Lima Poin tentang Serangan Berulang Israel di Suriah
Rezim Zionis kembali menyerang Suriah pada Jumat (20/05/2022) malam. Tiga perwira Suriah tewas dalam serangan di Rif, selatan Damaskus.
"Sekitar pukul 23:01 pada Jumat (20/5) malam, musuh Israel menembakkan rudal permukaan-ke-permukaan dari Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki ke sebuah titik di Suriah selatan," ungkap sumber militer Suriah.
Sumber militer Suriah menekankan bahwa serangan udara itu menyebabkan tiga orang syahid dan menyebabkan kerusakan material.
Jumat malam, seminggu setelah kejahatan rezim Zionis, serangan itu terjadi di wilayah Masyaf Suriah. Agresi tersebut juga mengakibatkan syahidnya lima orang, termasuk seorang warga sipil, dan melukai tujuh orang lainnya, termasuk seorang gadis kecil, serta terjadinya kerugian materil dan terjadinya beberapa kebakaran hutan di kawasan Masyaf.
Ada lima poin tentang serangan rezim Zionis baru-baru ini terhadap Suriah.
Pertama, serangan ini terjadi di tengah krisis Ukraina. Dengan kata lain, sementara krisis Ukraina telah menjadi masalah besar bagi tatanan dunia dan Zionis Israel berada di pihak Barat dalam krisis Ukraina, rezim Zionis menggunakan krisis ini sebagai peluang untuk meningkatkan serangan terhadap Suriah.
Kedua, setelah perang Rusia melawan Ukraina tidak berakhir dalam waktu singkat, tersiar kabar tentang penarikan relatif pasukan Rusia dari Suriah.
Dalam kondisi seperti ini, perbedaan serius antara Tel Aviv dan Moskow muncul karena krisis Ukraina.
Kesimpulan rezim Zionis adalah, di satu sisi, Rusia terlibat dalam krisis Ukraina dan tidak menggunakan kekuatan militernya untuk melawan serangannya terhadap Suriah, dan di sisi lain, penarikan relatif pasukan Rusia dari Suriah seharusnya tidak memperkuat posisi Republik Islam Iran di Suriah.
Rezim Zionis kembali menyerang Suriah pada Jumat (20/05/2022) malam. Tiga perwira Suriah tewas dalam serangan di Rif, selatan Damaskus.
Kesimpulan ini sebagian besar tidak benar karena pada 13 Mei, Rusia menembakkan rudal S-300 ke jet tempur Israel di Suriah.
Meskipun tidak ada pesawat Zionis Israel yang rusak dalam serangan Rusia, ini adalah pertama kalinya Rusia mengaktifkan sistem pertahanan udaranya terhadap jet tempur Israel.
Tampaknya serangan Jumat malam di Suriah adalah reaksi rezim Zionis terhadap tindakan Rusia.
Ketiga, putaran baru serangan oleh rezim Zionis terhadap Suriah berlangsung selama latihan militer baru-baru ini dari rezim ini. Latihan yang disebut Chariots of Fire atau Kereta Api diadakan di tiga tingkat: darat, udara dan laut, dengan partisipasi semua unit militer dan Kepala Staf Gabungan.
Rezim Zionis menganggap latihan ini sebagai yang terbesar yang pernah diadakan.
Serangan berulang di Suriah selama latihan berarti bahwa rezim Zionis berusaha menunjukkan kesiapannya serta hasil dari latihan tersebut.
Keempat, rezim Zionis berusaha untuk melemahkan kemampuan pertahanan udara militer Suriah dengan melakukan serangan berulang-ulang ke negara ini.
Meskipun pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh beberapa rudal yang ditembakkan, persepsi rezim Zionis adalah bahwa serangan berulang kali merupakan pukulan bagi kekuatan pencegah pertahanan militer Suriah.
Kelima, serangan ini terjadi di tengah meningkatnya konflik antara rezim Zionis dan Palestina.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, Palestina melakukan lima operasi mati syahid, yang menewaskan sedikitnya 19 orang Zionis dan melukai puluhan lainnya. Rezim Zionis takut akan kelanjutan operasi ini dan bingung.
Serangan berulang terhadap Suriah adalah semacam pelarian ke depan dalam menghadapi kebingungan terhadap Palestina ini.(sl)