AS Akui Pendapatan Minyak Rusia Meningkat, Meski Disanksi
Wakil Menteri Keuangan AS mengakui bahwa pendapatan minyak Rusia mengalami peningkatan, meskipun menghadapi sanksi.
Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan militer ke Ukraina menyikapi pengabaian Barat terhadap masalah keamanan Moskow.
Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia, termasuk di sektor minyak.
Reuters melaporkan, Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo Selasa (14/6/2022) mengatakan, "Meskipun ekspor minyak mentah Rusia menurun, tapi pendapatan minyak negara ini meningkat, dan sebagai akibatnya, Amerika Serikat dan sekutunya perlu menemukan cara lain untuk menguranginya, termasuk langkah-langkah seperti menetapkan batas harga pembelian dari Rusia,".
Amerika Serikat sedang berkonsultasi dengan sekutunya di Asia dan Eropa untuk menetapkan batas harga minyak mentah Rusia, sehingga membatasi pendapatan minyak Rusia dari kenaikan harga minyak mentah.
"Washington belum memberlakukan embargo perdagangan besar-besaran terhadap Rusia, dan bahkan jika itu terjadi, dampaknya terhadap ekonomi Rusia akan sangat terbatas, karena volume hubungan perdagangan antara kedua negara terbatas," tegasnya.
Pusat Studi Energi dan Udara Bersih (CREA), yang berbasis di Finlandia dalam laporan terbarunya mengatakan bahwa Rusia memperoleh lebih dari 93 miliar euro dalam ekspor bahan bakar fosil selama 100 hari pertama perang Ukraina.(PH)