Lavrov: NATO Sebagai Aliansi Pertahanan Hanya Kebohongan
(last modified Sat, 30 Apr 2022 05:26:46 GMT )
Apr 30, 2022 12:26 Asia/Jakarta
  • Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov
    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, "NATO sebagai aliansi pertahanan tidak lebih dari sebuah kebohongan, dan NATO telah mengubah posisinya dari bertahan menjadi menyerang setelah runtuhnya Uni Soviet."

Menurut laporan FNA, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Alarabiya pada Jumat (29/04/2022) malam menambahkan, "Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah berkembang lima kali ke timur setelah runtuhnya Pakta Warsawa, dan bila dikatakan bahwa NATO adalah aliansi pertahanan, itu bohong."

"Dengan runtuhnya Uni Soviet, NATO bergeser dari defensif ke ofensif, dan para pemimpin NATO melihat diri mereka dalam kondisi berperang dengan Rusia," kata Lavrov.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov

Menlu Rusia menambahkan bahwa Barat menolak perjanjian yang diusulkan tentang jaminan keamanan yang diminta oleh Moskow dan bahwa NATO tidak setuju untuk menandatangani Perjanjian Keamanan Eropa.

"Langkah kami di Ukraina sebagai tanggapan atas apa yang sedang dipersiapkan NATO untuk melawan kami, dan NATO telah mengirim senjata ke Ukraina yang radiusnya mengancam Rusia," ungkap Lavrov.

"Tujuan dari operasi militer Rusia di Ukraina tidak dapat dinegosiasikan dan akan berakhir segera setelah tujuan Rusia tercapai," tegas Menlu Rusia.

Bersamaan dengan permintaan berulang Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan menerima bantuan jutaan dolar dari Barat, serta menyusul langkah Barat baru-baru ini di dekat perbatasan Rusia, Presiden Vladimir Putin mereaksi permintaan bantuan militer dari para pemimpin Donetsk-Voluhansk di timur pada 24 Februari dengan memerintahkan serangan militer di wilayah Donbas. Setelah itu, jet tempur, artileri, dan sistem rudal Rusia menargetkan berbagai posisi militer Ukraina.

Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, telah memberikan dukungan keuangan dan militer yang luas kepada pemerintah Ukraina dalam beberapa tahun terakhir, dan terus mengirim tentara bayaran sejak awal konflik.(sl)

Tags