Peringatan Biden kepada Putin soal Serangan Siber Rusia, Klaim atau Fakta
(last modified Sat, 10 Jul 2021 08:52:35 GMT )
Jul 10, 2021 15:52 Asia/Jakarta
  • Serangan Siber (ilustrasi)
    Serangan Siber (ilustrasi)

Gedung Putih di statemennya menyatakan, Presiden Joe Biden di kontak telepon dengan sejawatnya dari Rusia, Vladimir Putin memperingatkan serangan ransomware dan menegaskan bahwa dirinya akan mengambil langkah yang diperlukan untuk membela rakyat dari serangan ini.

Presiden Biden kepada Putin mengatakan bahkan jika pelaku serangan ini tidak melakukan aksinya atas instruksi pemerintah Moskow, Rusia tetap bertanggung jawab di kasus ini.

Di statemen ini disebutkan, "Presiden Biden menekankan pentingnya langkah rusia mencegah aktivitas seperti ini dan mengingatkan komitmen melanjutkan kerja sama terkait ancaman luas akibat serangan siber."

Sepertinya di samping friksi serangan siber, khususnya serangan ransomware di mana Washington menuding Rusia terlibat di kasus ini, menjadi salah satu isu terpenting di friksi dan ketegangan kedua negara ini.

Sama seperti di pertemuan pemimpin AS dan Rusia di Jenewa, Biden memperingatkan Putin akan dampak aktivitas hacker dan meminta Moskow melawan aktivitas hacker Rusia.

Serangan Siber

Biden baru-baru ini kembali menekankan di bidang ini bahwa jika serangan ini dilakukan atas sepengetahuan dan instruksi Rusia, maka Washington akan membalasnya.

Peringatan keras Bidne kepada Putin ini dilakukan setelah terjadi eskalasi serangan siber terhadap sejumlah perusahaan dan lembaga Amerika.

Selama beberapa pekan terakhir, serangan siber hacker terhadap lebih dari 200 perusahaan AS menjadi perhatian berbagai media. Perusahaan keamanan siber HUNTER LABS INC pada 3 Juli melaporkan, hampir 200 perusahaan Amerika mendapat serangan ransomware.

Serangan siber ini pertama menyerang Perusahaan Kaseya di Florida dan kemudian memanfaatkan jaringan perangkat lunak perusahaan ini untuk menyerbarkan virusnya.

Sejumlah perusahaan keamanan AS mengatakan ada jejak Revil, kelompok hacker Rusia di insiden ini.

John  Hammond, pakar keamanan siber seraya mengisyaratkan serangan siber ke perusahaan Amerika mengatakan, ini sebuah serangan besar dan merusak ke perusahaan dan pusat data Amerika. Isu serangan siber di Amerika memasan setelah terjadi serangan ransomware ke sebuah perusahaan pipa minyak dan penyedia daging.

Berbagai media Amerika bulan lalu melaporkan terjadi serangan siber ke infrastruktur perusahaan JBS, sebuah perusahaan penyedia dan distributor daging telah melumpuhkan aktivitas perusahaan ini di Australia, Kanada, Amerika dan Brazil.

Sebelumnya perusahaan pipa Calonial Amerika juga mendapat serangan siber dan membuat lumpuh pengiriman bahan bakar ke negara bagian timur Amerika.

Gedung Putih menuding Rusia penyebab seluruh serangan ini. Departemen Kehakiman Amerika memperingatkan serangan siber ini telah mengancam perusahaan negara ini dan para konsumen serta perusahaan ini harus memperkuat sistem keamanan sibernya.

Amerika dalam beberapa bulan terakhir dan setelah mendapat serangan besar siber, langsung menuding Rusia, tapi Moskow berulang kali menolak dakwaan tersebut.

Kedutaan Besar Rusia di Washington di statemennya menyatakan berharap Amerika mengakhiri tudingan tak berdasar ini dan sebaliknya fokus pada kerja sama dengan Rusia di bidang perlawanan terhadap kejahatan siber.

Pengakuan petinggi pemerintah Biden dan Gedung Putih akan rentannya AS dihadapan serangan siber dan peringatan terhadap Rusia di bidang ini terjadi ketika Amerika justru bertanggung jawab atas serangan siber di dunia.

Amerika ketika melancarkan serangan siber ke negara lain, di mana contohnya adalah serangan terhadap instalasi nuklir Iran dengan Malware Stuxnet, justru menyatakan serangan tersebut legal, sementara ketika mendapat serangan serupa dari negara lain atau rival, Washington langsung geram.

Serangan siber sebenarnya seperti pisau bermata dua, di mana hal ini juga dapat dilancarkan oleh pihak lain kepada Amerika. Serangan siber khususnya serangan ransomware ke Amerika, telah mempertanyakan klaim negara ini sebagai kekuatan siber terbesar dunia dan mengindikasikan musuh Washington mampu memberi pukulan telah kepada negara tersebut. (MF)

 

Tags