Di Balik Penjualan Rudal Patriot AS ke Saudi
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i117588
Pemerintah AS baru-baru ini menjual sejumlah besar rudal Patriot ke Arab Saudi. Padahal hubungan antara AS dengan Arab Saudi di era Biden saat ini tidak seerat sebelumnya. Lalu apa yang melatarbelakangi penjualan rudal-rudal tersebut ?
(last modified 2025-07-06T01:31:25+00:00 )
Mar 22, 2022 11:44 Asia/Jakarta

Pemerintah AS baru-baru ini menjual sejumlah besar rudal Patriot ke Arab Saudi. Padahal hubungan antara AS dengan Arab Saudi di era Biden saat ini tidak seerat sebelumnya. Lalu apa yang melatarbelakangi penjualan rudal-rudal tersebut ?

Hubungan antara Arab Saudi dan AS dalam 15 bulan terakhir tidak sebanding dengan empat tahun lalu. Sebab, Riyadh dan Washington memiliki hubungan dekat selama kepresidenan Donald Trump. Tetapi, seiring naiknya Joe Biden memimpin AS dan mengkritik situasi hak asasi manusia di Arab Saudi, terutama kebijakan dan tindakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, hubungan antara kedua negara menghadapi fase baru.

Joe Biden belum pernah bertemu dengan Raja Salman dalam 15 bulan terakhir. Bahkan ia juga belum pernah berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman sekali pun.

 

Joe Biden

 

Kebijakan Joe Biden terhadap Arab Saudi mendorong Mohammed bin Salman mengkritik Washington dalam sebuah wawancara dengan media AS, The Atlantic awal bulan ini, dan mendesak Amerika Serikat supaya tidak mencampuri urusan dalam negeri Saudi. Bahkan Bin Salman secara terbuka mengkritik kebijakan AS di Afghanistan, dengan mengatakan, "Arab Saudi menghukum para pelaku pembunuhan Jamal Khashoggi, tetapi tidak ada yang dihukum untuk kejahatan serupa seperti pemboman acara pernikahan di Afghanistan."

Ketika ditanya, apakah Biden salah paham, Mohammed bin Salman mengungkapkan, "Tentu saja, saya tidak peduli. Kami tidak punya hak untuk memerintah atau melarang Anda di Amerika Serikat. Sebaliknya, mereka juga tidak berhak ikut campur dalam urusan internal kami."

Dalam kondisi demikian, Wall Street Journal kemarin melaporkan bahwa pemerintahan Joe Biden telah mengirimkan sejumlah besar rudal pencegat Patriot ke Arab Saudi bulan lalu, dan menanggapi secara positif permintaan Riyadh untuk penjualan dan penyediaan kembali alutsista yang dipasok dari AS.

Surat kabar AS mencatat bahwa hubungan antara AS dan Arab Saudi telah melemah setelah pemerintahan Biden memutuskan untuk menghapus nama Houthi Yaman dari daftar teroris.

 

Mohammed bin Salman

 

Langkah pemerintah AS untuk menjual rudal Patriot ke Arab Saudi memiliki beberapa dimensi.

Pertama, Amerika Serikat terus mendesak Arab Saudi untuk tetap menjadi importir utama senjata negaranya. Dengan kata lain, Amerika Serikat tetap menempatkan Arab Saudi sebagai "sapi perah", sebagaimana dijelaskan Trump sebelumnya. Dengan demikian, tidak ada perbedaan kebijakan antara Biden dan Trump dalam masalah ini.  Amerika Serikat berupaya mendulang dolar minyak Saudi dengan menjual senjata ke negara itu.

Kedua, Amerika Serikat belum secara formal dan serius menyerukan diakhirinya perang Arab Saudi melawan Yaman. Sebab, pernyataan pemerintahan Biden dalam masalah Yaman hanyalah kebijakan Washington untuk memperbaiki citranya di dunia dengan menunjukkan diri sebagai negara yang mendukung perdamaian. Tetapi praktiknya AS terus mendukung Arab Saudi dalam bentuk penjualan senjata.

Ketiga, Arab Saudi telah gagal dalam perang melawan Yaman dan meminta Amerika Serikat untuk menyediakan lebih banyak rudal setelah Yaman meningkatkan perlawanannya dengan melancarkan operasi balasan menggunakan rudal dan drone.

Para pejabat Saudi jauh hari telah meminta Amerika Serikat segera mengirim cadangan rudalnya yang hampir habis. Namun, Amerika Serikat terus mempermalukan Arab Saudi karena menunda pengiriman rudal baru ke Riyadh selama beberapa bulan.(PH)