Macron Menentang Serangan Militer Israel ke Rafah
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Paris menentang rencana serangan militer Israel terhadap Rafah.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu pada hari Rabu (14/2/2024) mengatakan,"Tindakan ini hanya dapat menyebabkan bencana kemanusiaan dalam dimensi baru dan pengungsian paksa, yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia internasional dan menciptakan risiko yang lebih besar untuk meningkatkan ketegangan regional,'.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengumumkan pada hari Rabu bahwa Rusia prihatin dengan serangan Israel terhadap kota Rafah, karena serangan ini akan membunuh banyak orang yang tidak berdaya.
"Ada banyak orang yang tinggal di Rafah, oleh karena itu, setiap serangan di wilayah ini akan disertai dengan peningkatan jumlah korban yang berlipat ganda," ujar Peskov.
"Rusia telah meminta pihak-pihak yang berkonflik untuk menahan diri dari mengambil tindakan yang akan mengakibatkan cedera dan kematian warga sipil,” tegasnya.
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis telah memerintahkan tentaranya untuk merancang dua rencana yang akan membantu mengusir warga sipil yang tinggal di Rafah, dan menumpas pasukan Hamas yang tersisa.
Pada saat yang sama, banyak negara dan organisasi hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa serangan terhadap kota padat penduduk yang dihuni lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza mengungsi sejak dimulainya serangan rezim Zionis, akan membawa bencana besar.
Meskipun ada peringatan internasional, pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan rumah-rumah penduduk di dekat markas besar Bulan Sabit Merah Palestina di pusat Rafah pada Senin pagi, yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil dan melukai lebih dari 230 orang Palestina lainnya.(PH)