Rusia: AS harus Lebih Fleksibel untuk Menghidupkan kembali JCPOA
(last modified Sat, 02 Jul 2022 07:38:32 GMT )
Jul 02, 2022 14:38 Asia/Jakarta
  • Mikhail Ulyanov
    Mikhail Ulyanov

Wakil Rusia di organisasi-organisasi internasional di Wina menekankan pentingnya Amerika lebih fleksibel untuk menghidupkan kembali JCPOA.

Menurut laporan FNA, Mikhail Ulyanov Jumat (1/7/2022) di akun Twitternya seraya menyinggung pertemuan Deputi menlu Rusia, Sergei Ryabkov dengan Juru runding senior Iran, Ali Bagheri Kani di Moskow menulis, "Pertemuan ini adalah pertukaran pandangan yang sangat profesional mengenai status JCPOA saat ini dan prospek negosiasi Wina."

"Penilaian saya adalah: Terlepas dari semua masalah, kesepakatan nuklir masih bisa dihidupkan kembali. Jika ini terjadi, AS harus menunjukkan lebih banyak fleksibilitas," papar Ulyanov.

Perundingan pencabutan sanksi di Wina mengalami jeda sejak beberapa bulan lalu. Pemerintah AS sejak dimulainya perundingan ini ketimbang menggulirkan usulan praktis untuk memajukan negosiasi, berulang kali berusaha menuding pihak lain memperlambat proses perundingan dan menciptakan hambatan.

Masih menurut sumber ini, salah satu alasan kegagalan pihak Amerika di perundingan Wina adalah penentangan anggota Kongres terhadap pendekatan pemerintah Biden terkait JCPOA.

Henry Kissinger, mantan menteri luar negeri AS saat diwawancarai laman Spectator menyebut perjanjian nuklir dibahas di masa pemerintahan Barack Obama dengan Iran sebagai kesepakatan cacad dan berbahaya.

Ia bersama sejumlah elit politik di Amerika menilai kesepakatan nuklir tersebut tidak cukup karena tidak berhasil mengontrol seluruh elemen kekuatan Iran termasuk kekuatan regional dan kekuatan rudal.

Inspektur Badan Energi Atom Internasional telah mengunjungi fasilitas nuklir Iran berkali-kali, tetapi mereka tidak pernah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa program energi nuklir damai Republik Islam telah menyimpang ke arah tujuan militer. (MF)