Cina Kecam Sanksi Baru AS terhadap Iran
Pemerintah Cina bereaksi terhadap sanksi baru AS terhadap penjualan minyak dan produk turunannya dari Iran.
Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam menempatkan 10 perusahaan dan satu kapal dalam daftar sanksi dengan dalih memfasilitasi ekspor minyak Iran. Empat dari perusahaan yang terkena sanksi berbasis di Cina.
Mao Ning, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina dalam konferensi pers hari Jumat (30/9/2022) menyampaikan tanggapan terhadap sanksi baru AS atas dengan mengatakan, "Cina selalu menentang keras sanksi ilegal dan tidak dapat dibenarkan langkah yudisial Amerika Serikat,".
"Penting bagi pihak Amerika untuk meninggalkan praktik yang salah dalam menggunakan sanksi pada tahap apa pun dan berupaya mengambil lebih banyak tindakan untuk membawa hasil pada negosiasi pemulihan JCPOA," ujar Mao Ning.
Sanksi baru AS telah dijatuhkan dalam situasi ketika pemerintah Presiden Joe Biden mengklaim bahwa ia bermaksud memberikan alasan yang diperlukan untuk mengembalikan negaranya ke perjanjian nuklir JCPOA melalui negosiasi.
Selama beberapa bulan terakhir, pejabat pemerintah Joe Biden telah berulang kali secara terbuka mengakui kegagalan kebijakan tekanan maksimum, dan mengklaim bahwa mereka berniat mengembalikan Amerika ke JCPOA. Namun sejauh ini, mereka menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk kembali ke perjanjian nuklir internasional itu.
Sebagai negara yang bertanggung jawab, Republik Islam Iran telah berkali-kali menyatakan bahwa posisi Amerika Serikat adalah pihak yang melanggar perjanjian JCPOA, maka Washington harus kembali ke perjanjian ini dengan menghapus sanksi, yang diverfikasi implementasinya oleh Tehran.(PH)