PM Malaysia Terapkan Kebijakan Kontrol Mata Uang Ringgit
Anjloknya nilai tukar ringgit terhadap dolar AS membuat Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad ingin kembali menerapkan kebijakan kontrol nilai tukar
CNBC mengutip data Refinitiv melaporkan, ringgit telah melemah sejak Januari 1998 yakni di angka MYR4,79/US$.
Tahun ini ringgit telah terdepresiasi sekitar 8% terhadap dolar AS. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (3/11/2023), ringgit Malaysia ditutup di posisi MYR 4,726/US$1 atau menguat 0,76%. ringgit.
Ringgit pun telah jatuh 1,46% pada Oktober 2023, ambruk 1,22% pada September, dan rontok 2,88% pada Agustus. Sepanjang tahun ini, ringgit jatuh 7,41% atau lebih dalam dibandingkan 2022 yang tercatat 5,67%. Pelemahan ringgit jauh lebih buruk dibandingkan rupiah (-1,05%) ataupun Baht (-2,37%).\
Kondisi ini membuat Bank Negara Malaysia (BNM) telah mempertahankan suku bunga utama sebesar 3% sejak Juli 2023, menempatkan indeks tersebut pada rekor diskon hingga batas atas acuan bank sentral AS (The Fed). Pada saat yang sama, pertumbuhan yang melambat di China, mitra dagang terbesar Malaysia, telah membebani ekspor negara tersebut.
Anjloknya ringgit menyebabkan aset-aset di Malaysia menderita tahun ini karena melonjaknya suku bunga AS yang menyedot dana kembali ke negara AS yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour pekan lalu memastikan komitmennya untuk menjaga arah pergerakan nilai tukar ringgit secara tertib.(PH)