Krisis Internal Memburuk, Pendukung Zionis Khawatir
(last modified Mon, 06 Mar 2023 13:17:17 GMT )
Mar 06, 2023 20:17 Asia/Jakarta
  • Perdana Menteri (PM) rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu.
    Perdana Menteri (PM) rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu.

Setelah para tokoh internal rezim Zionis Israel memperingatkan konsekuensi dari tindakan dan kebijakan ekstrem kabinet Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, kini pendukung rezim ilegal ini juga memperingatkan hal yang sama.

Merupakan fakta yang tidak dapat disangkal bahwa akhir-akhir ini, kata-kata seperti "krisis" dan "bahaya keruntuhan dari dalam" telah memasuki literatur politik dan media rezim Israel dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kata-kata tersebut, yang digunakan dalam bentuk "peringatan" oleh pejabat tertinggi rezim Zionis, sangat mengkhawatirkan Amerika Serikat (AS), sebagai pendukung terbesar rezim ini.  Dalam beberapa hari terakhir ada laporan yang bocor bahwa pejabat AS mengungkapkan keprihatinan serius tentang situasi di wilayah pendudukan.

Michael Bloomberg (Mike Bloomberg), mantan Wali Kota New York dan seorang pengusaha Yahudi, menegaskan bahwa kabinet Perdana Menteri Netanyahu telah menyebabkan banyak kerusakan terhadap aliansi rezim ini.

Dia menyinggung jumlah dukungan AS kepada rezim Zionis yang meningkat selama dua dekade terakhir, dan menyatakan keprihatinannya tentang masa depan Israel. Michael mengatakan bahwa masalah ini telah menyebabkan dirinya ikut campur dalam kebijakan internal Israel untuk pertama kalinya dan mengkritik kabinet dan kebijakan-kebijakannya, sebab, Israel sedang bergerak ke arah tragedi.

Dalam dua bulan terakhir, rezim Zionis telah melewati hari-hari yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Rezim ini menghadapi krisis politik berturut-turut dalam empat tahun terakhir, tetapi dalam dua bulan terakhir, tingkat keparahan krisis lebih parah dari waktu lainnya dalam empat tahun terakhir.

Kabinet Netanyahu mulai menjabat pada awal Januari, tetapi sejak kabinet ini mulai bekerja, terjadi krisis internal yang masif. Dalam beberapa hari terakhir, lebih dari 400.000 orang di wilayah pendudukan, 200.000 di antaranya berada di Tel Aviv, mengadakan demonstrasi menentang kabinet Netanyahu.

Demonstrasi di Tel Aviv

Meski fokus demonstrasi adalah menentang reformasi peradilan yang ditempuh kabinet Netanyahu, namun faktanya unjuk rasa ini memiliki banyak alasan lain. Salah satu alasannya adalah sikap ekstrem kabinet Netanyahu yang akan menyebabkan Israel runtuh dari dalam.

Selain itu, perbedaan internal di berbagai bidang, termasuk bidang politik, meningkat sedemikian rupa, bahkan pemimpin rezim Zionis memperingatkan tentang risiko perang saudara. Perpecahan sosial baik di dalam Yahudi maupun antara Yahudi dan Arab di wilayah pendudukan juga semakin meningkat.

Pembangkangan sipil juga meningkat bahkan sampai ke dalam institusi militer dan keamanan. Berlanjutnya protes terhadap kebijakan Netanyahu telah meluas ke institusi militer dan keamanan untuk beberapa waktu dan semakin meluas dari hari ke hari, dan semakin banyak perwira dan tentara yang menyatakan bahwa mereka tidak lagi bersedia untuk bertugas di militer.

180 perwira skuadron Angkatan Udara Israel sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan mundur dari dinas militer sebagai protes atas apa yang disebut undang-undang "Reformasi Peradilan".

Pekan lalu, 100 perwira unit "Operasi Khusus" dari Organisasi Intelijen Militer Zionis, Aman mengumumkan dalam sebuah surat bahwa jika rencana Netanyahu disetujui sepenuhnya, mereka akan mundur dari ketentaraan.

Unit tersebut adalah unit yang bertanggung jawab untuk mengelola dan melaksanakan operasi militer di luar Palestina pendudukan.

Meluasnya ketidakpuasan di dalam institusi militer dan keamanan merupakan faktor penting yang menyebabkan meningkatnya peringatan tentang masa depan rezim Zionis Israel. (RA)

Tags