Des 23, 2023 20:52 Asia/Jakarta

Militer rezim Zionis Israel telah menjatuhkan beragam jenis bom berdaya ledak tinggi yang menghancurkan perumahan dan gedung-gedung fasilitas publik di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023.

Pasukan rezim ilegal tersebut juga sering menggunakan senjata terlarang, termasuk bom fosfor putih, dan beragam jenis senjata berbahaya lainnya.  

Anak-anak Palestina yang menderita luka bakar serius dan gugur syahid akibat bom-bom dan rudal Israel, terutama di kota Rafah dan Jabalia tidak sedikit.

Di sisi lain, sejumlah warga Palestina terluka dan gugur, termasuk anak-anak akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi al-Bureij, Gaza tengah, hari Sabtu (23/12/2023).

Fatimah Matar, 5 tahun, adalah satu-satunya yang selamat dari keluarganya bersama saudara laki-lakinya.

Dia kehilangan orang tua dan anggota keluarganya setelah rumah bibinya dibom Israel saat mereka mengungsi. Fatimah berada di bawah perawatan Palang Merah Internasional.

Seorang anak korban serangan Israel mengatakan, "Ibu dan bibiku syahid, Alhamdulillah aku dan ayahku baik-baik saja, aku tidak tahu apa yang terjadi, aku sedang tidur lalu aku menemukan diriku di dalam ambulans.

Seorang ibu juga menangis, bersedih dan menjerit kehilangan bayinya yang gugur akibat serangan udara rezim Zionis.  

Razan Al-Rifi, 3 tahun, terluka terkena pecahan peluru di bagian perut saat bermain di dalam rumahnya. Dia dirawat di rumah sakit Nasser.

Menurut kantor informasi Otoritas Palestina di Gaza, jumlah syuhada di Gaza telah melampui 20.000 orang sejak dimulainya serangan militer Israel pada 7 Oktober 2023.​

Dari jumlah tersebut, 8.000 di antaranya adalah anak-anak dan 6.200 orang perempuan. Sejauh ini, lebih dari 52.600 orang terluka. (RA)

 

Tags