Amerika Tinjauan dari Dalam, 13 November 2021
(last modified Sat, 13 Nov 2021 11:40:49 GMT )
Nov 13, 2021 18:40 Asia/Jakarta
  • Hacker (ilustrasi)
    Hacker (ilustrasi)

Dinamika di Amerika Serikat selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting seperti FBI Peringatkan Korporasi AS soal Hacker Iran.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti Menlu AS: Jika Taiwan Diserang Kami akan Bertindak, Anggota Kongres AS Menentang Penjualan Senjata ke Saudi, Mantan Menhan AS: Kita sedang Dipermainkan oleh Iran, Senator AS Dukung Pemisahan Diri Texas jika Kondisi Memburuk, Biden-Xi dijadwalkan bertemu paling cepat pekan depan.

FBI Peringatkan Korporasi AS soal Hacker Iran

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI mengklaim, para hacker Iran berusaha menemukan situs-situs penjahat siber untuk mendapatkan informasi sensitif yang dicuri dari lembaga-lembaga pemerintah AS, dan asing, sehingga bisa digunakan untuk meretas lembaga-lembaga itu di masa depan.

Agen FBI

Dikutip CNN, (11/11/2021), FBI mengirim peringatan kepada perusahaan-perusahaan AS, dan berdasarkan saran FBI tanggal 8 November 2021, hacker-hacker Iran menunjukkan kecederungan pada dark-web, yang merupakan tempat para penjahat siber mengunggah informasi yang dicuri dari korbannya seperti alamat email, dan konfigurasi jaringan internet mereka.

Menurut CNN, FBI merasa cemas kelompok hacker Iran akan menggunakan informasi-informasi ini untuk masuk ke jaringan internet perusahaan-perusahaan AS.

Peringatan FBI dipusatkan pada masalah terkait bagaimana berbagai pengguna internet yang sebagian dengan motif mata-mata, dan sebagian lain dengan motif pemerasan, dapat menyalahgunakan dark-web untuk meraih tujuan mereka.

"Jika perusahaan Anda pernah terancam bahaya, FBI menyarankan agar Anda memikirkan bagaimana mungkin data-data yang bocor itu bisa dipakai untuk aktivitas destruktif yang lebih besar atas jaringan Anda," pungkas FBI.

Menlu AS: Jika Taiwan Diserang Kami akan Bertindak

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengklaim bahwa Washington dan sekutu-sekutunya menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara. Menurutnya jika dilakukan tindakan sepihak atas Taiwan, maka AS juga akan melakukan sejumlah langkah.

Antony Blinken

Antony Blinken, Rabu (10/11/2021) seperti dikutip Reuters mengatakan, AS dan sekutu-sekutunya akan mengambil tindakan "tidak spesifik" jika Cina menggunakan kekuatan terhadap Taiwan.

Saat ditanya apakah AS akan melindungi Taiwan jika diserang oleh Cina, Blinken kembali mengulang klaim bahwa peran Washington adalah memastikan Taiwan dapat melindungi diri sendiri, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi AS.

"Pada saat yang sama, saya pikir ini adil untuk mengatakan kita tidak sendiri dalam tekad untuk memastikan perdamaian dan stabilitas tetap terjaga di bagian dunia itu," imbuhnya.

Anggota Kongres AS Menentang Penjualan Senjata ke Saudi

Anggota Kongres AS, Ilhan Omar mengatakan penjualan senjata ke Arab Saudi ketika mereka terus membantai orang-orang Yaman, tidak dapat diterima.

Seperti dilansir IRNA, Ilhan Omar menuturkan pada Rabu (10/11/2021) bahwa ia sedang menyusun proposal untuk menghentikan penjualan rudal senilai 650 juta dolar ke Saudi yang diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS pekan lalu.

"Jika kita benar-benar yakin untuk memprioritaskan hak asasi manusia dalam kebijakan luar negeri AS, kita tidak akan mempersenjatai para pelanggar HAM," tegas anggota Kongres dari Partai Demokrat ini.

Departemen Luar Negeri AS telah memberitahu Kongres bahwa mereka menyetujui penjualan rudal udara-ke-udara senilai 650 juta dolar kepada Arab Saudi.

Washington mengklaim bahwa penjualan rudal ke Riyadh akan membantu mempertahankan serangan drone lintas batas yang membahayakan personel militer Arab Saudi dan AS.

Keputusan itu bertentangan dengan janji Presiden Joe Biden untuk mengakhiri perang di Yaman dan mencegah pengiriman senjata ofensif ke Saudi.

Para aktivis anti-perang dan pembela HAM menuduh pemerintah Biden melanggar janji dan memperburuk perang yang dipimpin oleh Saudi di Yaman.

Namun, Gedung Putih mengklaim bahwa mereka hanya berusaha membantu Saudi mengisi kembali persediaan rudalnya, dan menekankan rudal tersebut tidak akan dipakai untuk menyerang target di darat.

Mantan Menhan AS: Kita sedang Dipermainkan oleh Iran

Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa AS sedang dipermainkan oleh Iran, pada saat yang sama, ia juga menyinggung kecerdasan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Leon Panetta

Dalam wawancara dengan CBS News, Rabu (10/11/2021) Leon Panetta menuturkan, "Kekhawatiran saya, jika ini hanya masalah nuklir, maka saya pikir Iran sedang mempermainkan kita. Jika benar demikian, maka AS harus memutuskan apakah perlu bekerja sama dengan Israel untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir atau tidak. Itu akan menjadi keputusan yang besar."

Kemudian Panetta mengkritik masalah internal AS. Menurutnya, ancaman terbesar AS sekarang adalah gangguan dalam demokrasi, dan ketidakmampuan dua partai AS untuk bekerja sama demi kepentingan pemerintah.

Terkait Presiden Rusia, mantan Menhan AS menerangkan, "Saya mengenal Putin. Saya pikir saya kenal baik dia, jujur saya katakan. Dari sisi kecerdasan, dan bahwa ia adalah seorang 'tukang gertak'. Saya pikir Putin menyadari kelemahan AS, dan mampu memanfaatkannya."

Senator AS Dukung Pemisahan Diri Texas jika Kondisi Memburuk

Seorang Senator Amerika Serikat menyatakan dukungannya atas pemisahan diri Texas jika dinilai sudah tidak ada lagi harapan yang tersisa di negara ini.

Dikutip Newsweek, Senin (8/11/2021), Senator Ted Cruz saat tampil di Texas A&M University, diminta tanggapannya jika Texas memisahkan diri dari AS.

Menurutnya, sekarang Texas belum siap untuk memisahkan diri dari AS, saat ini Texas merupakan kekuatan luar biasa untuk menjaga AS supaya tidak terperosok ke jurang, dan tetap menjaga AS untuk berpijak pada nilai-nilai pembangunan. Akan tetapi, mungkin ia akan berubah pikiran jika sejumlah hal di AS mengalami perubahan.

"Jika Partai Demokrat menghancurkan AS, menutup Mahkamah Agung, menjadikan Washington negara bagian, dan jika mereka memperluas kecurangan pemilu, mungkin saat itu saya berubah pikiran, yaitu saat sudah tidak ada harapan lagi," paparnya.

Ted Cruz menegaskan, "Jika sudah tidak ada harapan lagi di AS, maka saya pikir kita harus mengambil alih NASA, mengambil alih militer dan minyak."

Biden-Xi dijadwalkan bertemu paling cepat pekan depan

Pertemuan virtual yang direncanakan antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan diadakan paling cepat pekan depan, seseorang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.

Presiden AS Joe Biden

Para juru bicara Gedung Putih dan Kedutaan Besar China di Washington menolak untuk mengonfirmasi apakah pertemuan itu akan berlangsung pekan depan.

Sebelumnya pada Senin (8/11), juru bicara Gedung Putih Karine Jean Pierre ditanya pada acara jumpa pers tentang waktu pertemuan virtual Biden dengan Xi.

Pierre hanya menegaskan bahwa pada prinsipnya sudah ada kesepakatan bagi kedua presiden itu untuk mengadakan pembicaraan sebelum akhir tahun.

Dia mengatakan pembahasan tentang pertemuan tersebut sedang dilakukan untuk memastikan berbagai aspek, tetapi menolak untuk menerangkan secara spesifik.

Pertukaran diplomatik yang agresif dengan China di awal pemerintahan Biden membuat para sekutu bertanya-tanya.

Para pejabat AS percaya menjalin kontak langsung dengan Xi adalah cara terbaik untuk mencegah hubungan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia itu meruncing menuju konflik.

Kedua belah pihak mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan untuk mengadakan pertemuan virtual antara Biden dan Xi sebelum akhir tahun setelah penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dan diplomat utama China, Yang Jiechi, melakukan pembicaraan di Kota Zurich, Swiss, pada Oktober.

Sumber-sumber pada Oktober mengatakan kepada Reuters bahwa, mengingat pembatasan COVID-19 di China dan keengganan Xi untuk bepergian, Washington bermaksud melakukan panggilan konferensi video pada November.

Pertaruhan untuk pertemuan itu tinggi. “Washington dan Beijing telah berdebat tentang isu-isu mulai asal-usul pandemi hingga persenjataan nuklir China yang meningkat“ tetapi tim Biden sejauh ini tak berharap banyak untuk hasil yang spesifik.

 

 

Tags