Analis Arab: Menindak Pengkritik Israel adalah Membungkam Suara Kritik di Prancis
-
Tindakan represif polisi Prancis terhadap pendukung Palestina
Pars Today - Seorang analis Arab menilai pembatalan konferensi tentang Palestina di Paris sebagai tanda lain dari pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat di Prancis.
Konferensi ilmiah tentang Palestina yang seharusnya diadakan beberapa hari terakhir di sebuah pusat akademik di Paris dibatalkan akibat tekanan dari partai-partai sayap kanan dan para pendukung rezim Zionis, meskipun menghadirkan tokoh-tokoh akademik dari Wilayah Pendudukan.
Menurut laporan Pars Today, Hèla Yousfi, analis Arab menyebut tekanan dari partai-partai sayap kanan dan pendukung rezim Zionis untuk membatalkan konferensi tersebut sebagai bukti lain dari penindasan kebebasan berpendapat di Prancis.
Yousfi dalam situs New Arab menambahkan, peristiwa politik ini sama sekali bukan kejadian sederhana, melainkan bagian dari konteks yang lebih luas berupa sensor dan penindasan terhadap kajian akademik mengenai Palestina yang semakin intens sejak 7 Oktober 2023.
Menurut pakar politik ini, pembatalan acara akademik telah menantang kebebasan penelitian ilmiah, dan tuduhan serius seperti “antisemitisme” atau “pembenaran terorisme” diarahkan kepada para ahli studi Asia Barat.
Ia mengatakan, Serangan terhadap mereka yang mengkritik dukungan tanpa syarat pemerintah Prancis terhadap Israel mencerminkan pembatasan kebebasan akademik dan upaya membungkam suara-suara kritis di Prancis.
Menurut analis Arab tersebut, di Prancis kebebasan akademik tidak dipahami sebagai hak mendasar. Pemerintah Prancis sedang melakukan penindasan sistematis terhadap penelitian dan suara-suara kritis, khususnya terkait kebijakan Israel dan kajian tentang dekolonisasi. Hal ini, katanya, sangat mengancam kebebasan akademik di Prancis.(sl)