Pangkalan militer Amerika Serikat, di ladang minyak Al Omar, Suriah, diserang drone, tidak lama setelah serangan AS, ke Baghdad, yang menyebabkan salah satu komandan Kataib Hizbullah Irak, gugur.
Gerakan perlawanan Islam Lebanon, mengumumkan telah menembak pusat konsentrasi pasukan Rezim Zionis, di barak Ramim, dengan rudal.
Kelompok perlawanan Irak, dalam kelanjutannya mendukung rakyat Gaza, kembali melancarkan serangan ke pelabuhan Eilat, di Wilayah pendudukan.
Rudal Cina, Dong Feng, DF-26, dijuluki sebagai pembunuh kapal induk Amerika Serikat, dan hal ini membuat Angkatan Laut AS, sangat khawatir.
Amerika Serikat, yang selama bertahun-tahun menjadikan kawasan Asia Barat tidak aman dan tidak stabil dengan kehadiran militernya di sana sesuai dengan kepentingannya dan sekutunya, dari waktu ke waktu menebar perang di kawasan sensitif ini dengan tindakan agresif.
Yahya Rasool, juru bicara militer Irak Sabtu (3/2/2024) seraya membenarkan adanya serangan Amerika ke barat negaranya, mengatakan, serangan ini melanggar kedaulatan dan melemahkan upaya pemerintah Baghdad untuk menerapkan stabilitas nasional.
Hizbullah Lebanon mengumumkan penargetan pangkalan militer rezim Zionis di utara wilayah pendudukan.
Tiga hari telah berlalu sejak serangan pesawat tak berawak di pangkalan Amerika yang dikenal sebagai Menara 22 dekat perbatasan Yordania dan Suriah, yang menewaskan 3 tentara dan melukai 34 tentara Amerika, para pejabat pemerintahan Biden berbicara tentang keengganan mereka untuk terlibat dalam konflik dan perang dengan Iran.
Gerakan perlawanan Islam Lebanon, mengabarkan serangan terhadap dua markas militer Israel, di Wilayah pendudukan dengan rudal Falaq-1 dan Burkan.
Media Israel melaporkan bahwa Hizbullah Lebanon menembakkan peluru kendali baru ke arah posisi tentara rezim Zionis di utara wilayah pendudukan.