Kejahatan Rezim Zionis Meningkat, Organisasi HAM Bungkam (1)
(last modified Thu, 28 Apr 2022 10:44:10 GMT )
Apr 28, 2022 17:44 Asia/Jakarta
  • Kejahatan rezim Zionis Israel di Palestina.
    Kejahatan rezim Zionis Israel di Palestina.

Kejahatan rezim Zionis Israel di berbagai wilayah Palestina, terutama di Tepi Barat dan Kompleks Masjid al-Aqsa meningkat sejak bulan suci Ramadan 1443 H.

Namun organisasi-organisasi Hak Asasi Manusia, Barat dan sejumlah negara Arab hanya bungkam menyaksikan kejahatan kemanusiaan di Palestina. Amerika Serikat dan Barat yang selalu mengklaim diri sebagai pembela HAM hanya diam menyaksikan kejahatan Israel di Palestina.

Negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko justru menormalkan hubungannya dengan rezim Zionis antara September-Desember 2020, meski mereka menyatakan komitmen terhadap cita-cita rakyat Palestina. Langkah tersebut merupakan pengkhianatan terhadap rakyat Palestina.

Menjelang peringatan Hari al-Quds Internasional, rezim Zionis telah mengintensifkan tindakan kekerasan dan kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina. Serangan pasukan dan pemukim Zionis di al-Quds dan Kompleks Masjid al-Aqsa dalam dua pekan terakhir telah menyebabkan ratusan warga Palestina gugur syahid dan terluka.

Pencentus Revolusi Islam Imam Khomeini ra menetapkan Jumat terakhir di bulan suci Ramadan sebagai "Hari Quds Internasional". Seruan dukungan untuk perjuangan Palestina ini setiap tahun semakin menggema di dunia.

Imam Khomeini ra dalam sebuah pidato di kota Qom menandai Hari Quds Internasional pada 25 Mordad 1358 HS atau 22 Ramadan 1399 H (16 Agustus 1979) menegaskan pentingnya Hari Quds bagi umat Islam.

"Hari al-Quds adalah Hari Internasional (Hari Sedunia). Hari al-Quds bukan hari yang hanya khusus untuk al-Quds, (namun) hari konfrontasi antara orang-orang yang tertindas dan orang-orang arogan (penindas). Ini adalah hari konfrontasi antara bangsa-bangsa yang berada di bawah tekanan penindasan Amerika dan non-Amerika, melawan para adidaya (adikuasa). Ini adalah hari ketika orang-orang yang tertindas harus diperlengkapi (dipersenjatai) untuk melawan orang-orang arogan (penindas), dan mengalahkan mereka (penindas). Ini adalah hari ketika akan ada poin yang diberikan (ada perbedaan) antara orang-orang munafik dan orang-orang yang berkomitmen. Orang-orang yang berkomitmen akan menganggap hari ini sebagai Hari al-Quds, dan melakukan apa yang harus mereka lakukan. Sementara orang-orang munafik –mereka yang di bawah tirai akrab dengan adidaya dan berteman dengan Israel– akan acuh tak acuh pada hari ini, atau tidak mengizinkan bangsa-bangsa (rakyat) menunjukkan (aspirasinya)," kata Imam Khomeini ra.

Pendiri Republik Islam Iran ini menegaskan, Hari Al-Quds adalah hari di mana nasib bangsa-bangsa yang tertindas harus ditentukan, bangsa-bangsa yang tertindas harus menyatakan eksistensinya di hadapan orang-orang yang arogan (penindas).  Hari al-Quds adalah Hari Islam.

Hari Quds Internasional telah menyadarkan umat Islam dan publik dunia terhadap masalah Palestina dan Baitul Maqdis. Penetapan Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra menunjukkan pentingnya masalah Palestina sebagai prioritas dunia Islam.

Menurut pendiri Republik Islam Iran ini, selama bangsa Palestina belum meraih haknya yang dirampas oleh rezim Zionis, selama itu pula perjuangan melawan rezim Zionis terus dikobarkan, bukan hanya oleh Palestina tetapi juga dunia Islam, dan masyarakat dunia yang mencintai keadilan.

Pada 16 Mordad 1358 HS, yang bertepatan dengan 13 Ramadhan 1399 H, bersamaan dengan babak baru kejahatan rezim Zionis terhadap Lebanon, Imam Khomeini ra dalam salah satu pesannya menetapkan Jumat terakhir pada bulan suci Ramadan sebagai Hari Quds Sedunia.

"Saya menyerukan kepada seluruh umat Islam di dunia dan negara-negara Muslim untuk memutus tangan rezim agresor Zionis, dengan bergabung bersama umat Islam di akhir Jumat bulan suci Ramadan sebagai bagian dari malam-malam mulia, Lailatul Qadar  dan sebagai Hari Quds untuk solidaritas umat Islam kepada hak bangsa Muslim, sekaligus aksi menentukan bagi nasib bangsa Palestina," kata Imam Khomeini ra dalam sebuah pernyataan.

Menurut Imam Khomeini ra, al-Quds dan Palestina bukan masalah negara-negara Arab saja, tapi masalah dunia Islam, bahkan lebih luas lagi sebagai masalah kemanusiaan. Oleh karena itu, umat Islam harus bersatu untuk menyelamatkan al-Quds dan Palestina dari cengkeraman rezim agresor Israel.

Hari Quds menyuarakan ketertindasan bangsa Palestina menghadapi para penindas Zionis global. Kini, suara perlawanan terhadap Zionis global semakin bergema di seluruh penjuru dunia berkat seruan Imam Khomeini dan langkahnya untuk menetapkan Jumat terakhir bulan suci Ramadan sebagai Hari Quds Internasional.

Peran Imam Khomeini dalam menyuarakan pembelaan terhadap bangsa Palestina dan perlawanan terhadap Zionis internasional menjadi perhatian publik dunia, terutama umat Islam dari berbagai bangsa dunia. Nama Imam Khomeini tidak bisa dilepaskan dari perannya membela Palestina, dan Republik Islam Iran adalah pendukung utama Palestina. (RA)