Transformasi Asia Barat 10 Oktober 2020
-
Putera Mahkota Arab saudi, Mohamamd bin Salman
Transformasi Asia Barat selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya mengenai kunjungan Putera Mahkota Arab Saudi ke Tel Aviv yang dilakukan berulangkali.
Selain itu tentang penyataan Hamas bahwa rezim Zionis menipu para penguasa Arab di kawasan, rezim Zionis akan membangun ribuan unit rumah Baru di Tepi Barat, brigade Al Quds menyatakan bahwa pusat-pusat vital Israel berada dalam jangkauannya, sebanyak 2.500 pasukan AS telah meninggalkan Irak, Presiden Assad mengungkapkan misi utama Turki dan AS di Suriah, dan Al Houthi menegaskan persatuan nasional sebagai kunci kemenangan Yaman melawan agresor.
Pejabat Intelijen Israel: Bin Salman Bolak Balik Tel Aviv
Seorang mantan pejabat dinas kontraintelijen rezim Zionis Israel, Shin Bet mengatakan, laporan-laporan asing menyebutkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi beberapa kali mengunjungi Tel Aviv.
Stasiun televisi Al Mayadeen mengutip media Israel mengabarkan, seorang pejabat Shin Bet menuturkan, negara-negara Arab menganggap Pemimpin Otorita Ramallah Palestina tidak ada kaitan apapun dengan mereka.
Ia menambahkan, negara-negara Arab menganggap hubungan dengan Israel lebih penting dari cita-cita Palestina.
Mantan pejabat Shin Bet ini menegaskan, Iran adalah ancaman asli bagi Israel.
Menurutnya, laporan-laporan asing menyebutkan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman beberapa kali merasakan sinar matahari Tel Aviv.
Surat kabar Israel, Maariv, Jumat (2/10) malam mengungkapkan bahwa hubungan Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel terjalin berkat negosiasi intens, dan persetujuan Saudi.
Hamas: Rezim Zionis Tipu Penguasa Arab di Kawasan
Anggota biro politik Hamas, Khalil Al-Hayah menyebut motif rezim Zionis sengaja menipu negara-negara Arab dalam konspirasi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel demi memperluas wilayah Palestina yang didudukinya.
Khalil Al-Hayah hari Selasa (6/10/2020) mengatakan bahwa para penguasa Arab berusaha untuk mengkonsolidasikan pemerintahan mereka melalui kompromi dengan Israel, tapi rakyat dan kelompok Palestina akan melanjutkan perlawanannya hingga meraih kemerdekaan.
Khalid al-Battash, anggota biro politik gerakan Jihad Islam Palestina juga menekankan urgensi berdirinya negara merdeka Palestina dengan ibu kota Baitul Maqdis.
"Gerakan Jihad Islam berupaya memperkuat persatuan nasional Palestina demi menghadapi rezim Zionis," tegasnya.
Kelompok Palestina menyebut prakarsa AS-Zionis "Kesepakatan Abad ", aneksasi bagian lain Tepi Barat dan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai konspirasi AS.
Gerakan Palestina senantiasa menentang dan tidak akan menyerah dalam melanjutkan perjuangan melawan rezim Zionis.
Rezim Zionis akan Bangun Ribuan Unit Rumah Baru di Tepi Barat
Media Israel melaporkan keputusan Tel Aviv untuk membangun sekitar 4.400 unit perumahan baru di Tepi Barat.
The Times of Israel melaporkan, Komite tinggi perencanaan administrasi sipil Kementerian Perang Israel, yang menangani perizinan aktivitas permukiman di Tepi Barat akan mengadakan pertemuan akhir pekan depan untuk memulai pembangunan 2.500 rumah Zionis di Tepi Barat.
Menurut laporan itu, 1.900 unit lainnya akan menerima izin awal untuk perencanaan konstruksi pada pertemuan tersebut.
Selama beberapa hari terakhir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumumkan persetujuannya untuk membangun 5.000 unit rumah di Tepi Barat.
Langkah ini diambil rezim Zionis tidak lama setelah melakukan normalisasi dengan UEA dan Bahrain.
Kedua negara Arab ini mengklaim mengambil keputusan tersebut supaya Israel meninggalkan pendudukan Tepi Barat, tapi faktanya justru rezim Zionis meningkatkan aksinya untuk menguasai lebih banyak wilayah Palestina.
Brigade Al Quds: Pusat-pusat Vital Israel Dalam Jangkauan Kami
Juru bicara Brigade Al Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, memperingatkan petualangan perang rezim Zionis Israel, dan mengatakan, pusat-pusat vital Israel berada dalam jangkauan senjata kami.
Abu Hamzah memperingatkan pecahnya perang mendatang dan menuturkan, perang ini dapat dilakukan dengan berbagai taktik berbeda, dan musuh akan terkejut.
Memperingati berdirinya Jihad Islam ke-33, Abu Hamzah mengatakan, tempat-tempat vital, dan fasilita sensitif Israel, dalam setiap perang di masa depan, berada dalam jangkauan senjata kelompok perlawanan Palestina.
Ia menambahkan, target strategis, dan akurat perjuangan berkelanjutan kami di Jihad Islam, dan Brigade Al Quds, adalah pembebasan Palestina bersejarah dari laut hingga sungai.
Jubir Brigade Al Quds menegaskan, pasukan perlawanan sudah berusaha keras, dan berhasil menyerang musuh baik di laut maupun darat.
"Gerakan Jihad Islam yang merupakan fenomena unik di Palestina, selama lebih dari tiga dekade berjuang melawan penjajahan Zionis," pungkasnya.
2.500 Pasukan AS telah Meninggalkan Irak
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengatakan 2.500 tentara Amerika Serikat telah meninggalkan Irak.
"Berdasarkan kesepakatan yang dicapai dalam Dialog Strategis Baghdad-Washington, AS telah menarik 2.500 tentaranya dari Irak," kata al-Kadhimi dalam wawancara dengan televisi al-Iraqiya, Sabtu (3/10/2020) malam.
"Penarikan pasukan AS dari Irak akan berlanjut," tambahnya.
Pada 20 Agustus lalu, PM Irak dan rombongan berkunjung ke Washington untuk melakukan dialog dengan para pejabat AS.
Menurut informasi yang disampaikan Presiden Donald Trump kepada al-Kadhimi, pertemuan Washington menyepakati bahwa AS akan menarik pasukannya dari Irak dalam tempo tiga tahun.
Kesepakatan ini dikritik keras oleh para politisi dan anggota parlemen Irak, karena mayoritas rakyat dan faksi-faksi politik Irak menuntut penarikan segera pasukan teroris AS dari negara mereka.
Parlemen Irak pada Januari 2020 meloloskan sebuah resolusi tentang penarikan pasukan AS dari negara itu.
Presiden Assad Ungkap Misi Utama Turki dan AS di Suriah
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, misi utama Turki dan Amerika Serikat adalah memperlemah pemerintah Damaskus dan memecah wilayah Suriah.
Hal itu disampaikan Assad dalam wawancara dengan televisi Zvezda Rusia pada hari Ahad (4/10/2020).
"Damaskus tidak akan membahas masalah stabilitas Suriah pada pertemuan Komite Konstitusi di Jenewa, karena ada kelompok lain non-Suriah yang terdiri dari orang-orang yang dipilih oleh Turki di sana," ungkap Presiden Assad.
Dia menjelaskan bahwa Turki dan negara-negara yang berada di belakangnya, termasuk AS dan sekutunya, tidak tertarik dengan kerja produktif Komite Konstitusi Suriah.
"Tuntutan yang mereka ajukan mengarah pada pelemahan pemerintah Suriah dan pemecahan wilayah," tambahnya.
Assad mengatakan bahwa inilah yang terjadi di banyak kawasan dan negara lain di mana AS memaksakan konstitusi yang menimbulkan kekacauan dan fitnah ketimbang mengarah pada stabilitas.
"Kami menolak pendekatan seperti itu. Kami tidak akan membahas masalah stabilitas Suriah (dengan mereka)," tegasnya.
Putaran ketiga pertemuan Komite Konstitusi Suriah digelar dua bulan lalu di Jenewa, Swiss dengan tujuan menemukan sebuah solusi politik dan menyusun konstitusi baru Suriah. Pertemuan itu diadakan di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Komite Konstitusi Suriah memiliki 45 anggota yang mencakup 15 kelompok oposisi dan masyarakat sipil Suriah, dan juga perwakilan dari pemerintah Bashar Assad.
Al Houthi: Persatuan Nasional Kunci Kemenangan !
Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman menekankan perlunya menjaga persatuan nasional Yaman untuk menghadapi musuh di semua bidang.
Televisi Al-Masirah melaporkan, Mohammed Ali al-Houthi hari Selasa (6/10/2020) mengatakan dalam situasi sulit saat ini ketika Yaman terus menghadapi agresi koalisi Saudi, persatuan nasional antara rakyat dan pejabat negara harus lebih kuat melebihi sebelumnya, karena menjadi kunci kemenangan.
Arab Saudi, dengan dukungan UEA, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan melakukan blokade darat, laut, dan udara negara tetangganya itu.
Perang yang dikobarkan Arab Saudi dan sekutunya di Yaman sejauh ini telah menewaskan lebih dari 16.000 warga Yaman, melukai puluhan ribu orang, dan membuat jutaan orang Yaman kehilangan tempat tinggalnya.(PH)