Penyalahgunaan UU Anti-Terorisme oleh Saudi
-
Raja Arab Saudi
PBB telah mengumumkan bahwa Arab Saudi menyalahgunakan undang-undang anti-terorisme. Dalam laporan PBB disebutkan, Arab Saudi menggunakan undang-undang anti-terorisme untuk menjustifikasi tindakan kerasnya terhadap aktivis hukum di dalam negeri.
Dalam beberapa tahun terakhir, setelah pemberlakuan apa yang disebut "undang-undang anti-terorisme", pemerintah Saudi melakukan pelanggaran hak asasi manusia dengan dalih memerangi terorisme dan berusaha menjustifikasi langkah penindasan terhadap rakyatnya dengan menggunakan alasan hukum.
Dalam keadaan tersebut, rezim Saudi di tengah meningkatnya represi terhadap rakyatnya, sedang mengupayakan kelanjutan dari kekuasaannya. Namun dengan rapor tersebut, Arab Saudi beberapa waktu lalu dengan dukungan dari sekutunya di Barat seperti AS dan Inggris, Arab Saudi mendapat keanggotaan di Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, sementara pada periode sebelumnya keanggotaannya di Dewan ini, Arab Saudi bahkan terpilih sebagai ketua Komisi Ahli Independen Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Tidak diragukan lagi, perilaku tersebut tidak menghasilkan apapun kecuali semakin lancangnya para penguasa Arab Saudi melanggar hak asasi manusia dan ketentuan internasional, serta eskalasi penindasan di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir.
Merunut sikap para pejabat Saudi, kita dapat saksikan kelanjutan politik proyeksi rezim Salafi dan pro-kekerasan ini terkait terorisme dan pengalihan perhatian opini publik dari peran Arab Saudi dalam menciptakan dan menyebarkan terorisme Takfiri.
Peran Arab Saudi dalam menciptakan dan menyebarkan kelompok-kelompok teroris Takfiri serta asupan pemikiran kelompok-kelompok menyimpang dan penyulut kekerasan semacam itu adalah fakta yang telah diakui oleh pemerintah-pemerintah Barat, khususnya Amerika Serikat, yang juga merupakan sponsor terorisme di kancah global.
Menurut dokumen WikiLeaks, mantan menteri luar negeri AS, Hillary Clinton, mengakui bahwa Arab Saudi adalah sumber dukungan keuangan terbesar bagi kelompok-kelompok teroris di dunia. Hillary Clinton mengutip al-Qaeda dan Taliban sebagai salah satu kelompok teroris yang didukung oleh Saudi.
Para pejabat Saudi sedang berkoar tentang bahaya perluasan terorisme dan kekerasan di kawasan di saat rezim Al Saud dengan memanfaatkan Wahabisme, merupakan sumber terorisme Takfiri di kawasan maupun global.
Berbagai kelompok ekstremis dan teroris mulai dari Taliban hingga Daesh (ISIS) semuanya mendapat asupan ideologis dari paham Wahabi. Arab Saudi sebagai penyebar paham Wahabisme, merupakan sumber pembinaan teroris serta eksportirnya ke berbagai wilayah dunia.
Tentunya selain asupan ideologi, Arab Saudi juga telah menyiapkan berbagai langkah terencana di kawasan serta menjadi payung pelindung kelompok ekstremis dan teroris. Namun Al Saud berusaha menutupi langkah brutalnya menumpas rakyatnya dengan mengandalkan undang-undang anti-terorisme.(MZ)