pengeboman rumah-rumah warga Palestina di Gaza.

"Warga Palestina yang terlantar saat ini mencari perlindungan di 50 sekolah milik UNRWA di Gaza dan menghadapi banyak kendala, termasuk kekurangan obat-obatan dan makanan," kata OCHA dalam pernyataannya.

Menurut laporan PBB, lebih dari 100 apartemen hancur total, sedikitnya 300 unit rumah rusak parah, dan sekitar 50 fasilitas pendidikan, termasuk sekolah, taman kanak-kanak dan gedung Kementerian Pendidikan Jalur Gaza, rusak akibat serangan rezim Zionis di wilayah tersebut.

Rezim Zionis bahkan tidak peduli dengan pusat-pusat medis, dan sejauh ini telah menghancurkan enam rumah sakit, dua klinik dan satu fasilitas milik Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza.

PBB mengatakan operasional listrik di Gaza telah berkurang dari delapan jam per hari menjadi kurang dari enam jam. Kondisi ini telah mengganggu sistem perawatan kesehatan, pasokan air bersih dan fasilitas vital lain yang bergantung pada listrik. (RA)