Sekarang Barat Mulai Khawatir Dampak Sanksi terhadap Rusia
(last modified Sat, 05 Mar 2022 03:53:48 GMT )
Mar 05, 2022 10:53 Asia/Jakarta

Berlin mengakui bahwa sanksi Barat terhadap Rusia memiliki efek negatif pada ekonomi Jerman. "Jerman bergantung pada gas Rusia," kata Robert Habeck, Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Jerman, merujuk pada dampak negatif sanksi anti-Rusia yang dijatuhkan Barat terhadap ekonomi Jerman.

Rusia memasok 40 persen gas negara-negara Eropa. Jerman, ekonomi terbesar Eropa, memasok sekitar 50 persen kebutuhan gasnya dari Rusia.

Menteri Jerman merujuk pada kemungkinan reaksi balik Rusia, terutama pemotongan tajam atau pengurangan ekspor gas ke Eropa, khususnya Jerman.

Sementara itu, Berlin adalah salah satu mitra dagang utama Moskow di Eropa, dan sanksi memberikan kerugian yang signifikan pada perusahaan-perusahaan Jerman.

Robert Habeck, Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Jerman

Perusahaan pengelola pipa gas Nord Stream 2, yang dikenal dengan Nord Stream AG, itu seolah-olah telah dinyatakan pailit. Pembangunan proyek pipa gas Nord Stream 2 telah selesai beberapa bulan lalu, namun Menteri Ekonomi Jerman telah mengumumkan bahwa proyek tersebut tidak akan mendapat izin peresmian dalam waktu dekat.

Pengakuan menteri ekonomi Jerman tentang kerugian besar yang disebabkan oleh sanksi ekstensif negara itu terhadap Rusia bertentangan dengan retorikanya sebelumnya.

Habeck memperingatkan pada awal operasi militer Rusia di Ukraina bahwa sanksi yang akan datang terhadap Rusia akan secara signifikan membatasi aksesnya ke pasar Eropa dan Amerika.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Meroket Lampaui 110 Dolar

Para pemimpin Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat telah mengumumkan pengusiran bank-bank Rusia dari sistem komunikasi antarbank (SWIFT) dan sanksi terhadap Bank Sentral Rusia.

Terlepas dari sikap yang tampak tegas Barat terhadap sanksi komprehensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia dengan dalih menginvasi Ukraina, negara-negara Barat tampaknya tidak memiliki penilaian yang tepat tentang konsekuensi negatif dari sanksi ini terhadap mereka.

Rusia dan Ukraina adalah produsen utama mineral, logam, dan produk pertanian, dan Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia.

Ini telah menambah kompleksitas sanksi anti-Rusia baru, dan telah membuat konsekuensi sanksi Barat yang meluas terhadapnya menjadi parah bagi ekonomi global. Karena harga minyak telah naik menjadi $ 120 per barel dan harga gas telah meningkat lebih dari 30 persen.

Berlin mengakui bahwa sanksi Barat terhadap Rusia memiliki efek negatif pada ekonomi Jerman.

"Jerman bergantung pada gas Rusia," kata Robert Habeck, Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Jerman, merujuk pada dampak negatif sanksi anti-Rusia yang dijatuhkan Barat terhadap ekonomi Jerman.

Perkiraan kerugian ekonomi global mencapai $400 miliar dari perang Rusia-Ukraina.

"Aksi militer Rusia di Ukraina menimbulkan risiko ekonomi yang signifikan bagi kawasan dan dunia. Masalah ini telah menambah bahaya yang mengancam ekonomi regional dan dunia," kata Kristalina Georgieva, Direktur Dana Moneter Internasional.

Meskipun Barat terburu-buru untuk menjatuhkan sanksi terberat pada Rusia, tetapi tampaknya dengan adanya retorika dari para pemimpin Eropa dan Amerika, mereka ingin memboikot ekspor energi Rusia karena ketergantungan Eropa yang signifikan dan punya kekhawatiran serius terhadap kenaikan tajam harga energi termasuk bensin.

Dalam hal ini, Gedung Putih pada hari Kamis (03/03/2022) menolak proposal oleh kelompok dua partai dari kalangan senator AS untuk melarang impor minyak dari Rusia, dan mengumumkan bahwa hal itu akan meningkatkan harga bensin untuk warga Amerika.

Baca juga: Impor Uranium dari Rusia Terancam, Perusahaan AS Minta Keringanan Sanksi

Jen Psaki, Juru Bicara Gedung Putih mengatakan, "Bukan kepentingan strategis kami dalam mengurangi pasokan energi global, dan ini akan meningkatkan harga bensin di SPBU untuk orang Amerika dan di seluruh dunia karena pasokan energi menurun."

Jubir Gedung Putih meremehkan ketergantungan AS pada energi Rusia, dengan mengatakan bahwa minyak Rusia hanya menyumbang sekitar 10 persen dari impor minyak AS.

Jen Psaki, Juru Bicara Gedung Putih

Jadi, jika Amerika Serikat, yang memiliki sedikit ketergantungan pada ekspor energi Rusia, berhati-hati terhadap sanksi terhadap energi Rusia, tugas Eropa sudah jelas sejak awal.

Faktanya, jika Moskow memutuskan untuk membalas dengan menangguhkan ekspor gas dan minyaknya ke Eropa, maka negara-negara Eropa akan menghadapi krisis ekonomi dan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Meskipun para pemimpin Uni Eropa mengklaim bahwa mereka dapat menghadapi langkah ini, tetapi negara-negara Eropa akan menghadapi krisis ekonomi dan sosial serta konsekuensi yang mengerikan.