Analis Middle East Eye: Perang Gaza Mengisolasi Israel di Arena Internasional
Sebuah situs web ternama Inggris menulis bahwa setelah dua tahun perang dan genosida terhadap Gaza, justru rezim Israel-lah yang kini terisolasi di panggung internasional.
Tehran, Parstoday- Adnan Hamidan, analis situs Middle East Eye, dalam sebuah artikel analitis meninjau hasil yang dicapai, baik oleh Israel maupun oleh rakyat Palestina mengungkapkan fakta setelah lebih dari dua tahun perang dan penghancuran sistematis terhadap Jalur Gaza. Ia menulis: “Ketika gencatan senjata di Gaza akhirnya berlaku setelah dua tahun kehancuran tanpa henti, satu kebenaran tampak lebih jelas dari sebelumnya: Israel tidak menang, dan Gaza tidak kalah.”
Hamidan menegaskan bahwa meskipun penderitaan dan kehancuran begitu besar, perang Israel tidak berakhir dengan kemenangan, melainkan dengan kehinaan dan kegagalan.Ia menggambarkan rezim Tel Aviv sebagai negara yang gagal secara militer, politik, ekonomi, dan moral. Apa yang terjadi di Gaza, katanya, bukanlah pertunjukan kekuatan, melainkan runtuhnya ilusi superioritas Israel.Sejak awal, para pejabat Israel mengklaim bahwa tujuan utama perang ini adalah “menghapus perlawanan,” “membersihkan Gaza,” dan “memulihkan daya gentar.” Namun, tidak satu pun dari tujuan tersebut tercapai.
Kegagalan Militer Israel dan Ketangguhan Perlawanan
Analis Middle East Eye menulis bahwa struktur perlawanan Palestina tetap berdiri kokoh. Jaringan komandonya terus berfungsi meski di bawah blokade, pengeboman, dan kehancuran.“Para pembela Gaza tetap terorganisir dan tidak terkalahkan, sementara justru tentara Israel yang mengalami demoralisasi dan kehilangan kepercayaan diri.”Hamidan menekankan bahwa satu-satunya “keberhasilan” Israel adalah membunuh puluhan ribu warga sipil, menghancurkan kawasan pemukiman, dan melakukan kejahatan yang oleh PBB dikategorikan sebagai genosida.Namun, kekalahan Israel tidak hanya terbatas pada medan tempur. Di bidang politik dan ekonomi, kekalahannya bahkan lebih nyata.
Kerugian Ekonomi dan Kejatuhan Moral
Menurut Hamidan, perang Gaza menjadi bencana ekonomi bagi Israel. Kerugian langsungnya diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar, sementara sektor pariwisata dan investasi asing hancur total.Banyak perusahaan global menghentikan atau memblokir kerja sama mereka dengan Tel Aviv, dan bursa saham Tel Aviv mencatat kinerja terburuk dalam dua dekade terakhir.Selain itu, ketakutan dan ketidakpercayaan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Israel. Gelombang emigrasi diam-diam ke Eropa dan Amerika Utara meningkat, sementara secara politik, Israel lebih terisolasi daripada sebelumnya.
Kemenangan Moral dan Naratif Palestina
Sementara itu, Gaza — wilayah yang dijanjikan Israel akan “dibersihkan” — tetap berdiri tegak. Ketahanan Gaza, menurut Hamidan, telah mengubahnya menjadi pemenang sejati perang ini.Lebih jauh, perang Gaza telah mengubah kesadaran global. Narasi rakyat Palestina kini mengungguli narasi resmi Israel di panggung internasional.“Mesin propaganda Israel, yang dulu mampu mendikte persepsi dunia Barat, kini goyah di hadapan bukti-bukti yang tak terbantahkan,” tulis Middle East Eye.
Kesimpulan
Dua tahun setelah dimulainya agresi militer, Israel bukan hanya gagal mencapai tujuan militernya, tetapi juga kehilangan posisi moral dan politiknya di mata dunia.Sebaliknya, Gaza muncul sebagai simbol keteguhan, daya tahan, dan kebangkitan narasi keadilan Palestina. Dalam pandangan Middle East Eye, akhir perang ini bukanlah kemenangan militer Israel, melainkan awal dari kekalahan strategis dan moral yang mendalam.(PH)