Putin Memperingatkan Tegas AS Agar Tidak Mempersenjatai Ukraina
(last modified Mon, 06 Jun 2022 04:12:15 GMT )
Jun 06, 2022 11:12 Asia/Jakarta

"Jika Amerika Serikat memberi Ukraina lebih banyak rudal jarak jauh, Rusia akan menargetkan bagian-bagian negara ini yang sebelumnya tidak ditargetkan," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia.

Dia menambahkan, "Tujuan dari provokasi bantuan senjata ke Ukraina adalah untuk memperpanjang perang di Ukraina."

Baru-baru ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Amerika Serikat untuk melengkapi negaranya dengan senjata jarak menengah dan mengatakan bahwa Kiev tidak berniat menyerang wilayah Rusia. Dia juga meminta Amerika Serikat untuk menyediakan sistem yang mampu menyerang target di luar 100 kilometer.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelinsk

Peringatan Putin akan tindakan AS untuk menyediakan sistem rudal yang dapat menembakkan roket dan rudal yang dapat menghantam wilayah Rusia adalah peringatan terbaru dan paling serius yang dikeluarkan oleh Moskow terkait masalah ini. Peringatan ini sebenarnya ultimatum kepada pemerintah pro-Barat di Kiev.

Rusia telah menolak untuk menargetkan banyak bagian Ukraina sejak awal perang, padahal Moskow dengan mudah dapat menggunakan semua jenis rudal balistik dan rudal jelajah, serta pembom strategis, untuk menyerang semua bagian Ukraina, meskipun faktanya itu adalah negara terbesar di Eropa.

Namun, langkah pemerintahan Biden untuk menyediakan sistem rudal HIMARS ke Ukraina menandai dimulainya babak baru dalam perang Ukraina dan kemungkinan militer Ukraina menargetkan wilayah Rusia.

HIMARS adalah peluncur roket ringan berteknologi tinggi yang dipasang pada sebuah kendaraan seperti truk. Sistem HIMARS merupakan bagian dari paket baru senilai US$700 juta untuk Ukraina yang diresmikan pada hari Rabu (1/6).

Beberapa sumber di pemerintahan Biden telah menyatakan bahwa jangkauan sistem rudal yang disediakan oleh Washington ke Ukraina adalah 80 kilometer, dan mengklaim bahwa Kiev dalam praktiknya tidak dapat menargetkan kedalaman wilayah Rusia dengan senjata ini.

Sekalipun demikian, sistem HIMARS sebenarnya mampu menembakkan roket dan rudal dengan jangkauan 300 km. Begitulah cara Washington, setidaknya secara teoritis, telah melengkapi Ukraina dengan sistem yang akan memungkinkan hal ini di masa depan.

"Jika Amerika Serikat memberi Ukraina lebih banyak rudal jarak jauh, Rusia akan menargetkan bagian-bagian negara ini yang sebelumnya tidak ditargetkan," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia.

Ukraina baru-baru ini meningkatkan serangan di daerah perbatasan Rusia, menewaskan sedikitnya tiga orang, yang menunjukkan bahwa Kiev memiliki akses ke beberapa senjata jarak menengah.

Saat ini, Amerika Serikat tampaknya berusaha membantu Kiev menghentikan pasukan Rusia dan sekutu paramiliter mereka di provinsi Donetsk dan Luhansk dengan mengirimkan sistem rudal HIMARS, senjata yang sangat mematikan dengan jangkauan yang cukup jauh.

Moskow sekarang sedang memusatkan operasi militer di dua wilayah ini untuk menduduki semua wilayah di sekitar kedua provinsi ini, demi menciptakan zona penyangga antara Rusia dan Ukraina. Karena Rusia telah mengakui sebelumnya atas Donetsk dan Luhansk sebagai dua negara merdeka.

Itulah mengapa sangat penting bagi Ukraina untuk mencegah kemajuan pasukan Rusia, terutama di Luhansk, dan untuk mendorong mereka mundur kembali.

Sejak awal krisis Ukraina, Amerika Serikat telah menempatkan dukungan keuangan, senjata, dan diplomatik untuk Kiev sebagai garis depan tindakannya. Washington telah memberikan bantuan $ 700 juta lagi ke negara itu sebagai paket dukungan Gedung Putih terbaru untuk mendukung Pemerintah Kiev. AS bahkan telah menyetujui bantuan keamanan, ekonomi dan kemanusiaan senilai $40 miliar untuk Ukraina.

Tujuan besar AS adalah untuk melibatkan Rusia dalam perang berkepanjangan di Ukraina yang selanjutnya akan melemahkan kekuatan militernya dan menguras sumber daya keuangan Rusia.

Itulah sebabnya Washington dan sekutu Eropanya, Inggris, sejauh ini telah mengirimkan jumlah senjata terbesar ke Kiev.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Sabtu (4/6) menuduh Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Inggris, telah mengubah Ukraina menjadi alat untuk mengontrol dan meletihkan Rusia.

Lavrov mengatakan, "Barat melarang Ukraina melanjutkan pembicaraan dengan Rusia, yang dua bulan lalu telah menerima proposal Ukraina sebagai dasar untuk sebuah resolusi. Negara-negara Barat telah memaksa Ukraina untuk meningkatkan sikapnya terhadap Rusia."(sl)

Tags