Mohammad al-Houthi: Semua harus Siap Perang Besar
Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman menekankan, pergerakan musuh dan kasus pelanggaran gencatan senjata, tidak akan mencegah kami untuk mempersiapkan diri menghadapi perang dan kemenangan besar.
Ketika Utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg sekitar tiga pekan lalu mengkonfirmasi kesepakatan pihak-pihak Yaman untuk memperpanjang dua bulan gencatan senjata, koalisi Arab Saudi masih terus melanggar gencatan senjata.
Menurut laporan al-Mayadeen, Mohammad Ali al-Houthi di pidatonya mengungkapkan, "Kami menerima gencatan senjata karena kami tidak menginginkan berlanjutnya perang, tapi jika blokade Yaman dan agresi terus berlanjut, kami tidak akan diam."
Seraya mengisyaratkan klaim petinggi militer rezim Zionis bahwa bersamaan dengan perang tiga hari di Gaza, rezim ini juga menyerang Yaman, al-Houthi menambahkan, klaim ini tidak berdasar, tapi kami berharap terlibat perang langsung dengan rezim Zionis.
Ia menjelaskan bahwa musuh ingin membuat umat Islam sibuk sehingga rezim ini tetap aman. "Perang besar yang harus dipersiapkan bangsa Yaman dan umat Islam adalah membebaskan Masjid al-Aqsa," tegasnya.
Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 dalam bentuk koalisi sejumlah negara Arab termasuk Uni Emirt Arab dan dengan bantuan serta lampu hijau Amerika dan dukungan rezim Zionis, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman.
Berbeda dengan harapan Arab Saudi, serangan mereka menghadapi perlawanan gigih bangsa Yaman, dan setelah tujuh tahun berkelanjutan dan pukulan menyakitkan dari Yaman ke kedalaman tanah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh harus menyerah pada gencatan senjata dengan harapan keluar dari rawa perang di Yaman. (MF)