Pejabat Rezim Zionis Akui Krisis Mendalam di Israel
Ketua Partai United Arab List (UAL) di Knesset mengatakan, krisis di Rezim Zionis sebuah proses yang cepat hilang, tapi mendalam dan struktural.
Rezim Zionis Israel selama beberapa bulan terakhir menghadapi beragam krisis yang terbentuk dari berbagai protes di tingkat sosial rezim ini. Pekan lalu, sebuah media Zionis mengonfirmasi aksi protes warga di berbagai kota di bumi pendudukan berkaitan dengan kenaikan harga barang, properti dan sewa rumah.
Menurut laporan Televisi al-Mayadeen Jumat (1/7/2022), Ayman Odeh terkait transformasi terbaru di bumi penduudkan dan berita mengenai pembubaran Knesset mengatakan, perdamaian dan keamanan tidak akan terealisasi selama penjajahan masih tetap ada.
Ia menekankan, Naftali Bennett mendapat dukungan internasional, tapi ia melanjutkan kebijakan Netanyahu dengan lebih keras dan tidak fleksibel.
Anggota Knesset ini seraya menjelaskan bahwa peta politik di Israel didasari prinsip rasis menambahkan, lembaga pemerintahan di Israel dibentuk atas dasar keegoisan ekstrem dan utilitarianisme tanpa nilai apa pun.
"Presiden AS Joe Biden berusaha mengumumkan kesepakatan antara Israel dan Arab Saudi, sementara kesepakatan ini secara praktis ada dan hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv mendalam dan kontinyu; Tapi Biden berencana mengumumkan secara resmi hubungan ini sebagai prestasinya, khususnya ketika Donald Trump berhasil mencatat prestasi normalisasi hubungan Israel dengan negara Arab Teluk Persia atas nama dirinya," ungkap Odeh.
Anggota Knesset ini menjelaskan, kunjungan Biden bukan diplomatik atau untuk menjalin hubungan umum, tapi sebuah kunjungan politik untuk memperkuat hubungan Israel dengan negara-negara Arab serta memperkokoh peran AS di kawasan. (MF)