Lawatan Raja Salman ke Indonesia dan Malaysia
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz hari Minggu (26/2/2017) tiba di Kuala Lumpur Malaysia untuk memulai lawatannya selama empat hari di negara kawasan Asia Tenggara itu. Lawatan tersebut dilanjutkan dengan mengunjungi Indonesia, Brunei, Jepang, Cina dan Maladewa.
Asia One, Minggu (26/2/2017) melaporkan, kunjungan Raja Salman untuk mempererat kemitraan bilateral, khususnya di bidang perdagangan dan hubungan orang ke orang. Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak memaparkan perdagangan bilateral dengan Saudi cenderung menguat selama beberapa tahun terakhir. Nilainya naik 27,8% pada 2016 atau total 13,99 miliar ringgit Malaysia atau Rp.42 triliun.
Selain itu, tutur Najib, kedatangan turis terbanyak dari Saudi mencatat rekor mencapai lebih dari 100 ribu orang di tahun lalu. Selama empat hari kunjungannya ke Malaysia, Raja Salman akan menandatangani sejumlah perjanjian dan nota kesepahaman, termasuk yang terbesar pembaharuan kesepakatan Saudi Aramco dan Petronas. Malaysia juga berharap bisa menegosiasikan penambahan kuota haji negara ini menjadi 27.900 jemaah, dari sebelumnya hanya mendapat jatah 22.300 orang.
Dari Malaysia, raja Salman dijadwalkan berkunjung ke Indonesia pada 1 hingga 9 Maret 2017. Lawatan pertama kali Raja Arab Saudi sejak tahun 1970 ini merupakan kunjungan balasan, setelah sebelumnya Presiden Jokowi mengunjungi Arab Saudi pada 2015. Sekretaris Kabinet Pramono Anung pada 21 Februari lalu menjelaskan bahwa Kerajaan Arab akan membawa rombongan 1.500 orang, 10 menteri, dan 25 pangeran.
Malaysia dan Indonesia adalah dua negara penting di kawasan Asia Tenggara. Indonesia termasuk deretan 10 negara ekonomi baru. Malaysia juga merupakan salah satu negara paling berhasil secara ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, Arab Saudi memandang penting kedua negara ini dari sisi ekonomi.
Rezim Al Saud hendak menjual lima persen saham perusahaan minyak ARAMCO kepada dua negara besar kawasan Asia Tenggara itu. Selain itu, kedatangan raja Salman ke Malaysia dan Indonesia juga bertujuan untuk menarik investasi dari perusahaan dan perbankan kedua negara di sektor industri non-migas demi mengurangi ketergantungan Riyadh terhadap sektor minyak negara itu.
Selain masalah ekonomi, kunjungan raja Salman bersama rombongan juga mempertimbangkan potensi besar kedua negara sebagai negara mayoritas berpenduduk Muslim. Tampaknya, rezim Al Saud berupaya menarik simpati dari rakyat Malaysia dan Indonesia dalam kunjungannya kali ini, termasuk dengan menggelontorkan bantuan untuk sektor agama, pendidikan dan sosial, terutama pembangunan dan renovasi masjid dan sekolah Islam.
Kunjungan raja Salman ke Malaysia dan Indonesia berlangsung di saat berbagai kebijakan politik rezim Al Saud di kawasan Timur Tengah membentur dinding, dan kini Riyadh membutuhkan dukungan lebih besar dari publik dunia, terutama negara Muslim. Apalagi, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.(PH)