Nov 06, 2023 19:52 Asia/Jakarta

Militer rezim Zionis Israel menggunakan beragam senjata, rudal dan bom untuk menyerang Jalur Gaza, bahkan mereka menggunakan bom fosfor putih.

Anak-anak dan perempuan menjadi korban utama serangan brutal rezim Zionis sejak tanggal 7 Oktober 2023.

Seorang gadis kecil menderita luka bakar di sekujur tubuhnya akibat pemboman Israel di Gaza pada hari Minggu (5/11/2023).

"Saya merasa kedinginan, saya ingin ibu saya, saya ingin ayah saya", kata seorang gadis kecil yang terluka parah akibat serangan udara Israel.

Di sisi lain, gadis kecil, Rawan mengucapkan selamat tinggal kepada ibu, ayah, dan adik laki-lakinya Hamzah, yang gugur dalam serangan uadra rezim Zionis di utara Gaza.

Gadis-gadis kecil lainnya juga tampak tergeletak di lantai rumah sakit. Mereka terluka parah akibat serangan jet tempur Israel.

Di sisi lain di Gaza, pesawat tempur Israel mengebom kawasan tempat ratusan warga berkumpul untuk mendapatkan air minum di kamp pengungsi al-Shati, sebelah utara kota Gaza.

Israel juga memadamkan aliran listrik, memutus jaringan internet dan telekomunikasi. Dalam keadaan gelap seperti itu, jet tempur Israel melakukan pemboman.

Menurut Organisasi dan lembaga yang berafiliasi dengan PBB, 67% korban serangan udara militer rezim Zionis di Gaza sejak 7 Oktober 2023 adalah perempuan dan anak-anak.

Lembaga-lembaga yang menyebutkan hal itu antara lain; Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB (UNFPA), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam pernyataan bersama lembaga afiliasi PBB ini disebutkan bahwa nyawa bayi- bayi menjadi taruhannya dan jika rumah sakit kehabisan bahan bakar maka nyawa sekitar 130 bayi prematur yang membutuhkan perawatan dan perawatan khusus akan terancam. Menurut perkiraan lembaga-lembaga tersebut, terdapat 50.000 perempuan hamil di Gaza, dan lebih dari 180 di antaranya melahirkan setiap hari.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa jumlah syuhada Palestina sejak serangan udara militer Israel ke Gaza telah meningkat menjadi 9.227 orang.

Dari jumlah korban jiwa tersebut, 3.826 adalah anak-anak dan 2.405 adalah perempuan. Jumlah warga Palestina yang terluka juga meningkat menjadi 23.516 orang dalam kurun waktu tersebut.

Rezim Zionis melancarkan perang habis-habisan terhadap Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023 yang bertujuan untuk membebaskan para tahanan dan melenyapkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, namun sejauh ini, alih-alih mereka mencapai tujuannya, jumlah korban tewas di kalangan pasukan Zionis justru meningkat setelah mengirimkan tank-tanknya ke Gaza.

Hanya dalam satu serangan balik dari Batalion al-Qassam, sayap militer Hamas, 6 tank, dua kendaraan pengangkut personel dan satu buldoser tentara Israel dihancurkan.

Saraya al-Quds, cabang militer gerakan Jihad Islam Palestina, juga mengumumkan bahwa tentara Israel menderita kerugian besar, namun tidak mengumumkan jumlah sebenarnya korban jiwa.

Menurut data terbaru, juru bicara unit militer Zionis Daniel Hagari mengumumkan, jumlah korban dalam pertempuran dengan Gaza sebanyak 339 orang. Menurutnya, Hamas juga memiliki 241 tawanan.

Menurut Radio rezim Zionis, sejak awal Operasi Badai al-Aqsa, 1.538 Zionis, termasuk 388 personel militer, tewas dan sekitar 5.000 lainnya terluka. (RA)

Tags