Amerika Tinjauan dari Dalam, 18 Juni 2022
Perkembangan di Amerika Serikat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti unjuk rasa ribuan warga negara ini untuk menuntut pembatasan ketat penggunaan senjata api.
Ribuan orang berunjuk rasa di Washington dan kota-kota besar lainnya di AS menuntut tindakan keras terhadap kebebasan membawa senjata api yang telah menimbulkan banyak korban.
Peningkatan jumlah penembakan membabi buta di Amerika Serikat dengan jumlah korban yang besar karena ketidakpedulian pejabat Gedung Putih dan tekanan lobi dari produsen senjata telah memicu gelombang protes rakyat di negara ini.
Menurut ABC News, ribuan orang di Washington dan kota-kota AS lainnya menggelar demonstrasi massa pada Minggu (12/6/2022) pagi, menyerukan politisi Amerika untuk mengesahkan undang-undang yang bertujuan membatasi peredaran senjata api setelah terjadi pembunuhan bulan lalu di sebuah sekolah dasar di Texas.
Gerakan March for Our Lives, yang didirikan oleh para penyintas pembantaian Florida High School 2018, mengatakan telah merencanakan lebih dari 450 aksi unjuk rasa di seluruh Amerika Serikat, termasuk di New York, Los Angeles dan Chicago.
Dilaporkan sebanyak 40.000 orang telah berkumpul di Washington Central Park untuk menyuarakan tuntutan mereka mengenai regulasi ketat peredaran senjata api.
Menurut IBS News, para demonstran percaya bahwa demonstrasi ini, terutama di Washington, mengirim pesan sederhana kepada para pemimpin politik negara ini, bahwa "kepasifan Anda mengarah pada pembunuhan orang Amerika."
Menurut statistik dari Archive of Armed Violence, setidaknya 240 kasus penembakkan terjadi di Amerika Serikat dalam beberapa bulan tahun ini.
Jumlah kasus penembakan Amerika Serikat telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2021 terjadi hampir 700 kasus penembakan, yaitu 611 pada tahun 2020, dan 417 pada tahun 2019.
Lagi, 2 Orang Tewas Akibat Penembakan di Indiana AS
Penembakan di sebuah klub malam di Gary, negara bagian Indiana AS menyebabkan dua orang tewas dan empat lainnya luka-luka.
Amerika Serikat sedang menghadapi gelombang kekerasan, penyanderaan dan serangan bersenjata. Ribuan orang terbunuh atau terluka setiap tahun dalam penembakan di seluruh Amerika Serikat.
Menurut laporan resmi, ada sekitar 300 juta senjata api di Amerika Serikat. Ini berarti hampir ada satu senjata per orang di negara ini.
Menurut FNA, polisi kota Gary mengumumkan bahwa penembakan itu terjadi pada pukul 2 dini hari waktu setempat pada hari Minggu (12/06/2022).
Informasi tentang identitas penyerang serta motif dan detail penembakan mereka, belum dirilis.
Kebebasan membawa senjata di Amerika Serikat setiap hari mengarah pada kekerasan terkait penembakan di seluruh negeri. Banyak di antaranya berujung pada kematian, tetapi lobi senjata di Amerika Serikat begitu kuat sehingga Kongres sejauh ini menolak mengambil tindakan untuk membatasi orang membawa senjata.
Senator AS: Biden Tidak Peduli Masalah Inflasi
Senator Partai Republik mengkritik presiden Joe Biden, karena ketidakpeduliannya terhadap inflasi dan kenaikan harga bahan bakar.
Departemen tenaga kerja AS mengumumkan bahwa inflasi di negaranya naik menjadi 8,6 persen pada Mei, dan harga melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Di sisi lain, harga bensin di Amerika Serikat terus naik, dan rata-rata harga bensin beberapa hari lalu mencapai di atas lima dolar per galon (3,8 liter).
Senator Partai Republik dari Arkansas, Tom Cotton, Senin (13/6/2022) malam di akun Twitternya mengungkapkan, "Joe Biden tidak peduli dengan inflasi atau kenaikan harga bensin karena dia kurang empati. Keluarganya menjadi kaya raya karena transaksi ekonomi,".
Dengan hanya 150 hari tersisa sebelum pemilu paruh waktu, pemerintahan Biden memiliki sedikit waktu untuk meningkatkan kinerja ekonominya di antara para pemilih Amerika, yang perhatian utamanya saat ini mengenai inflasi.
William Galston, Direktur Studi Tata Kelola di Brookings Institution mengatakan, "Ekonomi jelas merupakan masalah utama tahun ini. Saya bisa menegaskan bahwa kita berada dalam situasi di mana dampak ekonomi terhadap pemilu serupa dengan apa yang terjadi pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Saya kira itu bukan kebetulan, karena untuk pertama kalinya dalam hampir 40 tahun, inflasi menjadi isu utama bagi pemilih".
Kebakaran Hutan California, Lahan Hampir 1.000 Hektar Hangus
Kebakaran hutan di barat laut San Bernardino, California, adalah salah satu dari lebih dari 30 kebakaran hutan yang telah membakar sekitar satu juta hektar di lima negara bagian Amerika Serikat.
Menurut Nytimes, kebakaran hutan yang bergerak cepat di California's Angeles National Forest telah meluas menjadi hampir 1.000 hektar dalam waktu lebih dari satu hari. Kondisi ini mendorong penutupan jalan dan evakuasi sebagian besar komunitas sekitar 30 mil barat laut San Bernardino.
Kebakaran yang dikenal sebagai the Sheep Fire tersebut, adalah salah satu dari lebih dari 30 kebakaran hutan yang aktif pada hari Senin (13/6/2022)
Menurut the National Interagency Fire Center, api telah membakar sekitar satu juta hektar di lima negara bagian. Kebakaran dengan gelombang panas di Barat Daya, telah dipicu oleh kondisi kering dan berangin yang berkelanjutan.
Peristiwa tersebut juga telah mendorong evakuasi di Arizona dan California Selatan. Kebakaran terbesar terjadi di New Mexico, yang menyebar di 680.000 hektar di hutan nasional negara bagian itu.
AS Naikkan Anggaran Perang Lunak Lawan Rusia
Pemerintah AS meningkatkan pendanaan ke beberapa perusahaan untuk mengintensifkan perang lunak melawan Rusia.
Reuters hari Rabu (15/6/2022) mengutip lima sumber melaporkan, sejak dimulainya perang Ukraina, pemerintah AS telah meningkatkan bantuan kepada tiga perusahaan teknologi yang mengerjakan desain VPN untuk meningkatkan akses Rusia ke media Barat.
VPN memungkinkan pengguna untuk menyamarkan identitas mereka atau mengubah lokasi mereka di dunia maya guna menghindari pembatasan geografis yang dikenakan pada konten tertentu.
Menurut laporan itu, perusahaan Siphon, nthlink, dan Lantern menerima setidaknya 4,8 juta dana dari pemerintah AS antara 2015 dan 2021.
Sejak perang di Ukraina meletus pada 24 Februari 2022, bantuan keuangan pemerintah AS yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan teknologi yang memberikan layanan PVN untuk warga Rusia meningkat hampir 50 persen.
Pendanaan untuk perusahaan-perusahaan ini disediakan melalui US Agency for Global Media, cabang utama perang lunak AS melawan negara-negara rivalnya.
Badan Media Internasional AS mengawasi outlet media yang berafiliasi dengan pemerintah seperti: VOA, Radio Free Europe / Radio Liberty dan beberapa outlet media lainnya.
Menurut Laura Cunningham, presiden OTF, salah satu perusahaan yang didanai pemerintah AS, organisasi di bawah kepemimpinannya telah meningkatkan dukungan untuk tiga layanan VPN di Rusia.
Cunningham mengklaim bahwa jumlah pengguna Rusia dari situs yang disponsori OTF di Rusia telah meningkat sebesar 4 juta selama sebulan terakhir.
Badan Media Global AS mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mendukung alat-alat perang lunak melawan Rusia
Namun, organisasi tersebut tidak memberikan angka pasti untuk anggaran yang dialokasikan untuk perusahaan-perusahaan tersebut.
Kesalahan Memalukan Sullivan Soal Biaya Sanksi atas Rusia
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih setelah berbicara di sebuah lembaga think tank Amerika hari Kamis (16/06/2022), ketika mikrofon masih menyala ia melakukan kesalahan dengan berbicara soal biaya sanksi yang diterapkan AS atas Rusia.
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya secara signifikan meningkatkan sanksi dan tekanan terhadap Rusia. Sementara Rusia sejauh ini membalas sanksi tersebut.
Menurut IRNA, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih membuat kesalahan dalam sebuah wawancara dengan lembaga think tank New American Security Center pada hari Kamis(16/6), waktu setempat, dan mengakui biaya penyitaan kapal pesiar Rusia untuk pemerintah AS.
"Kau tahu apa yang paling bodoh? ketika kita merebut salah satu kapal pesiar ini, kita harus membayar perawatannya. Pemerintah federal membayar pemeliharaan di bawah undang-undang penyitaan properti," kata penasihat keamanan nasional pemerintah AS itu sambil mikrofonnya masih menyala.
Setelah kesalahan Penasihat Keamanan Nasional AS, video pidatonya dihapus dari YouTube dan semua jejaring sosial, dan mereka yang memposting video di akun Twitternya juga menghapusnya.
Empat bulan setelah perang Ukraina, reaksi terhadap serangan militer Rusia, pengiriman senjata ke Ukraina, dan konsekuensi politik, militer, ekonomi dan sosial terus berlanjut.
Mengenai Sanksi terhadap Rusia, Ini Kata Penasihat Gedung Putih
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih setelah berbicara di sebuah lembaga think tank Amerika hari Kamis (16/06/2022), ketika mikrofon masih menyala ia melakukan kesalahan dengan berbicara soal biaya sanksi yang diterapkan AS atas Rusia.
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya secara signifikan meningkatkan sanksi dan tekanan terhadap Rusia. Sementara Rusia sejauh ini membalas sanksi tersebut.
Menurut IRNA, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih membuat kesalahan dalam sebuah wawancara dengan lembaga think tank New American Security Center pada hari Kamis(16/6), waktu setempat, dan mengakui biaya penyitaan kapal pesiar Rusia untuk pemerintah AS.
"Kau tahu apa yang paling bodoh? ketika kita merebut salah satu kapal pesiar ini, kita harus membayar perawatannya. Pemerintah federal membayar pemeliharaan di bawah undang-undang penyitaan properti," kata penasihat keamanan nasional pemerintah AS itu sambil mikrofonnya masih menyala.
Setelah kesalahan Penasihat Keamanan Nasional AS, video pidatonya dihapus dari YouTube dan semua jejaring sosial, dan mereka yang memposting video di akun Twitternya juga menghapusnya.
Empat bulan setelah perang Ukraina, reaksi terhadap serangan militer Rusia, pengiriman senjata ke Ukraina, dan konsekuensi politik, militer, ekonomi dan sosial terus berlanjut.
Presiden AS mencatat bahwa tingkat pengangguran 3,6 persen dan kekuatan relatif AS di dunia adalah alasan untuk optimisme tentang ekonomi.
"Saya yakin bahwa kita memiliki peluang yang lebih baik daripada negara lain mana pun di dunia untuk mengatasi kuartal kedua abad ke-21," pungkas Biden.