Krisis di Sri Lanka Makin Rumit, Unjuk Rasa Berlanjut
(last modified Thu, 14 Jul 2022 13:53:23 GMT )
Jul 14, 2022 20:53 Asia/Jakarta

Sri Lanka sedang menghadapi situasi krisis yang semakin rumit. Negara ini menghadapi kelangkaan bahan bakar yang melumpuhkan. Banyak kendaraan yang ditinggalkan berderet-deret di jalan-jalan dekat stasiun pengisian bahan bakar umum.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa juga telah meninggalkan negaranya ke Maladewa pada Kamis (14/7/2022), tulis Kompas.com.

Informasi tersebut disampaikan seorang sumber keamanan tingkat tinggi di Kolombo kepada CNN ketika massa semakin marah karena Rajapaksa belum juga mengumumkan pengunduran diri.

Warga Sri Lanka dilanda kebingungan pada Kamis (14/7/2022) karena Presiden Rajapaksa melanggar janjinya untuk mengundurkan diri pada Rabu (13/7/2022) malam.

Rajapaksa dan istrinya pada Rabu dini hari berhasil kabur ke Maladewa dengan menumpang jet angkatan udara. Dia lantas menunjuk Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe bertindak sebagai pelaksana tugas (plt) presiden karena ketidakhadirannya.

Penunjukkan Wickremesinghe sebagai plt presiden semakin membuat publik marah, sebagaimana dilansir Irish Examiner. Massa menyalahkan pemerintahan Rajapaksa atas krisis ekonomi akut yang menyebabkan krisis pasokan makanan dan kelangkaan bahan bakar.

Undang-undang Sri Lanka melindungi presiden dari penangkapan ketika masih berkuasa. Karena itulah, kemungkikan Rajapaksa kabur karena masih memiliki kekebalan konstitusional dan memiliki akses ke jet militer.

Pada Rabu malam, massa berkumpul di luar gedung parlemen. Demonstran bentrok dengan petugas keamanan yang menembakkan gas air mata ke udara.  

Kantor Wickremesinghe mengumumkan jam malam skala nasional dan memberlakukan keadaan darurat, memberikan kekuasaan lebih luas kepada militer dan polisi.

Jam malam dicabut pada Kamis pagi waktu setempat. Pekan lalu, Rajapaksa dan Wickremesinghe mengumumkan bahwa mereka akan mengundurkan diri setelah pengunjuk rasa menyerbu kediaman resmi mereka. (RA)