Hamas Menyambut Resolusi Majelis Umum PBB
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyambut baik resolusi Majelis Umum PBB mengenai Gaza dan mengumumkan bahwa mereka ingin Majelis Umum PBB dan lembaga internasional terkait lainnya menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk segera menerapkan resolusi ini sehingga penyeberangan Gaza dibuka kembali dan bahan bakar serta bantuan kemanusiaan harus segera menjangkau masyarakat di wilayah ini.
Tiga pekan setelah dimulainya serangan besar-besaran dan brutal rezim Zionis, Majelis Umum PBB mengadakan sidang mengenai perkembangan di Gaza.
Dalam pertemuan tersebut, rancangan resolusi yang diajukan negara-negara Arab mengenai konflik antara perlawanan Palestina dan rezim Zionis disetujui dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera serta penghentian permusuhan di Gaza.
Dalam resolusinya, Majelis Umum PBB menekankan pentingnya mencegah ketidakstabilan lebih lanjut dan eskalasi kekerasan di kawasan.
Majelis Umum PBB juga menyatakan menolak keras segala upaya pemindahan paksa warga sipil Palestina.
Resolusi ini disetujui dengan 120 suara mendukung, 14 suara menolak, dan 45 suara abstain.
Majelis Umum PBB bersidang dalam situasi di mana Dewan Keamanan bersidang sebanyak 4 kali dalam tiga minggu terakhir untuk menyetujui resolusi tersebut, tetapi menghadapi veto AS dan akhirnya resolusi tersebut tidak disetujui.
Ketidakmampuan Dewan Keamanan untuk menyetujui resolusi tersebut mempertanyakan kredibilitas PBB.
Namun dengan menyetujui resolusi ini, Majelis Umum PBB menunjukkan bahwa tidak seperti Dewan Keamanan, Majelis Umum adalah lembaga hukum, bukan lembaga politik.
Mayoritas anggota Majelis Umum lebih memilih keadilan daripada kerja politik dan tidak bersedia ikut serta dalam pembantaian rakyat Gaza.
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyambut baik resolusi Majelis Umum PBB mengenai Gaza dan mengumumkan bahwa mereka ingin Majelis Umum PBB dan lembaga internasional terkait lainnya menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk segera menerapkan resolusi ini sehingga penyeberangan Gaza dibuka kembali dan Bahan bakar serta bantuan kemanusiaan harus segera menjangkau masyarakat di wilayah ini.
Penerimaan Hamas terhadap resolusi Majelis Umum memuat beberapa poin penting:
Poin pertama, isu Palestina didukung oleh mayoritas negara di dunia, dan meskipun ada upaya dan tekanan dari Amerika Serikat dan rezim Zionis, mayoritas negara mendukung Palestina dan mengutuk rezim Zionis.
Poin kedua, Hamas bukan saja tidak hancur akibat serangan habis-habisan rezim Zionis, tetapi ia masih menjadi salah satu kelompok perlawanan paling dinamis dan penting yang mendapat dukungan rakyat dan hadir di lapangan.
Poin ketiga, di tengah kelambanan Otoritas Palestina mengenai perkembangan di Gaza, gerakan Hamas menyambut baik upaya global untuk mengakhiri perang dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, dan pada saat yang sama, mereka memiliki persiapan yang diperlukan untuk menghadapi serangan rezim Zionis, termasuk perang darat.
Poin keempat, Hamas sangat menyadari politisasi dan fungsi Dewan Keamanan yang tidak adil.
Negara-negara Barat mengklaim mendukung hak asasi manusia, tetapi kini mereka adalah mitra dalam kejahatan rezim Zionis dan bahkan tidak melihat kemartiran sekitar 3.000 anak-anak Palestina dan 1.500 perempuan akibat serangan rezim Zionis.
Oleh karena itu, harus dikatakan bahwa menyambut resolusi Majelis Umum adalah sebuah ejekan terhadap fungsi Dewan Keamanan terkait kejahatan perang rezim Zionis.(sl)