Motif Lawatan PM Rezim Zionis ke UEA
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i110984-motif_lawatan_pm_rezim_zionis_ke_uea
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett tiba di Bandara Abu Dhabi Minggu malam dan disambut oleh Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed. Bennett hari Senin bertemu dengan Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed.
(last modified 2025-11-30T07:49:40+00:00 )
Des 14, 2021 12:21 Asia/Jakarta

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett tiba di Bandara Abu Dhabi Minggu malam dan disambut oleh Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed. Bennett hari Senin bertemu dengan Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed.

Kunjungan Perdana Menteri Israel ke UEA ini merupakan kelanjutan dari normalisasi hubungan antara Abu Dhabi dan Tel Aviv yang dimulai pada September 2020. Pertemuan diplomatik antara pejabat Emirat dan Israel meningkat setelah perjanjian Abraham yang ditandatangani kedua pihak dengan mediasi Presiden AS, Donald Trump.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengunjungi UEA Juni lalu. Kunjungan Bennett ke UEA sebagai kunjungan pertama perdana menteri rezim Zionis ke negara Arab itu.

Selain motif ekonomi, lawatan diplomatik ini juga memiliki tujuan politik yang penting demi mendobrak tabu hubungan antara Israel dengan negara-negara Teluk Persia dalam bentuk pertemuan pejabat tinggi. 

Dengan pertemuan diplomatik ini, Israel praktis menjaga stabilitas politiknya dan bergerak maju dengan rencana meningkatkan hubungan lebih jauh. Abu Dhabi juga berusaha menunjukkan dinamika kebijakan luar negerinya demi memperkuat posisi regionalnya.

Pada saat yang bersamaan, Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed melakukan perjalanan ke Suriah dan Tahnoon bin Zayed, Penasihat Keamanan Nasional UEA juga melakukan lawatan ke Iran.

Lawatan Bennett dilakukan setelah perjalanan Tahnoon bin Zayed ke Iran. Selama perjalanan ini, para pihak menandatangani perjanjian kerja sama keamanan. Setelah kunjungan tersebut, berbagai media Zionis melaporkan kekhawatiran Israel tentang pendekatan yang dilakukan UEA terhadap Iran.

"Hubungan hangat UEA dengan Iran tidak dapat diterima," kata seorang pejabat Israel dilansir Middle East Eye.

 

 Pertemuan JCPOA di Wina

 

Selain itu, kunjungan Bennett ke Abu Dhabi terjadi di tengah pembicaraan antara Iran dan kelompok 5+1 tentang pemulihan JCPOA, yang memicu penentangan dari Israel. Oleh karena itu, tampaknya isu Iran akan menjadi salah satu fokus pertemuan Perdana Menteri Israel dengan Putra Mahkota Abu Dhabi.

Masalah lain mengenai kunjungan Bennett ke UEA terjadi menjelang KTT Dewan Kerja Sama Teluk Persia yang berlangsunghari Selasa di Riyadh. Oleh karena itu, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed kemungkinan akan membawa pesan dari Perdana Menteri Israel kepada para pejabat yang menghadiri KTT Riyadh. Pada tahun lalu, UEA telah berusaha untuk menggerakkan beberapa negara Arab lainnya ke arah normalisasi hubungan dengan Israel.

 

Dewan Kerja Sama Teluk Persia

 

Hal lain dari kunjungan pejabat Israel ke UEA mengenai posisi Arab Saudi yang memberikan lampu hijau bagi pertemuan diplomatik ini. Pasalnya, pesawat yang membawa pejabat tinggi Israel ke Abu Dhabi melalui langit Arab Saudi. Oleh karena itu, hubungan antara Arab Saudi dan Israel menuju ke arah normalisasi, dan secara bertahap Al-Saud akan mempublikasikan hubungan dengan Tel Aviv.

Kunjungan perdana menteri Israel ke UEA berlangsung di saat rezim Zionis meningkatkan aksi kekerasan terhadap Palestina. Oleh karena itu, gerakan Jihad Islam Palestina dalam menanggapi kunjungan Bennett menyatakan bahwa kunjungan tersebut justru memperkuat keamanan rezim agresor ini demi melegitimasi keberadaan ilegalnya, sekaligus mencuci tangan atas pembantaian anak-anak Palestina yang tidak bersalah. Gerakan perlawanan Palestina memandang lawatan ini sebagai cara rezim Zionis membebaskan dirinya dari kejahatan mereka terhadap umat Islam.(PH)