Penghancuran Simbol Asyura dan Kecaman Publik Bahrain
(last modified Sun, 24 Sep 2017 09:24:50 GMT )
Sep 24, 2017 16:24 Asia/Jakarta

Komunitas Islam Nasional al-Wefaq Bahrain mengecam penyerbuan aparat keamanan rezim Al Khalifa terhadap simbol-simbol Asyura dan berlanjutnya blokade terhadap rumah Sheikh Isa Qassim, ulama terkemuka Bahrain.

Kebebasan untuk menyelenggarakan acara keagamaan dan mazhab merupakan salah satu kebebasan mutlak bagi setiap manusia, namun rezim Al Khalifa terus melanggar hak ini meskipun telah diperingatkan oleh organisasi-organisasi hukum internal dan internasional.

Kalangan politik Bahrain menilai tindakan antek-antek rezim Al Khalifa yang menyerang simbol-simbol Asyura dan menghancurkannya sebagai langkah yang gagal untuk meredupkan semangat keagamaan rakyat Bahrain. Namun pada dasarnya ada tujuan yang dikejar oleh rezim melalui tindakan tersebut.

Rezim Al Khalifa –dengan menyerang simbol-simbol Asyura– berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa krisis di Bahrain adalah krisis etnis dan kesukuan, sehingga rezim ini terhindar dari kecaman internasional atas tindakan represif, penindasan dan kediktatorannya.

Tindakan rezim Al Khalifa tersebut juga dianggap sebagai upaya untuk menodai masalah keagamaan dengan masalah keamanan, karena melalui cara ini, rezim otoriter tersebut bisa memajukan kebijakannya yang memecah-belah dan membungkam protes rakyat.

Namun pada dasarnya, perilaku rezim Al Khalifa tersebut justru semakin mengungkap kejahatan dan wajah sektarianismenya. Tujuan utama rezim Al Khalifa yang menyerbu dan merusak simbol-simbol Asyura adalah untuk menghapus kebebasan agama dan mazhab rakyat Bahrain.

Sejak 14 Februari 2011, rakyat Bahrain bangkit melawan kediktatoran rezim Al Khalifa. Mereka berunjuk rasa damai untuk menuntut kebebasan, keadilan, penghapusan diskriminasi dan berdirinya pemerintahan pilihan rakyat.

Namun, tuntutan damai rakyat Bahrain itu disambut dengan kekerasan oleh rezim Al Khalifa. Dengan bantuan aparat keamanan Arab Saudi, rezim ini menumpas para aktivis dan revolusioner Bahrain dan memenjarakan mereka.

Hingga kini banyak aktivis yang tewas dan dipenjara oleh rezim, bahkan kewarganegaraan mereka dicabut. Meskipun Bahrain negara kecil, namun saat ini memiliki tahanan politik terbesar jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya.

Transformasi Bahrain dalam beberapa hari terakhir diwarnai dengan penumpasan oposisi dan kelanjutan penangkapan terhadap para aktivitas hukum serta pemberlakuan berbagai pembatasan ketat terhadap aktivitas warga Syiah yang merupakan mayoritas penduduk di negara Arab ini.

Setiap tahun, terutama di bulan Muharram, warga Bahrain mengadakan berbagai acara untuk mengenang kesyahidan Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw, namun aparat keamanan rezim Al Khalifa selalu merusak simbol-simbol dan spanduk tentang Asyura. Tindakan ini juga bertujuan untuk mengurangi semangat penyelenggaraan peringatan kesyahidan putra Sayidina Ali bin Abi Thalib as itu.

Selain menodai kesucian Islam dan keyakinan rakyat Bahrain, rezim Al Khalifa selama ini telah menghancurlkan puluhan Huseiniyah dan masjid. Dengan demikian, rezim ini telah melanggar dan menginjak-injak semua hak paling dasar rakyat Bahrain. Penargetan terhadap keyakinan rakyat Bahrain pada dasarnya merupakan upaya rezim Al Khalifa untuk mengurangi keyakinan ini dan memaksa mereka untuk  menerima kebijakan represifnya.

Yang pasti, rezim Al Khalifa menggunakan segara cara dan trik untuk membungkam kebangkitan rakyat dan menghapus oposisi dari arena politik dan sosial. Penangkapan, pemenjaraan, penyiksaaan dan blokade terhadap rumah para oposisi serta pencabutan kewarganegaraan mereka adalah bagian dari upaya tersebut.

Perkembangan Bahrain dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa kekhawatiran utama rezim Al Khalifa adalah tekad dan keyakinan agama rakyat Bahrain, di mana keyakinan ini menjadi inspirasi mereka untuk bangkit melawan penindasan dan kezaliman.

Pelanggaran hak-hak rakyat Bahrain oleh rezim Al Khalifa tidak sebatas hanya menumpas demonstrasi damai, membubarkan partai-partai politik, mengadili dan memenjarakan para ulama serta para pemimpin masyarakat, namun juga membungkam kebebasan berpendapat dan menginjak-injak hak-hak dasar seperti untuk menyelenggaraan acara keagamaan. Tidak diragukan lagi, tindakan ini akan semakin meningkatkan kebencian rakyat Bahrain dan opini publik terhadap rezim Al Khalifa. (RA)

Tags