Transformasi Asia Barat, 3 Februai 2024
Asia Barat yang dikenal juga dengan Timur Tengah kini dilanda perang dan konflik, terutama agresi militer rezim Zionis Israel di Jalur Gaza.
Militer rezim Zionis mengumumkan sebanyak 560 tentaranya telah terbunuh sejak awal perang dengan kelompok perlawanan pecah di Gaza.
Laporan ini adalah statistik yang diumumkan secara resmi, dan jumlah sebenarnya korban tentara Zionis jauh lebih tinggi dari angka tersebut.
Sejak awal pertempuran Badai Al-Aqsa, tentara Zionis setiap hari mengumumkan nama-nama korban militernya.
Tindakan ini dilakukan karena banyaknya korban jiwa tentara Zionis dalam perang Gaza dan ketakutan akan reaksi lebih lanjut di tingkat domestik di wilayah pendudukan.
Menurut pengumuman tentara Zionis, dalam 24 jam terakhir, tiga tentara Israel telah terbunuh di jalur Gaza.
Pada saat yang sama, tentara rezim Zionis mengumumkan penarikan brigade ke-5 dari Jalur Gaza, menyusul peningkatan korban jiwa tentara dan semakin parahnya kegagalan mereka di arena tempur di Jalur Gaza.
Pertempuran antara pasukan rezim Zionis dan pejuang perlawanan di Jalur Gaza berlanjut hingga hari ini selama 170 hari berturut-turut.
Perlawanan Palestina hari ini menghancurkan beberapa tank rezim Zionisdi Khan Yunis, yang terletak di selatan jalur Gaza.
Brigade Saraya al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina juga mengumumkan bahwa mereka menargetkan konsentrasi tentara Zionis dan peralatan militer mereka di timur, selatan dan barat Khan Yunis dengan beberapa roket.
Sementara itu, saluran 12 rezim Zionis mengumumkan bahwa tiga roket ditembakkan dari Lebanon menuju Al Manara di daerah Al-Jalil al-Ala di utara wilayah pendudukan.
Perlawanan Islam Lebanon dalam sebuah pernyataan mengumumkan berlanjutnya dukungan terhadap bangsa Palestina di Jalur Gaza dan perlawanan mereka yang berani dan terhormat, dengan menargetkan tempat berkumpulnya tentara Zionis di Bukit Al-Taihat dengan serangan rudal.
Tadi malam, Hizbullah Lebanon menargetkan pangkalan militer Israel di utara wilayah pendudukan dengan sebuah rudal.
Perlawanan Islam Lebanon juga menargetkan tempat berkumpulnya tentara Zionis di kota Al-Mutla yang terletak di utara wilayah pendudukan dengan serangan roket kemarin yang menimbulkan korban jiwa di pihak musuh.
Sementara itu, para pejabat rezim Zionis mengakui situasi mengerikan yang dialami pemukim Zionis di wilayah pendudukan, dan menekankan bahwa Hizbullah telah mencegah kembalinya para pemukim Zionis dengan menembakkan rudal-rudalnya.
Kalangan Zionis, khususnya para pejabat Israel berselisih mengenai kembalinya pemukim Zionis ke wilayah utara Palestina pendudukan.
Serangan Drone Hantam Pangkalan Militer AS di Suriah
Pangkalan militer Amerika Serikat di tenggara Suriah menjadi sasaran serangan drone oleh pasukan perlawanan.
Saberin News yang berafiliasi dengan pasukan perlawanan mengumumkan serangan drone pasukan perlawanan ke pangkalan militer Al-Rukban, tempat tentara Amerika ditempatkan di tenggara Suriah.
Selama beberapa pekan terakhir, pangkalan militer AS di Irak dan Suriah berulang kali menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak, roket, dan rudal.
Menanggapi kejahatan dan serangan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas, khususnya Jalur Gaza, dan dukungan Washington terhadap serangan-serangan ini, Perlawanan Islam Irak telah memperingatkan Amerika bahwa mereka akan menargetkan pangkalan-pangkalan militer negara di kawasan.
Rudal Hizbullah Hujani Israel
Sumber-sumber rezim Zionis melaporkan serangan rudal dari Lebanon selatan ke daerah Al-Jalil Atas di utara wilayah pendudukan.
Beberapa sumber di Israel mengumumkan setidaknya 10 rudal Sabtu malam ditembakkan ke arah Al Jalil Atas, dan ledakan keras terdengar di daerah tersebut.
Hizbullah Lebanon menerbitkan gambar dan video serangan terhadap pangkalan militer rezim Zionis pada Sabtu malam.
Hizbullah mengumumkan bahwa mereka menargetkan barak militer rezim Zionis di daerah al Jalil Atas dengan menggunakan rudal Falaq 1.
Serangan ini dilakukan beberapa jam setelah markas besar pasukan pendudukan Zionis di pangkalan militer Zabdin di wilayah pendudukan Shebaa menjadi sasaran perlawanan Lebanon dengan rudal Falaq 1 pada Sabtu malam, yang mengakibatkan ledakan dan kerugian besar di pihak militer rezim Zionis.
Hizbullah Lebanon juga mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menargetkan posisi pasukan musuh Zionis di sekitar pangkalan Shumira dengan roket, yang menyebabkan korban jiwa di pihak tentara Israel.
Dalam pernyataan Hizbullah juga ditegaskan bahwa peralatan mata-mata rezim pendudukan di sekitar pangkalan Al-Naqura menjadi sasaran dengan senjata yang sesuai, dan sejumlah tentara pendudukan menjadi sasaran langsung.
Selama beberapa pekan terakhir, menyusul kejahatan mengerikan yang dilakukan rezim Zionis di Jalur Gaza dan pertumpahan darah sejumlah besar warga Palestina di kota ini, pasukan Hizbullah Lebanon telah menargetkan posisi militer rezim ini di utara wilayah pendudukan.
Sejauh ini, puluhan ribu Zionis telah meninggalkan kota-kota perbatasan Lebanon karena takut akan serangan pasukan perlawanan.
Fasilitas Maritim Israel dan Pangkalan AS Diserbu Drone
Sebuah fasilitas maritim Rezim Zionis, di barat Wilayah pendudukan, dan pangkalan militer Amerika Serikat, Al Tanf, di tenggara Suriah, menjadi sasaran serangan drone.
Stasiun televisi Al Mayadeen, Minggu (28/1/2024) melaporkan, serangan drone menyasar fasilitas maritim Israel, di dekat pelabuhan Haifa, dan pangkalan militer AS, di tenggara Suriah.
Sejumlah sumber media mengabarkan, serangan drone tersebut dilakukan oleh kelompok Perlawanan Islam Irak. Akan tetapi hingga berita ini diturunkan detail kerusakan pada fasilitas maritim Israel, dan kemungkinan korban jiwa masih belum dipublikasikan.
Perlawanan Islam Irak, sebelumnya juga melancarkan serangan rudal serupa ke fasilitas gas Karish, di Laut Mediterania, dan pelabuhan Eilat, di selatan Wilayah pendudukan.
Sementara itu kantor berita Sputnik, mengutip sebuah sumber di Suriah, mengabarkan pangkalan militer AS, Al Tanf, di segitiga perbatasan Irak, Suriah dan Yordania, diserang empat drone.
Sampai saat ini Perlawanan Islam Irak, belum mengumumkan pernyataan resmi bertanggung jawab atas serangan tersebut, tapi beberapa laporan menyebutkan serangan dilakukan kelompok itu.
Sejauh ini Perlawanan Islam Irak, sudah melancarkan ratusan serangan ke pangkalan-pangkalan militer AS, di timur Suriah, dan utara serta barat Irak, dengan drone, dan rudal.
Yaman: Semua Jenis Kapal AS dan Inggris, Target Sah Serangan Kami
Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman, mengatakan operasi militer terhadap Rezim Zionis, akan dilanjutkan hingga agresi militer ke Gaza, berakhir.
Mohammed Al Bukhaiti, Minggu (28/1/2024) menuturkan, kapal-kapal perang dan dagang AS serta Inggris, setelah serangan ke Yaman, menjadi target legal bagi pasukan Yaman.
Menurutnya, Angkatan Bersenjata Yaman, berharap dapat terjun dalam pertempuran langsung dengan pasukan Amerika Serikat, dan Inggris.
"Penerjunan angkatan darat AS dan Inggris, di wilayah Yaman, akan menjadi momen yang baik bagi kami, pasalnya tujuan kami akan bertambah luas," imbuh Al Bukhaiti.
Anggota Biro Politik Ansarullah menjelaskan, "Penerjunan pasukan AS dan Inggris, di Yaman, akan menggerakkan seluruh rakyat Yaman, dan mempersatukan mereka untuk melawan agresi."
Pada saat yang sama, Al Bukhaiti mengatakan bahwa AS, Inggris, dan Rezim Zionis, harus mengakhiri agresi militer ke Gaza, sehingga kapal-kapalnya tidak menjadi sasaran serangan.
"Salah satu kapal perang Inggris, menjadi target serangan langsung kami saat berada di dekat kapal perang Amerika Serikat," kata Mohammed Al Bukhaiti.
Sebelumnya Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, mengabarkan sejumlah rudal balistik yang ditembakkan Yaman, langsung mengenai kapal perang AS, dan menghantam dua kapal dagang negara itu.
Brigade Kiryati Israel, Ditarik Mundur dari Jalur Gaza
Sehari setelah penarikan mundur Batalyon 7107, Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, sekarang Brigade Kiryati, juga ditarik dari Jalur Gaza.
Media-media Israel, Minggu (28/1/2024) melaporkan, Brigade Kiryati, yang ditempatkan di utara dan timur kota Khan Younis, selatan Jalur Gaza, sudah ditarik mundur.
Stasiun televisi Rezim Zionis, KAN 11, juga mengabarkan efek domino penarikan mundur pasukan Israel, dari Jalur Gaza, yang terus berlangsung.
Menurut keterangan media-media Rezim Zionis, Brigade Kiryati, adalah brigade cadangan keempat pasukan Israel, yang ditempatkan di Jalur Gaza.
Surat kabar Yedioth Ahronoth, menulis, penarikan pasukan Israel, yang semakin besar dari Jalur Gaza, menyebabkan kemenangan semakin jauh dari Israel.
Sementara itu surat kabar Maariv, menulis, aktivitas Hamas, di wilayah utara Jalur Gaza, setelah pasukan Israel, banyak yang ditarik mundur, semakin intens.
Oleh karena itu, katanya, muncul kekhawatiran di antara para pemimpin militer Rezim Zionis, bahwa kemampuan tempur Hamas, mengalami peningkatan secara bertahap.
Sampai hari ini ribuan tentara Rezim Zionis, sudah ditarik mundur dari Jalur Gaza, karena pukulan keras yang diterima di medan tempur, dan jumlah korban tewas yang terus bertambah dalam pertempuran melawan perlawanan Palestina.
Hizbullah Tembakkan Rudal Hantam Pangkalan Militer Israel
Media Israel melaporkan bahwa Hizbullah Lebanon menembakkan peluru kendali baru ke arah posisi tentara rezim Zionis di utara wilayah pendudukan.
Hizbullah Lebanon menargetkan pangkalan militer Israel di sekitar pemukiman Zionis Shlomi Minggu malam dengan peluru kendali.
Media rezim Zionis mengkonfirmasi bayhwa rudal presisi Hizbullah telah menargetkan wilayah militer Kiryat Shmona.
Media Israel juga mengumumkan bahwa alarm berbunyi di Kiryat Shmona di daerah Al-Jalil, yang berbatasan dengan Lebanon.
Menurut media tersebut, roket yang ditembakkan dari selatan Lebanon menghantam kawasan militer di utara wilayah pendudukan.
Hizbullah Lebanon dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa para pejuang Perlawanan Islam menargetkan pangkalan militer Israel Baraka Risha demi mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Media Israel berulangkali mengakui bahwa Hizbullah masih memiliki keunggulan di wilayah utara pendudukan dan tentara Israel terjebak di wilayah tersebut.
Yaman Serang Kapal Perang AS, USS Lewis B. Puller, di Teluk Aden
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan, pasukan negara ini menyerang sebuah kapal milik Angkatan Laut Amerika Serikat, untuk membalas serangan terbaru AS dan Inggris ke Yaman.
Brigjen Yahya Saree, Senin (29/1/2024) mengumumkan, pasukan Angkatan Laut Yaman, menyerang salah satu kapal milik AL Amerika Serikat, USS Lewis B. Puller, di Teluk Aden.
Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah rudal anti-kapal laut, dalam rangka mendukung rakyat Palestina, dan membalas serangan AS dan Inggris, ke Yaman.
Serangan ini dilakukan setelah sebelumnya pasukan Yaman, menyerang kapal tanker Inggris, yang membawa bahan bakar untuk jet-jet tempur Rezim Zionis.
Pada saat yang sama, Brigjen Yahya Saree, mengatakan salah satu misi kapal Angkatan Laut AS, yang diserang Yaman, adalah memberi dukungan logistik kepada pasukan AS, dalam menyerang Yaman.
Jubir Angkatan Bersenjata Yaman, juga menegaskan bahwa pasukan negara ini akan melanjutkan operasinya terhadap kapal-kapal Israel, dan kapal-kapal yang menuju Wilayah pendudukan.
Amerika Serikat dan Inggris, menyikapi dukungan Yaman, terhadap rakyat Palestina, dengan beberapa kali melancarkan serangan ke negara itu yang menyebabkan sejumlah orang gugur.
Hizbullah Serang Pangkalan Israel dengan Rudal Falaq dan Burkan
Gerakan perlawanan Islam Lebanon, mengabarkan serangan terhadap dua markas militer Israel, di Wilayah pendudukan dengan rudal Falaq-1 dan Burkan.
Hizbullah, Senin (29/1/2024) seperti dikutip stasiun televisi Al Jazeera, mengumumkan telah menyerang markas militer Khirbet Ma'ar dengan dua rudal Falaq-1 dan Burkan.
Menurut keterangan Hizbullah Lebanon, serangan rudal ke markas militer Israel, Khirbet Ma'ar, tersebut langsung mengenai target yang dituju.
Hizbullah menginformasikan bahwa situs militer Israel, Raheb, dan beberapa wilayah di sekitarnya juga menjadi sasaran serangan langsung beberapa rudal Burkan.
Sementara itu stasiun televisi Al Mayadeen, melaporkan, kelompok perlawanan Islam Lebanon, menggempur markas militer Israel, Hadab Yaron, dan Birkat Risha dengan rudal Burkan.
Pada hari Jumat lalu, sedikitnya delapan unit rudal ditembakkan dari selatan Lebanon, ke sejumlah pangkalan militer Israel, di lahan pertanian Shebaa, di utara Wilayah pendudukan.
Sejumlah media dan pejabat Israel, mengakui keunggulan Hizbullah, di utara Wilayah pendudukan, dan serangan Hizbullah, menyebabkan lumpuhnya distrik-distrik Zionis di perbatasan Lebanon.
Jet Tempur AS Bombardir Yaman
Jet-jet tempur Amerika Serikat kembali melancarkan serangan udara di wilayah utara Yaman.
Beberapa sumber tidak resmi juga melaporkan ledakan keras terdengar di Sana'a, ibu kota Yaman.
Serangan pesawat tempur Amerika di wilayah utara Yaman terjadi pada saat Abdul Malik al-Ajri, anggota biro politik gerakan Ansarullah Yaman Senin malam memperingatkan bahwa peningkatan ketegangan dan serangan terhadap Yaman tidak akan mengarah pada solusi krisis Laut Merah.
"Eskalasi perang melawan kami juga tidak akan menghalangi Yaman untuk melanjutkan dukungan kepada Palestina," ujar Al-Ajri.
Ia menilai serangan Amerika Serikat dan Inggris terhadap Yaman sebagai bagian dari kelanjutan dukungan terhadap rezim Zionis, dan langkah Amerika Serikat tersebut telah membahayakan keamanan Laut Merah.
"Kami hanya menargetkan kapal Israel atau kapal yang membawa barang ke wilayah pendudukan, namun Amerika berupaya memperluas situasi tersebut ke semua kapal.," tegasnya.
Sejak awal gelombang baru agresi militer rezim Zionis ke Gaza, Yaman telah berulang kali memperingatkan Israel dan menuntut diakhirinya perang ini.
Selama beberapa pekan terakhir, tentara Yaman telah menargetkan beberapa kapal Israel di Laut Merah dan selat Bab El-Mandeb untuk mendukung perlawanan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Pasukan tentara Yaman telah berjanji untuk terus menyerang kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah sampai rezim Zionis menghentikan serangannya di Gaza.
Pasukan Artileri Rezim Zionis Serang Berbagai Wilayah di Gaza
Rezim Zionis menargetkan berbagai wilayah di jalur Gaza, termasuk kota Khan Yunis di selatan wilayah ini.
Sejumlah besar rumah warga Palestina hancur akibat serangan artileri rezim Zionis yang dilancarkan Senin malam di berbagai wilayah di kota Khan Yunis.
Tentara rezim Zionis menargetkan sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis dengan serangan artileri.
Pada Selasa dini hari, pasukan artileri Israel juga menyerang kota Rafah di selatan Gaza.
Selama beberapa hari terakhir, tentara rezim Zionis telah mengepung Rumah Sakit Nasser di pusat Khan Yunis, dan mencegah staf medis dan pengungsi serta warga Palestina yang terluka meninggalkan rumah sakit tersebut.
Sebelumnya, sumber media Ibrani mengumumkan bahwa tentara tentara Israel bentrok dengan pejuang kelompok Palestina di kota Khan Yunis.
Selain itu, sejumlah besar pasukan Israel, disertai puluhan kendaraan militer dan buldoser, menyerang kamp Noor Shams di Tulkarem, Tepi Barat, dan mengepung wilayah tersebut serta bentrok dengan pejuang Palestina di kamp tersebut.
Rezim Zionis, dengan dukungan penuh negara-negara Barat terus melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas.
Berlanjutnya kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza dan rusaknya infrastruktur di wilayah ini menyebabkan rakyat Gaza yang tertindas berada dalam situasi kritis.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 26.422 warga Palestina gugur, dan 65.087 orang terluka sejak dimulainya gelombang baru invasi militer Israel ke Jalur Gaza.
Iran Dituduh Terlibat Serang Pasukan AS, Ini Tanggapan Yaman
Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman, membantah tuduhan Amerika Serikat, bahwa Iran, terlibat dalam serangan terbaru ke pangkalan militer AS, di Yordania.
Mohammed Ali Al Houthi, Selasa (30/1/2024) mengatakan, Amerika Serikat, sengaja menyebarluaskan narasi yang menyesatkan untuk menutupi kekalahannya.
Menurut anggota Dewan Tinggi Politik Yaman, masyarakat dunia tidak boleh tertipu, dan menerima tuduhan-tuduhan tak berdasar semacam ini.
Pada saat yang sama, Al Houthi, membantah kebenaran klaim bahwa drone penyerang pangkalan militer AS, di Yordania, bersembunyi di balik jet tempur AS, saat sedang kembali ke pangkalan.
Ia menjelaskan, pasalnya kecepatan kedua pesawat tersebut berbeda, dan waktu pendaratan tidak bisa ditentukan, sementara kecepatan drone terkait dengan hal itu.
"Akan tetapi ini adalah kegagalan nyata sistem pertahanan udara AS, dan klaim para pejabat AS, adalah upaya menutupi kekalahan, serta narasi menyesatkan yang terang benderang, sehingga masyarakat dunia tidak boleh menerimanya," papar Al Houthi.
Situs Politico, mengutip sejumlah pejabat Amerika Serikat, mengatakan bahwa drone penyerang pangkalan militer AS, di Yordania, adalah buatan Iran.
Menurut Politico, drone tersebut bersembunyi di balik jet tempur Amerika Serikat, yang sedang kembali ke pangkalan untuk menghindari radar pelacak.
Yaman Tembak Kapal Perang AS, USS Gravely di Laut Merah
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, mengumumkan kapal perusak Amerika Serikat, USS Gravely, menjadi sasaran serangan rudal pasukan negara ini di Laut Merah.
Brigjen Yahya Saree, Rabu (31/1/2024) mengatakan, "Kami menembak kapal perusak Amerika Serikat, USS Gravely, dengan rudal, di Laut Merah."
Ia menambahkan, "Kapal-kapal perang AS dan Inggris, di Laut Merah, serta Laut Arab, yang terlibat dalam penyerangan ke Yaman, masuk target serangan kami."
Menurut Jubir Angkatan Bersenjata Yaman, menyerang kapal-kapal perang AS dan Inggris, adalah hak legal Yaman. "Sikap kami dalam mendukung Palestina, akan terus dilanjutkan," katanya.
Brigjen Yahya Saree, menegaskan, "Pasukan Yaman, akan terus mencegah pergerakan kapal-kapal Israel, atau kapal-kapal yang menuju Wilayah pendudukan, sampai kejahatan Israel, terhadap Gaza, dihentikan total dan blokade dicabut."
Menanggapi serangan-serangan yang dilakukan pasukan Yaman, ke kapal-kapal Israel, di Laut Merah, Amerika Serikat membentuk koalisi militer untuk menyerang wilayah Yaman.
Serangan-serangan Amerika Serikat dan Inggris, ke wilayah Yaman, sampai sekarang telah menyebabkan sejumlah warga negara ini gugur
Perlawanan Islam Irak Serang Pelabuhan Haifa Israel
Kelompok perlawanan Irak, mengumumkan telah melancarkan serangan ke pelabuhan Haifa, di Wilayah pendudukan, dengan pesawat tanpa awak.
Perlawanan Islam Irak, Kamis (1/2/2024) mengaku telah menyerang pelabuhan Haifa, Israel, dan menegaskan akan melanjutkan penghancuran "titik-titik aman" musuh.
"Dalam kelanjutan strategi perlawanan menghadapi penjajahan, dalam rangka mendukung rakyat Palestina, di Gaza, dan membalas kejahatan Rezim Zionis, terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia, pejuang perlawanan Islam di Irak, menyerang pelabuhan Haifa, di Wilayah pendudukan dengan sejumlah drone," paparnya.
Kelompok Perlawanan Islam Irak, juga menegaskan bahwa upaya untuk menghancurkan posisi-posisi musuh akan terus dilanjutkan.
Sampai saat ini Perlawanan Islam Irak, puluhan kali menyerang pangkalan militer AS dan posisi Rezim Zionis, di timur dan timur laut Suriah, serta di barat dan utara Irak dengan drone dan roket.
Perlawanan Islam Irak, menganggap AS, sebagai pihak utama yang bertanggung jawab atas serangan Rezim Zionis, ke Gaza, dan menegaskan selama agresi Israel, ke Gaza, tak dihentikan, serangan akan berlanjut.
Ansarullah Yaman Siap Menghadapi Amerika Serikat dan Inggris
Ali Al-Qahoum, anggota Biro Politik Gerakan Ansarullah Yaman mengatakan bahwa negaranya siap menghadapi eskalasi ketegangan Amerika-Inggris dan mereka harus menanggung konsekuensinya.
Menurut laporan kantor berita Sputnik pada Jumat (02/02) pagi, Ali Al-Qahoum, anggota Biro Politik Gerakan Ansarullah Yaman, mengatakan, Pada saat yang sama ketika Amerika Serikat dan Inggris mendukung rezim Zionis Israel, kami menyaksikan upaya putus asa untuk mengalihkan dukungan dari Palestina.
Anggota Biro Politik Gerakan Ansarullah Yaman lebih lanjut menekankan bahwa Amerika dan Inggris berada dalam kondisi kegagalan, kebingungan dan ketidakmampuan untuk mendukung rezim Zionis di Laut Merah.
Pada tanggal 11 Juni, Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan terhadap posisi tentara Yaman menyusul resolusi Dewan Keamanan PBB. Serangan tersebut dilakukan setelah militer Yaman, dalam mendukung perlawanan bangsa Palestina di Jalur Gaza, menyasar beberapa kapal Zionis atau kapal pengangkut barang yang menuju Wilayah Pendudukan di Laut Merah dan selat Bab Al-Mandab di wilayah tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
Pasukan militer Yaman telah berjanji untuk terus menyerang kapal-kapal rezim pendudukan atau kapal-kapal yang menuju Wilayah Pendudukan di Laut Merah sampai rezim Zionis menghentikan serangannya di Gaza.
Namun, pasukan militer Yaman telah menekankan bahwa pelayaran di Teluk Aden dan Laut Merah bebas bagi kapal lain dan mereka menikmati keamanan penuh.
Kabar lainnya, Menteri Penerangan Yaman Zaifullah Al-Shami pada Kamis (01/2) malam mengatakan bahwa AS berbohong soal penyerangan kapal di Laut Merah.
Seraya menekankan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbohong kepada negara lain tentang serangan ke Sana'a, Al-Shami mengingatkan bahwa klaim tersebut adalah kebohongan dan fitnah.
Menteri Penerangan Yaman juga menjelaskan, Amerika mencoba berpura-pura bahwa mereka membela dunia, tapi mereka berbohong dan memfitnah untuk mendapatkan kembali sebagian dari otoritas mereka yang hilang dalam operasi Badai Al-Aqsa.
Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Amerika, sebelumnya mengklaim bahwa tentara Yaman menyerang kapal 50 negara yang tidak ada hubungannya dengan rezim Zionis.
Pada saat yang sama, televisi Yaman Al-Masirah mengumumkan pada Rabu (31/1) malam tentang serangan udara baru AS dan Inggris di utara Yaman dan menambahkan bahwa utara provinsi Saada menjadi sasaran serangan ini.
Kelanjutan serangan udara Amerika dan Inggris di Yaman terjadi pada saat Abdul Malik Al-Ajri, anggota Biro Politik Gerakan Ansarullah Yaman memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan dan serangan terhadap Yaman bukan hanya tidak akan pernah menghasilkan solusi. terhadap krisis Laut Merah, tapi juga tidak dapat mencegah Yaman untuk terus membantu Palestina.
Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman ini menganggap serangan AS di Yaman sebagai penyebab ketidakstabilan dan ancaman terhadap pelayaran internasional, yang menyebabkan banyak perusahaan tidak dapat menyeberangi Laut Merah pascatindakan Amerika Serikat dan Inggris.