Kini Rusia Mengubah Sikap Soal Keanggotaan Ukraina di UE
Dmitry Polyansky, Wakil Tetap Rusia untuk PBB, mengatakan pada hari Kamis (12/05/2022) bahwa Moskow telah mengubah sikapnya tentang prospek Ukraina bergabung dengan Uni Eropa. Dia menekankan bahwa keanggotaan Ukraina di Uni Eropa tidak dapat dianggap sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Ukraina.
Sikap Rusia sejauh ini adalah tidak khawatir tentang bergabungnya Ukraina dengan Uni Eropa di masa depan. Namun, sikap ini berubah setelah Uni Eropa menunjukkan sikap yang sangat bermusuhan terhadap Rusia selama perang Ukraina.
"Kami belum terlalu khawatir tentang UE sejauh ini, tetapi setelah Josep Borrell berkata, 'Kita harus memenangkan perang ini', dan fakta bahwa UE memimpin dalam pengiriman senjata ke Ukraina, situasi telah berubah," kata Poliansky.
"Saya pikir posisi kami di Uni Eropa sekarang sama dengan posisi kami di NATO, karena tidak ada banyak perbedaan di antara mereka," kata WATAP Rusia untuk PBB.
Pada awal Maret 2022, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyerukan solusi militer untuk konflik saat ini antara Ukraina dan Rusia, dengan mengatakan konflik akan berakhir di medan perang.
"Perang saat ini hanya akan berakhir di medan perang," tulis Borrell dalam pesan Twitter. Borrell juga menyerukan peningkatan sanksi UE terhadap Rusia, dengan fokus pada sektor energi.
Sikap haus perang penanggung jawab kebijakan luar negeri Uni Eropa dalam menghadapi konflik militer skala besar saat ini di Ukraina, bertentangan dengan sikap Brussel yang tampaknya pasif dalam konflik regional dan internasional.
Uni Eropa, setidaknya sejauh ini, selalu berkomitmen untuk perdamaian dan mengejar penyelesaian damai konflik regional dan internasional, dan telah menekankan perlunya pendekatan negosiasi dan solusi politik untuk masalah ini.
Namun, Borrell sekarang secara terbuka menyerukan kelanjutan perang saat ini di Ukraina antara tentara Rusia dan milisi pro-Rusia di satu sisi dengan tentara dan milisi Ukraina di sisi lain.
Sikap Uni Eropa ini adalah tanda lain dari pemulihan hubungan yang meningkat antara Eropa dan Amerika Serikat selama kepresidenan Joe Biden.
Dmitry Polyansky, Wakil Tetap Rusia untuk PBB, mengatakan pada hari Kamis (12/05/2022) bahwa Moskow telah mengubah sikapnya tentang prospek Ukraina bergabung dengan Uni Eropa. Dia menekankan bahwa keanggotaan Ukraina di Uni Eropa tidak dapat dianggap sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Ukraina.
Keselarasan ini telah sangat memburuk selama kepresidenan mantan Presiden AS Donald Trump karena sikap sepihaknya.
Sekalipun demikian, perang Ukraina telah menjadi dalih baru untuk pertumbuhan konvergensi antara kedua sisi Atlantik, dan Uni Eropa bertindak dalam kampanye sanksi yang komprehensif serta memberikan bantuan senjata besar-besaran ke Ukraina sejalan dengan Washington.
Jadi, dari sudut pandang Moskow, tidak ada perbedaan antara Uni Eropa dan NATO dalam hal permusuhan terhadap Rusia, dan mengingat penentangan kuat Rusia terhadap keanggotaan Ukraina di NATO, posisi yang sama kini telah diambil mengenai keanggotaannya di Uni Eropa.
Dari sudut pandang Barat, perang Ukraina telah memberi Amerika Serikat dan sekutunya kesempatan berharga untuk memasuki fase perang proxy dengan Rusia dengan memberikan bantuan militer, senjata, dan intelijen besar-besaran ke Kiev.
Amerika Serikat telah lama menyerukan runtuhnya Rusia dan bahkan disintegrasinya. Kekhawatiran Washington dan Brussel tentang pengerahan kembali rudal nuklir Rusia di dekat perbatasan barat Eropa dan tindakan Putin terhadap kebijakan dan tindakan Barat telah memberi keduanya kesempatan unik untuk mengurangi kekuatan Rusia.
Dalam hal ini, Amerika Serikat dan mitra Eropanya terus mendesak perlunya Ukraina untuk bergabung dengan NATO, dan pada saat yang sama menyambut aksesi dua negara Eropa utara, Finlandia dan Swedia, ke dalam organisasi militer ini. Dengan demikian, mereka beranggapan bahwa lingkaran pengepungan Rusia di benua Eropa telah sempurna.(sl)