Pejabat Irak: Iran-Cina akan Habisi Hegemoni AS-Israel
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i81318-pejabat_irak_iran_cina_akan_habisi_hegemoni_as_israel
Mantan duta besar Irak untuk Qatar meyakini bahwa sejarah penjajahan dan peperangan rezim Zionis Israel, dan Amerika Serikat menyebabkan banyak kesamaan di antara keduanya, namun Iran dan Cina dengan rekam jejak gemilang akan segera mengakhiri hegemoni kedua rezim itu.
(last modified 2025-09-17T13:55:48+00:00 )
May 14, 2020 17:11 Asia/Jakarta
  • Jawad Al Hindawi
    Jawad Al Hindawi

Mantan duta besar Irak untuk Qatar meyakini bahwa sejarah penjajahan dan peperangan rezim Zionis Israel, dan Amerika Serikat menyebabkan banyak kesamaan di antara keduanya, namun Iran dan Cina dengan rekam jejak gemilang akan segera mengakhiri hegemoni kedua rezim itu.

Fars News (14/5/2020) melaporkan, Dr. Jawad Al Hindawi dalam artikelnya di surat kabar online Rai Al Youm menulis, perbedaan tradisi, warisan sejarah, budaya, dan sosial setiap bangsa menyebabkan perbedaan dalam perilaku politik pribadi, sosial, dan pemerintahan.

Ia menambahkan, Cina sebagai sebuah masyarakat, berbeda dengan Amerika, sebagai sebuah masyarakat, dan perbedaan ini sangat substansial dalam perilaku sosial, politik, bahkan dalam penerapan hukum.

Menurut Jawad Al Hindawi, Amerika dan Israel dari sisi warisan penjajahan dan pendudukan, memiliki kesamaan, dan koalisi Amerika-Israel berlandaskan pada prinsip pengusiran bangsa-bangsa, dan hal ini membuat perilaku politik keduanya mirip.

"Cina berhasil menyaingi Amerika, dan di bidang ekonomi mendahului Washington. Beijing berhasil mengungguli Washington dalam pertumbuhan ekonomi, berbeda dengan Amerika, pengaruh internasional Cina masuk lewat sektor ekonomi, pembangunan dan kerja sama bangsa-bangsa, tapi Amerika menancapkan pengaruhnya dengan menyingkirkan diplomasi, menerapkan embargo dan kebijakan ancaman," paparnya.

Al Hindawi menegaskan, Iran mengikuti jejak Cina untuk mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah, dan untuk meraih tujuannya, Iran menerapkan kebijakan "kesabaran strategis dan perlawanan", perlawanan menghadapi sanksi, intervensi dan terorisme di kawasan. (HS)