Kolombia Ingin Bentuk Pasukan Bersenjata Internasional untuk Lawan Israel
Sep 24, 2025 20:54 Asia/Jakarta
-
Presiden Kolombia, Gustavo Petro
Pars Today – Sebuah maneuver luar biasa terjadi di Sidang Umum PBB, Presiden Kolombia, mengumumkan ajakan terbuka dan kontroversial untuk membentuk pasukan internasional guna membebaskan Palestina.
Presiden Kolombia Gustavo Petro, Selasa (23/9/2025) dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, mengajak negara-negara Global South, untuk membentuk pasukan internasional guna membebaskan Palestina, dan melawan penindasan serta diskriminasi dukungan Amerika Serikat dan NATO.
Petro meminta negara-negara Global South, untuk memobilisasi pasukan militer kuat guna melindungi rakyat Palestina, dan membela kemanusiaan.
Ia menegaskan, negara-negara yang menolak genosida harus terlibat dalam pembentukan pasukan bersenjata untuk melindungi nyawa rakyat Palestina.
Kepada para peserta Sidang Umum PBB, Presiden Kolombia mengatakan, “Kita membutuhkan sebuah pasukan kuat dari berbagai negara yang menolak pembunuhan massal. Oleh karena itu saya minta bangsa dan negara-negara dunia, lebih dari semuanya, sebagai bagian tak terpisahkan dari kemanusiaan, untuk mengumpulkan senjata dan pasukan militer. Kita harus membebaskan Palestina.”
Petro menambahkan, AS dan NATO, sedang membunuh demokrasi dan menghidupkan diskriminasi serta totaliterisme dalam skala global, dan berbicara soal urgensi mengibarkan bendera kebebasan atau kematian yang menurutnya harus disertai warna putih perdamaian dan harapan.
Merespons pidato, dan protes Presiden Kolombia, terhadap Presiden AS, delegasi AS di Sidang Umum PBB, meninggalkan ruangan sidang sebagai bentuk protes Washington.
Seruan Presiden Kolombia, disusul pidato serupa oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang mengumumkan kesiapan Indonesia untuk mengirim 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza.
Dalam beberapa bulan terkahir, Kolombia, sebagai sebuah negara penting di Amerika Latin, telah melakukan sejumlah langkah signifikan dalam mendukung Palestina, mulai dari memutus hubungan politik dan diplomatik, sampai memboikot Israel.
Salah satu perkembangan terpenting di bidang ini adalah permintaan pemerintah Kolombia, untuk membentuk sebuah pasukan bersenjata kuat guna membebaskan Palestina. Berikut beberapa poin penting terkait masalah ini,
Konteks Historis dan Politik
Kolombia, sepanjang sejarahnya selalu berhadapan dengan permasalahan-permasalahan pelik dalam dan luar negeri. Negara ini mengalami perang saudara yang panjang sehingga menyebabkan perubahan asasi dalam kebijakan luar negerinya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kolombia, berusaha menjalin hubungan dekat dengan berbagai negara dunia termasuk negara-negara di Asia Barat. Dengan mendukung hak asasi manusia dan memerangi ketidakadilan di dunia, Kolombia, selalu memperhatikan masalah-masalah internasional dan kemanusiaan.
Masalah Palestina, yang di banyak wilayah dunia dianggap sebagai sebuah masalah kemanusiaan dan politik, bagi Kolombia, juga merupakan masalah yang sangat krusial.
Alasan-Alasan Politik
Permintaan Kolombia untuk membentuk pasukan internasional guna membebaskan Palestina, muncul dari sejumlah banyak alasan politik. Pertama, langkah ini dapat memperkuat hubungan Kolombia dengan negara-negara Arab terutama para pendukung Palestina.
Kolombia berusaha menemukan posisi yang lebih unggul di arena internasional dalam kebijakan luar negerinya, dan melalui cara ini ia memperkenalkan diri sebagai negara pendukung kemanusiaan dan keadilan global.
Kedua, permintaan ini bisa jadi merupakan reaksi terhadap kebijakan-kebijakan Israel dan AS terkait Palestina. Kolombia khususnya setelah perubahan politik di beberapa tahun terakhir, termasuk naiknya Presiden baru, terus mengeluarkan protes atas strategi Barat terkait masalah-masalah global, di antaranya Palestina.
Respons dan Tantangan
Permintaan Kolombia, untuk membentuk sebuah pasukan bersenjata kuat internasional berhadapan dengan berbagai respons. Beberapa analis menilai permintaan Kolombia ini sebagai aksi simbolik, dan lebih kepada upaya menarik perhatian kepada masalah Palestina.
Di sisi lain, beberapa negara Barat, khususnya AS tidak senang dengan langkah semacam ini, dan buktinya adalah aksi walkout delegasi AS dari ruang Sidang Umum PBB saat Presiden Kolombia berbicara soal pembentukan pasukan bersenjata internasional untuk melawan Israel.
Jelas bahwa sikap luar biasa yang diambil Presiden Kolombia tersebut dalam hal ini akan memperburuk hubungan negara ini dengan negara-negara Barat terutama AS.
Sementara itu pembentukan sebuah pasukan bersenjata internasional yang kuat dengan maksud untuk membebaskan Palestina, berpotensi dihadang berbagai tantangan serius dari sisi militer dan ekonomi.
Kolombia untuk mewujudkan tujuan semacam ini membutuhkan sumber dana, dan militer besar yang melampaui kemampuan negara ini, dan tentu saja untuk membentuk pasukan bersenjata dunia, dibutuhkan kerja sama terorganisir dengan berbagai negara.
Kesimpulan
Permintaan Kolombia untuk membentuk sebuah pasukan bersenjata internasional yang kuat guna membebaskan Palestina, menunjukkan perubahan baru dalam kebijakan luar negeri negara ini.
Langkah tersebut secara umum lebih kepada sebuah manuver simbolik dalam rangka mendukung hak-hak rakyat Palestina, dan menarik perhatian terhadap masalah Palestina.
Meskipun demikian, upaya mewujudkan tujuan ini akan berhadapan dengan banyak tantangan yang dalam jangka panjang bisa memberikan dampak luas pada kebijakan dalam serta luar negeri Kolombia. (HS)
Tags