Peringatan UNRWA terkait Peningkatan Kemiskinan Pengungsi Palestina
(last modified 2022-11-16T06:59:38+00:00 )
Nov 16, 2022 13:59 Asia/Jakarta
  • Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA
    Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA

UNRWA memperingatkan peningkatan kemiskinan di antara para pengungsi Palestina di Suriah, Lebanon dan Jalur Gaza.

Lebih dari 6 juta Palestina menjadi pengungsi di berbagai negara, khususnya di negara-negara tetangga Palestina. Pengungsi Palestina yang sebelum kebangkitan Arab 2011 merupakan komunitas pengungsi terbesar dunia, adalah produk kejahatan rezim Zionis termasuk perang, perampasan tanah, rumah dan pembangunan distrik ilegal.

PBB di isu Palestina menunjukkan sikap pasif dalam menyikapi kejahatan rezim Zionis dan organisasi ini berada di bawah pengaruh Lobi Zionis serta kekuatan besar, pada Desember 1949, yakni hanya satu tahun setelah pembentukan rezim ilgal Zionis, membentuk UNRWA untuk menangani pengungsi Palestina.

Image Caption

Lembaga ini memiliki misi melindungi dan mendukung pengungsi Palestina di berbagai sektor. UNRWA membantu sekitar lima juta warga Palestina di Yordania, Suriah, Lebanon, tanah pendudukan di Tepi Barat dan juga Jalur Gaza.

Pengungsi Palestina pada awalnya tidak mendapat fasilitas kehidupan paling mendasar termasuk perawatan kesehatan. Pengungsi ini juga menghadapi beragam kesulitan di sektor ekonomi, di mana sebagian kendala ini kembali ke perilaku dan sikap komunitas internasional. Misalnya sanksi terhadap Suriah telah mendorong pengungsi Palestina juga terkena dampaknya, atau berlanjutnya perang dan konfrontasi di negara-negara seperti Suriah dan Palestina, instabilitas politik dan ekonomi di Lebanon dan berlanjutnya kejahatan Israel juga menambah tingkah keparahan kondisi pengungsi Palestina.

Sekaitan dengan ini, Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA di sebuah jumpa pers di Amman, Yordania seraya memperingatkan eskalasi kemiskinan pengungsi Palestina di Suriah, Lebanon dan Gaza mengatakan, "Kondisi pengungsi Palestina di Lebanon sangat mengenaskan, dan kebanyakan dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat rata-rata kemiskinan di antara mereka mencapai 90 persen." Kesulitan ekonomi pengungsi Palestina sampai pada titik yang berdasarkan statemen direktur UNRWA, 40 persen anak-anak di Gaza tidak memiliki sarapan.

Tindakan pemerintah Amerika memutus dukungan keuangan kepada UNRWA juga menjadi faktor penting bagi memburuknya situasi pengungsi Palestina dan ketidakmampuan UNRWA untuk mendukung para pengungsi tersebut. Pada Agustus 2018, Departemen Luar Negeri AS menghentikan dukungan keuangan kepada UNRWA sebagai tanggapan atas penentangan Palestina terhadap rencana kesepakatan abad ini yang rasis.

Dalam beberapa tahun terakhir, meluasnya penyebaran wabah Corona juga memperburuk kondisi pengungsi Palestina. Faktanya, sementara virus corona meningkatkan masalah kesehatan dan medis para pengungsi Palestina, hal itu juga menyebabkan kemiskinan penduduk ini karena para pengungsi Palestina juga kehilangan pekerjaan akibat penyebaran virus corona.

Sekarang, UNRWA telah memperingatkan tentang penyebaran kemiskinan di antara para pengungsi Palestina, sementara di satu sisi, dukungan global untuk Palestina telah menurun, dan bahkan negara-negara Arab telah mengurangi dukungan mereka karena normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, dan di sisi lain, karena kejahatan yang terus berlanjut Rezim Zionis, sebagian besar warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem yang diduduki juga menyaksikan peningkatan masalah mereka, terutama di bidang ekonomi dan kesehatan. (MF)

 

 

 

Tags