Hari-hari Akhir Kehidupan Daesh di Irak
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i44725-hari_hari_akhir_kehidupan_daesh_di_irak
Perdana Menteri Irak dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata negara ini mengatakan, tahap pertama operasi pembebasan kota al-Hawija di Provinsi Kirkuk dimulai dalam kerangka pembebasan semua wilayah Irak dan pembersihannya dari keberadaan para teroris takfiri Daesh (ISIS).
(last modified 2025-10-18T08:47:54+00:00 )
Sep 22, 2017 16:14 Asia/Jakarta

Perdana Menteri Irak dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata negara ini mengatakan, tahap pertama operasi pembebasan kota al-Hawija di Provinsi Kirkuk dimulai dalam kerangka pembebasan semua wilayah Irak dan pembersihannya dari keberadaan para teroris takfiri Daesh (ISIS).

Haider al-Abadi dalam sebuah pernyataan terbaru menegaskan, pasukan Irak secara bersamaan menggelar beberapa pertempuran dan telah memberikan rasa pahit dari kekalahan kepada kelompok teroris Daesh.

Dalam beberapa pekan terakhir, Daesh meningkatkan kejahatannya di Irak guna menemukan jalan untuk lari dari kekalahan. Kelompok teroris takfiri ini melihat dirinya di ambang kehancuran, oleh sebab itu, mereka meningkatkan kejahatan di banyak wilayah Irak agar bisa bertahan dan terhindar dari kehancuran.

Sementara itu, sabotase oleh apa yang disebut sebagai Koalisi Internasional Anti-Teroris yang dipimpin oleh Amerika Serikat di jalur upaya Irak untuk mengakhiri Daesh di negara ini telah menyebabkan pasukan Irak mempercepat operasi-operasi finalnya di berbagai wilayah yang masih tersisisa dan diduduki Daesh.

Peningkatan operasi anti-teroris di Irak dalam beberapa pekan terakhir yang dilakukan tidak lama dari pembersihan penuh kota Mosul dari keberadaan teroris Daesh mengindikasikan sebuah penghitungan mundur untuk mempercepat proses penghapusan teroris di kawasan. Dalam suasana seperti ini, operasi pasukan Irak di al-Hawija dimulai untuk mencapai kemenangan akhir dalam menghadapi Daesh setelah operasi sukses mereka di Tal Afar dan di berbagai wilayah lainnya.

Al-Hawija terletak di sekitar 30 Km barat daya kota Kirkuk. Sebelum diduduki Daesh pada pertengahan tahun 2014, penduduk kota ini berjumlah sekitar setengah juta orang. Sebagian besar penduduk kota al-Hawija adalah suku-suku Arab, dan kebanyakan dari mereka beraktivitas di sektor pertanian.

Salah satu pentingnya pembebasan kota al-Hawija adalah kelanjutan pembebasan berbagai wilayah yang diduduki Daesh dan pentingnya kota ini dari sisi populasi, letak geografi dan pertanian. Dengan demikian, pembebasan al-Hawija harus dimaknai sebagai penyempurnaan dari lingkaran kemenangan terhadap Daesh dan merupakan upaya akhir untuk membebaskan penuh seluruh wilayah Irak.

Satu hal penting lainnya dari pembebasan kota al-Hawija –sebagai bagian penting dan strategis Provinsi Kirkuk– adalah mengakhiri ancaman dan serangan Daesh di jarak antara Provinsi Diyala-Salahuddin-Kirkuk dan Nineveh, di mana ini sangat penting dari sisi militer dan keamanan serta dari pandangan politik.

Faktor penting lain untuk mempercepat langkah Irak untuk membebaskan kota al-Hawija adalah upaya pemerintah dan Angkatan Bersenjata negara ini untuk menghadapi adanya gerakan di wilayah Kurdistan yang berusaha menyelenggarakan referendum pemisahan dari Irak.

Langkah untuk menggabungkan Provinsi Kirkuk dengan pihak-pihak yang setuju dengan pelaksanaan referendum menunjukkan bahwa masalah referendum permisahan wilayah lebih rumit dari yang dibayangkan. Pembebasan al-Hawija oleh pemerintah dan pasukan Irak pada dasarnya akan menutup jalan bagi masuknya Peshmerga dan upaya penggabungan wilayah lain ke Kurdistan Irak oleh para pejabat wilayah ini.

Yang pasti, upaya pemerintah Irak untuk mengembalikan al-Hawija kepada "integritas Irak" merupakan langkah penting untuk menggagalkan gerakan yang berusaha memecah belah dan membagi negara ini. (RA)