Apa Ciri-Ciri Orang yang Bertaubat?
(last modified Wed, 26 Mar 2025 08:37:46 GMT )
Mar 26, 2025 15:37 Asia/Jakarta
  • Apa Ciri-Ciri Orang yang Bertaubat?

Taubat dalam Islam merupakan cara untuk membersihkan diri dari dosa, mengubah arah hidup, dan memperkuat hubungan seseorang dengan Tuhan.

Melaksanakan pertaubatan dengan benar dan tepat waktu akan membawa kepada pertumbuhan pribadi dan kedekatan dengan Tuhan serta rahmat-Nya.

Taubat dalam hukum Islam, sebagai salah satu prinsip utama pendidikan moral dan spiritual, merupakan sarana untuk kembali ke jalan ilahi dan mencari keridhaan Tuhan.

Ciri-ciri taubat dijelaskan secara rinci dalam riwayat-riwayat Nabi dan keluarganya serta dalam ayat-ayat Al-Quran.

Artikel dari Pars Tod kali ini membahas beberapa karakteristik dasar pertobatan, dengan mengutip ayat dan hadits:

Niat murni dan penyesalan yang tulus

Pertaubatan harus datang dari hati dan dilakukan dengan ketulusan penuh. Penyesalan yang mendalam atas dosa adalah langkah pertama di jalan pertaubatan. Imam Ali berkata:

لتوبة ندم بالقلب و استغفار باللسان و ترک بالجوارح وَ اِضمارٌ أنْ لایَعُودَ.»

Taubat itu meliputi: penyesala, di dalam hati, memohon ampun dengan lisan, meninggalkan dosa dalam perbuatan, dan bertekad tidak akan mengulanginya. [Ghurar al-Hikam: 2072].

Hadits ini menunjukkan bahwa taubat merupakan proses multidimensi yang meliputi rasa sesal, ungkapan permohonan ampun dengan lisan, dan meninggalkan dosa dalam tindakan.

Keputusan untuk tidak kembali berbuat dosa.

Penerimaan dan perbaikan dosa masa lalu menjadi lengkap apabila seseorang telah mengambil keputusan teguh untuk meninggalkan dosanya.

Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits, 

التائب من الذنب کمن لا ذنب له

Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak melakukan dosa apa pun. [Kanzul Ummal: 10174].

Hal ini menunjukkan pentingnya kemauan seseorang untuk bertaubat dari dosa masa lalu dan tidak kembali melakukannya.

Memenuhi hak-hak masyarakat

Jika suatu dosa melibatkan hak orang lain, maka pemulihan hak dianggap sebagai salah satu syarat utama pertaubatan. Imam Shadiq

mengatakan:

ما عُبِدَ اللهُ بِشیءٍ اَفضلَ مِن اداءِ حَقِّ المُؤمِنِ

Tidak ada ibadah kepada Allah yang lebih utama daripada menunaikan hak-hak seorang mukmin. [Bihar, jilid. 74, hal. 242].

Hak sesama manusia memiliki tempat yang tinggi dalam Islam, dan tanpa menunaikannya, pertobatan tidak akan lengkap.

Meminta ampunan dari Tuhan

Meminta ampunan dan memohon ampunan kepada Tuhan, disertai kerendahan hati dan ketulusan, merupakan bagian lain dari pertobatan.

Allah berfirman dalam ayat 8 Surat At-Tahrim, 

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). 

 Ayat ini dengan jelas menyerukan kepada orang-orang beriman agar kembali kepada Allah dengan penuh keikhlasan.

Tindakan yang benar dan menebus kesalahan di masa lalu

Melakukan perbuatan baik dan menebus kesalahan di masa lalu merupakan ciri lain dari pertobatan. Al-Quran dalam ayat 70 Surat Al-Furqan berfirman:

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِکَ یُبَدِّلُ اللَّهُ سَیِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَکَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِیمًا

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Segera bertobat dan jangan ditunda

Menunda taubat tidak hanya akan menambah dosa, tetapi juga mengurangi kemungkinan taubat sejati. Imam Jawad berkata, 

تَأْخِیرُ التَّوْبَهِ اغْتِرَارٌ وَ طُولُ التَّسْوِیفِ حَیْرَه

Menunda taubat adalah bentuk kesombongan dan kebodohan, sedangkan memperpanjang taubat adalah bentuk kebingungan dan kekalutan.[Tuhaful Uqul,hal. 456].

Hadits ini menegaskan pentingnya memanfaatkan kesempatan untuk segera bertaubat.

Dampak dan berkah Pertaubatan

Selain membersihkan dosa-dosa masa lalu, pertobatan mendatangkan kedamaian hati dan pertumbuhan rohani bagi individu.

Allah telah berjanji dalam Al-Qur'an bahwa Dia akan menerima orang-orang yang bertaubat dan memasukkan mereka dalam rahmat-Nya.

Dalam Surat Az-Zumar ayat 53 disebutkan, 

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Janji ilahi ini menciptakan harapan dalam hati orang-orang untuk kembali kepada Tuhan.(PH)