Pemerintah Netanyahu Tersangka Utama Ketegangan di Kamp Ain al-Hilweh
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i150902-pemerintah_netanyahu_tersangka_utama_ketegangan_di_kamp_ain_al_hilweh
Gencatan senjata berhasil diterapkan di Kamp Palestina Ain al-Hilweh di selatan Lebanon, dan upaya politik, khususnya oleh faksi muqawama Lebanon dan Palestina untuk melanjutkan gencatan senjata serta melanggengkannya juga tak berhenti.
(last modified 2025-12-01T14:46:07+00:00 )
Aug 05, 2023 20:29 Asia/Jakarta
  • Konflik di Kamp Ain al-Hilweh Lebanon
    Konflik di Kamp Ain al-Hilweh Lebanon

Gencatan senjata berhasil diterapkan di Kamp Palestina Ain al-Hilweh di selatan Lebanon, dan upaya politik, khususnya oleh faksi muqawama Lebanon dan Palestina untuk melanjutkan gencatan senjata serta melanggengkannya juga tak berhenti.

Insiden konflik bersenjata antara Gerakan Fatah dan dua kelompok Salafi lain selama satu pekan lalu memunculkan kekhawatiran serius bahwa pemerintahan haus perang Israel Benjamin Netanyahu akan menyalahgunakan kondisi ini. Di sisi lain, Israel juga menjadi tersangka utama dibalik kejadian terbaru dan mendadak di Kamp Ain al-Hilweh, karena bentrokan ini tidak menguntungkan pemain mana pun kecuali rezim Zionis Israel.

Konflik ini terjadi setelah friksi internal Israel mencapai puncaknya gara-gara sikap keras kepala kabinet ekstrem Netanyahu untuk mengesahkan butir utama RUU reformasi yudisial terkait "Pencabutan Bukti Kewajaran" dari wewenang Mahkamah Agung Israel. Selain itu, gelombang pembangkangan di tubuh militer rezim ini juga meningkat dan masalah ini telah menambah kekhawatiran keamanan rezim penjajah al-Quds.

Bagaimana pun juga, ada dua kemungkinan lain. Pertama, potensi kudeta militer terhadap Netanyahu dan kedua, Netanyahu akan menggunakan sebuah petualangan militer baru di kawasan untuk menebar agitasi krisis internal dan menyimpangkan gelombang protes dalam negeri yang terus meningkat.

Bentrokan di Ain al-Hilweh

Dari sisi lain, menindaklanjuti upaya Liga Arab untuk memperkuat persatuan antara Otorita Ramallah dan berbagai faksi Pelestina yang selama satu tahun lalu telah dimulai atas prakarsa Aljazair, Mesir menjadi tuan rumah pertemuan lain yang dihadiri petinggi Otorita Ramallah dan faksi-faksi Palestina lainnya.

Di kondisi seperti ini, mendadak terjadi bentrokan di Kamp Palestina di Ain al-Hilweh yang terletak di selatan Lebanon, dan dari sudut pandang mana pun jika kita melihat masalah ini, maka menjadi jelas bahwa bentrokan ini sepenuhnya menguntungkan kabinet ekstrem Netanyahu.

Bantrokan terbaru antar faksi Palestina di Kamp Ain al-Hilweh mencurigakan, dan dapat dicermati sebagai fitnah yang ditebar rezim Zionis untuk membuat sibuk faksi muqawama Islam di Lebanon.

Bentrokan di Kamp Ain al-Hilweh bersamaan dengan ancaman rezim Zionis terhadap Lebanon selatan dan juga eskalasi aktivitas muqawama Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan serta meningkatnya kejahatan Israel di berbagai wilayah Palestina.

Dengan mengobarkan konflik di Ain al-Hailweh, penjajah Zionis memiliki tiga tujuan utama, antara lain pertama mengalihkan opini publik dari situasi kritis rezim ini di dalam dan sebagai hasilnya mengulur waktu untuk keluar dari krisis yang ada, kedua melibatkan kelompok perlawanan Palestina dan memfokuskan mereka pada ketegangan internal. Dan yang ketiga, perang agama ditujukan untuk memperburuk situasi internal di Lebanon dan sebagai akibatnya mencegah pembentukan pemerintahan dan menghancurkan wajah dan citra Hizbullah serta mendiskreditkannya.

Beberapa sumber Lebanon percaya bahwa peristiwa kamp Ain al-Hilweh adalah plot baru rezim Zionis untuk menyalakan api perang agama dan mencegah pembentukan kesepakatan politik antara partai politik dan arus aktif di Lebanon. Mungkin karena alasan ini, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meminta tentara dan dinas keamanan Lebanon untuk mengubah situasi kamp Ain al-Hilweh untuk keuntungan Lebanon dan Palestina.

Bentrokan ini menimbulkan dampak negatif bagi kondisi dalam negeri Lebanon, ketika negara ini tidak memiliki presiden dan menghadapi krisis ekonomi. Saat itu, tidak ada prioritas yang lebih utama ketimbang persatuan antara bangsa Lebanon dan Palestina, serta faksi muqawama Palestina dalam menghadapi rezim Zionis yang menjadi sumber segala kesulitan dan konflik regional dan dunia Islam.

Berdasarkan hal tersebut, perwakilan gerakan dan kelompok Palestina dan Lebanon mengeluarkan pernyataan bersama dan menekankan perlunya waspada terhadap perkembangan berbahaya di kamp Ain al-Hilweh dan intervensi pihak asing di balik konflik tersebut.

Perwakilan Hizbullah Libanon, Gerakan Jihad Islam Palestina, Gerakan Hamas, kelompok Islam di Kamp Ain al-Hilweh, Partai Nasional Suriah, Gerakan Al-Fajr, Partai Nasional Arab dan Gerakan Fatah selama pertemuan di kantor  Sheikh Hussam al-Ilani, Khatib Masjid al-Ghufran di Sidon, berkonsultasi tentang perkembangan di kamp Ain al-Hilweh dan konflik yang sedang berlangsung.

PM Israel Benjamin Netanyahu

Para peserta pertemuan ini seraya merilis statemen menyatakan, "Bentrokan di kamp Ain al-Hilweh dianggap sebagai hal yang berbahaya yang pada akhirnya akan mengarah pada kehancuran kamp ini dan penghancuran hak kembali para pengungsi Palestina dan penargetan proyek muqawama. Masalah ini harus dilihat dengan pandangan yang rasional dan logis karena konflik yang terjadi di kubu ini tidak bisa diselesaikan kecuali dengan solusi politik."

Dalam lanjutan pernyataan tersebut disebutkan, "Kita harus mencari tangan asing dan peran mereka yang meragukan dalam perkembangan Kamp Ain al-Hilweh. Kami juga melihat kendaraan penyelamat menjadi sasaran. Kami juga memperingatkan terhadap fitnah dan peran meragukan dari beberapa media dalam proses ini."

Bukti lain adalah pengakuan berulang pejabat militer Israel akan kemampuan Hizbullah menunjukkan bahwa segala bentuk petualangan militer Netanyahu, khususnya menggunakan perang dengan Hizbullah, dapat berujung pada hasil yang tidak dapat diprediksikan bagi rezim ini, bahkan bisa mengakhiri eksistensi rezim ilegal ini. Hal ini mengindikasikan bahwa Netanyahu dan pemerintahan radikal serta aliansinya bersedia mengejar tujuan dan kepentingan pribadi dan partainya, meski dengan harga membahayakan eksistensi rezim ini dan militer. (MF)