Sekjen Hizbullah Lebanon Sikapi Serangan Prancis terhadap Islam
(last modified Sat, 31 Oct 2020 03:49:56 GMT )
Okt 31, 2020 10:49 Asia/Jakarta
  • Sayid Hassan Nasrallah.
    Sayid Hassan Nasrallah.

Sekjen Hizbullah Lebanon, mengatakan kejahatan yang dilakukan oleh kelompok Takfiri tidak ada hubungannya dengan Rasulullah Saw dan umat Islam.

"Negara-negara Barat harus menghentikan dukungannya kepada kelompok Takfiri, ujar Sayid Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada acara perayaan Maulid Nabi Saw, Jumat (30/10/2020) malam, seperti dikutip IRNA.

Dia mengecam serangan di kota Nice, Prancis dan menandaskan bahwa kaum Muslim mengecam tindakan seperti itu dan yang sejenisnya baik di masa lalu maupun di masa depan dan serangan seperti itu tidak dapat diterima.

Nasrallah mencatat bahwa para pejabat Prancis tidak punya hak mengaitkan kejahatan yang dilakukan oleh satu orang kepada Islam dan kaum Muslim.

"Jika kita berasumsi bahwa seorang Kristen telah melakukan kejahatan, maka tidaklah tepat bagi kita untuk meminta umat Kristiani dan agama Kristen bertanggung jawab," jelasnya.

Sekjen Hizbullah mengkritik pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam dan kaum Muslim. "Tidak tepat jika berbicara tentang terorisme dan fasisme Islam," tandasnya.

Aksi protes mengecam pernyataan Presiden Prancis terhadap Islam dan kaum Muslim.

Nasrallah menggarisbawahi bahwa tidak ada Muslim yang menyebut kejahatan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Eropa di Aljazair, Libya, dan Afghanistan sebagai terorisme Kristen.

"Untuk menghormati Islam sebagai agama, maka istilah seperti terorisme dan fasisme Islam tidak perlu digunakan," imbuhnya.

Menurut Sekjen Hizbullah, para pejabat Prancis harus menemukan dan menyelesaikan akar penyebab krisis tersebut daripada menangani konsekuensinya, serta meyakinkan kaum Muslim di seluruh dunia bahwa klaim mereka tentang pembelaan kebebasan berekspresi adalah sebuah klaim yang kuat.

"Kebebasan berekspresi di Prancis dan Eropa tidak mutlak, tetapi terikat dengan pertimbangan keamanan dan politik. Mereka yang berbicara menentang Holocaust akan dijatuhi hukuman penjara," ungkapnya.

Dia berharap agar negara-negara Barat mempertimbangkan kembali makna kebebasan berekspresi. "Pemerintah Prancis harus menyelesaikan masalah secara mengakar, bukan menyerah pada terorisme," tambahnya.

Nasrallah menegaskan bahwa tidak ada Muslim di dunia yang menerima penghinaan kepada nabinya. "Seperti yang disarankan oleh Syeikh Al Azhar Mesir, menghina Nabi dan sakralitas agama di dunia harus dianggap sebagai kejahatan," pungkasnya. (RM)

Tags