Lima Poin Penting Pidato Sekjen Hizbullah Mengenai Ledakan Beirut
Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah mereaksi ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut dan menegaskan penyelidikan atas insiden ini untuk menemukan para pelakunya dan menguhukumnya.
Sayid Nasrullah juga menyambut segala bentuk bantuan negara-negara lain ke Lebanon untuk meringankan beban para korban.
Pelabuhan Beirut diguncang ledakan dahsyat pada hari Selasa sore, 4 Agustus 2020. Insiden ini menewaskan lebih dari 150 orang dan melukai 5.000 lainnya.
Menurut Gubernur Beirut, ledakan di Beirut telah menyebabkan hampir 300.000 orang kehilangan tempat tinggal. Kejadian ini juga menimbulkan kerugian besar materi dan ekonomi Lebanon.
Sayid Nasrullah mengatakan, Hizbullah siap berpartisipasi dalam proyek pembangunan tempat tinggal bagi para pengungsi.
Poin kedua adalah menyambut bantuan-bantuan dari luar negeri untuk mengurangi dampak dari ledakan Beirut. Sayid Nasrullah mengatakan, banyak delegasi dari berbagai negara datang ke Lebanon, di mana yang terpenting adalah kunjungan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Hizbullah memandang kunjungan-kunjungan dan bantuan kepada Lebanon secara positif, terutama jika bantuan-bantuan dan kunjungan tersebut dalam kerangka mengajak kepada persatuan dan kerja sama di antara kelompok-kelompok.
Pidato Sayid Nasrullah itu telah membantah kebohongan arus politik yang memperkenalkan Hizbullah sebagai penghambat interaksi dalam hubungan luar negeri Lebanon dengan negara-negara lain.
Poin ketiga adalah membantah secara tegas klaim-klaim mengenai keterlibatan Hizbullah dalam ledakan di Beirut. Pasca ledakan di Pelabuhan Beirut, sejumlah media asing, terutama media-media Arab Saudi mengklaim bahwa ada depot dan gudang senjata Hizbullah di Pelabuhan Beirut dan menjadi penyebab ledakan di pelabuhan ini.
Klaim media Arab Saudi itu sempat menjadi bahan olok-olokan sejumlah pengguna Twitter dan media sosial lainnya. Sayid Nasrullah menuturkan, perkataan bahwa ledakan Beirut adalah akibat dari depot senjata dan gudang rudal Hizbullah adalah kezaliman dan kejahatan terhadap kami.
Sekjen Hizbullah menegaskan, kami dengan tegas dan serius membantah keberadaan rudal atau bahan peledak milik kami di pelabuhan Beirut, baik di masa lalu atau sekarang.
"Kami tidak memiliki apa-apa di pelabuhan: tidak ada depot senjata atau depot rudal atau rudal atau senapan atau bom atau peluru atau (amonium) nitrat," tegasnya.
Poin keempat dari pidato Sekjen Hizbullah adalah mempertahankan ancaman dan balasan terhadap rezim Zionis Israel. Dalam beberapa pekan terakhir, rezim Zionis khawatir atas serangan balasan Hizbullah setelah membunuh salah satu pejuang Gerakan Muqawama ini.
Rezim Zionis mengira bahwa dengan adanya ledakan di Beirut maka ancaman balasan Hizbullah kemungkinan akan berkurang, namun Sayid Nasrullah dalam pidatonya menegaskan, kami tidak mengelola pelabuhan Beirut, dan kami tidak mengendalikan atau mengontrol pelabuhan ini, bahkan kami sama sekali tidak tahu apa yang ada di pelabuhan ini. Kami lebih tahu pelabuhan Haifa di Palestina pendudukan ketimbang pelabuhan Beirut. Pelabuhan Beirut bukanlah tanggung jawab kami, tetapi tanggung jawab Haifa berada di pundak kami, sebab, pelabuhan ini merupakan bagian dari strategi mempertahankan Lebanon.
Dan poin kelima dari pidato terbaru Sayid Nasrullah adalah dukungan atas penyelidikan ledakan di Beirut dan hukuman kepada para pelakunya. Sekjen Hizbullah mengatakan, penyelidikan ini harus dilakukan oleh orang-orang Lebanon. Sayid Nasrullah mengusulkan agar militer Lebanon yang melakukan penyelidikan atas insiden tersebut. (RA)