Arab Saudi Tempat Penyiksaan Pemrotes Pemerintah dan Aktivis HAM
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i102392-arab_saudi_tempat_penyiksaan_pemrotes_pemerintah_dan_aktivis_ham
Dalam laporan terbarunya tentang situasi hak asasi manusia di Arab Saudi, Amnesty International menegaskan kembali catatan Al Saud tentang hak asasi manusia dan menyatakan bahwa Arab Saudi telah meningkatkan penganiayaan terhadap aktivis hak asasi manusia dan pemrotes di negara itu, dan telah meningkatkan jumlah eksekusi hukuman mati selama enam bulan terakhir.
(last modified 2025-10-20T09:29:35+00:00 )
Aug 05, 2021 08:02 Asia/Jakarta

Dalam laporan terbarunya tentang situasi hak asasi manusia di Arab Saudi, Amnesty International menegaskan kembali catatan Al Saud tentang hak asasi manusia dan menyatakan bahwa Arab Saudi telah meningkatkan penganiayaan terhadap aktivis hak asasi manusia dan pemrotes di negara itu, dan telah meningkatkan jumlah eksekusi hukuman mati selama enam bulan terakhir.

Wakil Direktur untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty International Lynn Maalouf mengatakan bahwa Arab Saudi telah mengejar para pemrotes sejak akhir KTT G20 karena mengkritik pemerintah dan mengekspresikan pandangan mereka secara bebas, serta mengeksekusi 9 orang pada Desember 2020.

Bendera Arab Saudi di penjara negara ini

Menurut laporan itu, setidaknya 40 orang dieksekusi di negara itu antara Januari dan Juli 2021. Organisasi itu menekankan bahwa bahkan mereka yang sebelumnya dipenjara dan dibebaskan dari penjara sekarang ditahan dan tidak diizinkan bepergian ke luar negeri.

Sejak 21 Juni 2017, ketika Mohammed bin Salman dinobatkan sebagai Putra Mahkota Arab Saudi yang baru, negara itu telah menyaksikan gelombang besar eksekusi dan penahanan massal.

Apa yang luar biasa dan mengejutkan dari tindakan kekerasan dan tidak manusiawi Arab Saudi ini bukanlah sikap para penguasa Arab Saudi, yang merupakan temperamen lama mereka, tetapi kebungkaman yang memalukan dari lembaga-lembaga internasional dan negara-negara Barat yang mengklaim pembela hak asasi manusia.

Dalam hal ini juga, organisasi hak-hak perempuan telah mengambil sikap diam yang memalukan dan menyedihkan dalam menghadapi kekerasan tampak mata dan situasi penindasan terhadap perempuan di negeri ini.

Wakil Direktur untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty International Lynn Maalouf mengatakan bahwa Arab Saudi telah mengejar para pembangkang sejak akhir KTT G20 karena mengkritik pemerintah dan mengekspresikan pandangan mereka secara bebas, serta mengeksekusi 9 orang pada Desember 2020.

Menurut laporan Amnesty International, setelah berakhirnya pertemuan KTT G20 pada 20 November 2020, bahkan pembela hak asasi perempuan seperti Loujain al-Hathloul, Nassima al-Sadah dan Samar Badawi setelah pembebasan mereka dari penjara pada tahun 2021, mereka sekarang menghadapi berbagai kondisi pembatasan, yang merupakan pelanggaran nyata terhadap kebebasan berekspresi.

Organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional dan Barat tetap diam dalam menghadapi situasi seperti di Arab Saudi. Padahal, mereka akan membela para pelaku kerusuhan di beberapa negara lain ketika terjadi penangkapan dan justru menyerang negara tersebut dengan hebat dengan pertunjukan membela hak asasi manusia.

Sementara menurut laporan baru-baru ini oleh Amnesty International, setidaknya 39 orang saat ini ditahan di balik jeruji besi karena aktivitas hak asasi manusia mereka atau mengekspresikan penentangan mereka di Arab Saudi.

Dengan demikian, timbul pertanyaan, berapa lama lembaga internasional dan pemerintah Barat menutup mata terhadap tindakan tidak manusiawi dari beberapa rezim penguasa. Rezim yang hanya melihat jurnalis sebagai pembangkang belaka terhadap kekuasaannya dan menindak mereka dengan brutal.

Sementara mereka yang mengaku pembela HAM, bukan hanya tidak berbicara, tetapi secara diam-diam dan di belakang layar mendukung skenario tidak manusiawi rezim-rezim ini serta mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah tersebut demi mendapatkan bayaran mereka.

Hukaman mati di Arab Saudi

Atas dasar sikap negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional inilah rezim-rezim pelanggar HAM mengeksekusi warganya hanya karena memiliki foto-foto terkait berbagai aksi protes di masa lalu.

Menurut laporan Amnesty International, "Bulan lalu, Kementerian Dalam Negeri Saudi mengumumkan eksekusi Mustafa bin Hashim bin Isa al-Darwish, seorang pemuda Syiah, dengan tuduhan memiliki gambar-gambar protes tahun 2012 dan berpartisipasi dalam "protes kekerasan".