Reaksi Warga Irak atas Pencabutan Kewarganegaraan Syeikh Isa Qassim
Partai Al Da'wah, Gerakan Ahlul Haq dan Gerakan Al Nujaba Irak menyampaikan statemen terpisah mengecam pencabutan kewarganegaraan Syeikh Isa Ahmad Qassim, ulama Syiah senior Bahrain oleh rezim Al Khalifa.
Situs berita Irak (21/6) melaporkan, Partai Al Da'wah Islami Irak, Senin (20/6) malam merilis pernyataan mereaksi pencabutan kewarganegaraan Syeikh Isa Qassim oleh rezim Bahrain. Partai Al Da'wah menyebut langkah tersebut dilakukan atas dasar keputusasaan rezim Al Khalifa karena gagal memenuhi tuntutan sah warga Muslim Syiah.
Nouri Al Maliki, Sekjen Partai Al Da'wah Islami Irak mengatakan, pemerintahan berkuasa Bahrain terus menggunakan cara-cara kekerasan, pengasingan dan teror untuk merubah identitas asli masyarakat negara itu.
Kali ini, kata Maliki, rezim Bahrain mencabut kewarganegaraan pemimpin warga Muslim Syiah yang kesetiaannya pada negara dan keasliannya sama sekali tidak diragukan.
Qais Al Khazali, Sekjen Gerakan Ahlul Haq Irak dalam statemennya memperingatkan rezim Al Khalifa dan menuturkan, rezim Al Khalifa harus berhati-hati, pasalnya dengan melakukan langkah ini ia sudah melanggar garis merah rakyatnya sendiri.
Gerakan Al Nujaba Irak juga mengecam pencabutan kewarganegaraan Syeikh Isa Qassim, Pemimpin warga Muslim Syiah Bahrain dan menyebutnya sebagai pelanggaran tegas terhadap hak-hak warga Syiah dan menuntut agar Al Khalifa serta Al Saud diadili karena melakukan kejahatan-kejahatan perang.
Rezim Al Khalifa kembali melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Bahrain, Senin (20/6) rezim itu mencabut kewarganegaraan Syeikh Isa Qassim, ulama terkemuka Bahrain. Langkah tersebut spontan memicu protes luas dari rakyat, partai dan ulama Bahrain.
Sejak 11 Februari 2011, Bahrain dilanda kebangkitan rakyat melawan rezim despotik Al Khalifa.
Rakyat Bahrain menuntut kebebasan, keadilan dan penghapusan diskriminasi serta perekrutan kader-kader militer yang efektif dan terpilih di negara itu. (HS)