Jun 25, 2023 21:04 Asia/Jakarta
  • Yair Lapid
    Yair Lapid

Pemimpin oposisi rezim Zionis Israel memperingatkan keruntuhan rezim ini menyusul kebijakan kabinet dan rencana kontroversial reformasi yudisial.

Selama beberapa pekan lalu, puluhan kota mulai dari utara hingga selatan Palestina pendudukan, termasuk Tel Aviv, Haifa, Quds pendudukan, Bersyeba, Rishon LeZion, dan Herzliyya menjadi ajang aksi demo menentang kabinet Netanyahu dan rencana reformasi yudisial.

Menurut laporan Kantor Berita Sama, Yair Lapid, mantan perdana menteri dan pemimpin oposisi hari Ahad (25/6/2023) mengatakan, kondisi ekonomi semakin memburuk, biaya hidup meningkat, keamanan terpengaruh, negara-negara dunia akan berpaling dari kita dan Israel akan runtuh.

" Jika Kabinet ingin mengambil kendali Komite Pengangkatan Yudisial, atau merongrong independensi Mahkamah Agung, kami akan segera meninggalkan negosiasi reformasi yudisial," papar Lapid.

Mantan perdana menteri Israel ini menekankan, Netanyahu harus menghentikan proses reformasi yudisial untuk mencegah keruntuhan internal.

Pada awal protes yang meluas terhadap RUU reformasi peradilan, kabinet Netanyahu terpaksa menarik dan menangguhkan proses persetujuannya dan berdialog dengan koalisi oposisi dengan mediasi presiden rezim Zionis, namun sampai saat ini membuahkan hasil.

Meningkatnya ketegangan baru-baru ini antara koalisi yang berkuasa dan koalisi oposisi menyebabkan Lapid, pemimpin partai Yesh Atid, dan Benny Gantz, pemimpin partai Kahol Lavan yang berada dalam koalisi oposisi Netanyahu, baru-baru ini menunda negosiasi.

Pembentukan kabinet sayap kanan Netanyahu telah mengintensifkan keretakan di dalam Zionis dan para pemimpin politik dan militer mereka di wilayah pendudukan; Sehingga banyak pakar dan pejabat zionis telah memperingatkan tentang terjadinya perang saudara dan keruntuhan internal rezim zionis. (MF)

 

Tags