Tahanan Palestina Sangat Senang Kembali ke Rumah
Bakeer adalah salah satu dari 39 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel dengan imbalan 13 tawanan Hamas berdasarkan kesepakatan yang dimediasi Qatar.
Dengan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya, dan ekspresi tidak percaya, Sawsan Bakeer berlari menuruni tangga untuk menyambut putrinya yang berusia 24 tahun, Marah, yang baru saja dibebaskan setelah delapan tahun di penjara Israel.
Marah Bakeer adalah satu dari 39 perempuan dan anak-anak Palestina yang dibebaskan dari penjara Zionis pada hari Jumat (24/11/2023) dengan imbalan 13 tawanan Hamas berdasarkan kesepakatan yang dimediasi Qatar yang mencakup gencatan senjata empat hari di Gaza.
“Sudah kubilang, Marah cantik,” kata Sawsan kepada wartawan, sambil memeluk putrinya dan menghujaninya dengan ciuman tanpa henti. “Sebenarnya bukan karena dia putriku, tapi Marah cantik, dan kamu harus melihatnya sendiri.”
Sebelum dipenjara, Bakeer adalah seorang siswa sekolah menengah berusia 16 tahun di Sekolah Al-Maimouna di lingkungan Sheikh Jarrah di Quds Timur yang diduduki.
Setiap hari, dia berjalan dari rumah keluarganya di Beit Hanina ke sekolah, melintasi jalan tol yang membentang antara Quds Timur dan Barat.
Saat dalam perjalanan pulang pada tanggal 12 Oktober 2015, pasukan Israel menembak dan menangkapnya karena diduga mencoba menikam seorang petugas Israel. Bakeer dan keluarganya membantah tuduhan tersebut.
Saat ditangkap, Bakeer tergeletak di trotoar dengan 12 luka tembak di lengan dan tangannya yang menyebabkan kerusakan permanen. Dia dijatuhi hukuman delapan tahun enam bulan penjara.
Sebagai seorang anak ketika dipenjara, Bakeer dijadwalkan menyelesaikan hukumannya dan kembali ke rumah dalam waktu empat bulan.
Baru dibebaskan, Bakeer mengatakan kepada Al Jazeera bahwa masa-masanya di penjara sangat berat, namun dia menanggungnya dengan keyakinannya kepada Tuhan dan dukungan dari keluarganya serta sesama tahanan Palestina.
“Ada banyak masa-masa sulit di penjara, tapi sama seperti orang lain yang menjalani hidup, masa-masa itu berlalu.
“Penjara sangat sulit karena saya masih muda [ketika saya dipenjara] dan saya membutuhkan kasih sayang ibu dan dukungan keluarga saya.”
“Meski banyak teman-teman narapidana yang merawat dan membantu saya, tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang seorang ibu,” ujarnya sambil digendong Sawsan.
Sekitar 8.000 warga Palestina masih berada di penjara-penjara Israel, termasuk 3.000 orang yang telah ditahan selama tujuh minggu terakhir di tengah meningkatnya jumlah serangan bersenjata Zionis di Tepi Barat.
Selama empat hari ke depan, 150 tahanan Palestina dan 50 sandera Israel akan dibebaskan.